Jahat

53 4 0
                                    

"Sayang aku ingin bertemu dengan istrimu itu. Aku ingin melihatnya," ujar Audrey seraya bergelayut manja di bahu gagah Agra.

"Untuk apa sayang?" tanya Agra seraya menatap wajah cantik Audrey penuh cinta.

Keduanya kini tengah berada di restoran untuk makan siang. Agra menyempatkan waktunya yang begitu padat untuk bertemu dengan sang kekasih yang kebetulan hari ini ada pemotretan untuk salah satu brand di lokasi dekat kantornya.

"Aku ingin tahu saja bagaimana wajahnya. Apa dia lebih cantik dari padaku atau tidak. Terus bagaimana sifatnya. Dan masih banyak yang ingin aku ketahui darinya."

"Semuanya biasa saja. Di mataku kamu yang paling sempurna sayang. Jadi tidak usah terlalu mengkhawatirkannya."

Audrey menatap Agra seraya mengerucutkan bibirnya. Menatap wajah tampan sang kekasih dengan raut wajah memohon. Agra menghela nafas. Tak pernah satupun keinginan Audrey yang dia tidak kabulkan. Apapun yang di inginkan wanita yang sangat di cintainya ini. Pasti Agra akan mengabulkannya.

"Baiklah sayang. Kamu boleh bertemu. Besok kalau keadaan Kayla sudah membaik dia pasti akan ikut ke kantor karena Papa menyuruhnya untuk menjadi sekertarisku.

"Dia sakit? Dan kamu merawatnya?" tanya Audrey posesif.

"Kalau bukan aku siapa lagi sayang. Aku merawatnya hanya menjalankan tugasku sebagai dokter saja. Tak lebih dari itu."

Agra membujuk Audrey agar tidak cemburu dan marah padanya. Di peluknya sang kekasih penuh cinta. Audrey terdiam saja. Tandanya bahwa dia marah.

"Baiklah untuk menebus kesalahanku. Bagaimana kalau hari ini kita pergi menonton ke bioskop?"

Audrey menggeleng pelan. "No... Aku sedang tidak mau menonton."

"Oh i know. Bagaimana kalau aku menemani kamu ke salon?"

Audrey tampak tersenyum merekah. Dia senang bukan main. Mengingat Agra sangat jarang sekali memiliki waktu yang banyak bersamanya karena kesibukannya. Kecuali di malam hari setelah Agra pulang dari kantor. Itupun jarang sekali karena terkadang Agra ada saja urusan di luar kantornya. Bibirnya kini mengecup pipi Agra sebagai tanda rasa bahagianya.

"Are you happy?"

"Yaaa aku senang sayang. Terimakasih banyak."

Keduanya kini langsung menuju salon terkenal langganan Audrey. Kali ini Agra yang menyetur mobilnya sendiri. Dia ingin menikmati waktu berduaan dengan Audrey tanpa ada yang mengganggu. Meski dia harus memundurkan beberapa jadwalnya menjadi besok. Yang terpenting sekarang yang menjadi prioritas adalah Audrey.

"Besok kamu bisa datang ke kantorku untuk bertemu dengan Kayla . Hanya lihat dan berkenalan saja bukan?"

"Baiklah sayang. Aku tak sabar ingin segera melihat wanita yang menjadi istrimu itu," ucap Audrey manja seraya menyandarkan kepalanya di bahu gagah Agra.

"Hanya sementara sayang. Kita sudah membuat kesepakatan."

"Hmmm... Baiklah."

Agra mengecup puncak kepala Audrey penuh cinta. Sedangkan Audrey kini menyandarkan tubuhnya di bahu kokoh Agra seraya memainkan handphonenya.

"Sayang... Ini ada tas limited edition. Hanya ada tiga di indonesia. Aku ingin membelinya. Warnanya sangat elegan sayang. Aku menyukainya!" ujar Audrey dengan mata berbinar menatap sebuah tas branded di layar handphonenya.

"Baiklah beli saja sayang. Aku akan transfer uangnya yaa," ucap Agra seraya tersenyum melihat wajah sang kekasih yang terlihat bahagia itu.

"Lihat dulu sayang. Baguskan?" Audrey menunjukan handphonenya pada Agra.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 10, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Wanita PilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang