Tak Sesuai Harapan

31 2 1
                                    

Pagi kembali menyapa dengan air hujan yang menghiasinya. Hari ini langit tampak mendung seolah mewakili hati. Jam kini menunjukan pukul 06.30. Agra baru saja terbangun dari tidurnya. Di lihatnya kini Kayla tidak ada di kamarnya. Membuat Agra menghela nafas lega. Karena tak harus melihat wajah wanita yang sangat enggan dia bertatapan dengannya.

Selesai mandi dan memakai baju kantor. Agra pergi menuju lantai bawah hendak melakukan sarapan terlebih dahulu seperti biasanya. Dan  disana Agra di di kejutkan dengan kehadiran Kayla yang sudah terlihat rapih dan tengah melakukan sarapan bersama dengan sang Ayah.

"Agra duduklah sarapan bersama istrimu," ucap Ardi seraya tersenyum.

Kayla menunduk dalam. Agra pun kini duduk di samping Kayla. Tanpa menatap istrinya tersebut sedikitpun.

"Maaf Mas aku duluan ke bawah karena kamu masih tidur dan Papa menyuruhku untuk segera  kesini," ucap Kayla.

"Hmmm tidak apa-apa." Jawab Agra singkat.

Ardi menatap sang anak yang terlihat cuek dan dingin terhadap Kayla. Dia menghela nafas. Sangat tahu bahwa di antara keduanya memang belum ada rasa cinta. Namun Ardi yakin bahwa seiring berjalannya waktu keduanya akan saling mencintai.

"Mas mau sarapan sama apa? Biar aku ambilkan!" tanya Kayla. Tentunya dia tahu apa saja kewajiban sang istri terhadap suami. Dan salah satunya yaitu melayaninya. Meski tak di pungkiri bahwa dia tak mencintai pria yang ada di hadapannya kini. Begitipun sebaliknya.

"Tidak usah. Aku ambil sendiri saja," ketus Agra singkat.

"Agra... Bersikap baiklah terhadap istrimu." ucap Ardi memperingatkan sang anak. Kayla terdiam seraya menghela nafas. Air matanya ingin saja turun. Namun dia mati-matian untuk menahannya.

Wanita mana yang tidak akan sedih jika menikah dengan seorang pria yang sama sekali tak menginginkan pernikahan ini. Harapannya untuk belajar mencintai kini sudah sirna. Ekspetasi tentang indahnya pernikahan dengan jalan perjodohan hilanglah sudah. Awalnya dia berfikir mungkin akan sangat indah jika menikah dengan pria yang belum di kenalnya. Rasanya akan berumah tangga namun seperti sedang berpacaran. Namun kenyataannya tidak. Sama sekali jauh dari harapannya. Saat ini jika bisa Kayla ingin keluar dari rumah ini. Pergi menjauh dari Agra. Namun apa yang harus dia katakan pada Ibu pengurus panti? Apa yang akan dia jelaskan pada orang-orang terdekatnya. Yang ada jika dia melakukannya hanya akan membuat kecewa semua orang. Termasuk adik-adik pantinya yang mungkin tidak akan sejahtera seperti sekarang.

"Maaf sayang. Mas mau roti sama selai strawbery. Tolong ambilkan yaa!" Kata Agra yang melihat ekspresi curiga dari sang Ayah. Setidaknya di depan sang Ayah Agra harus berpura-pura memperlakukan Kayla dengan baik. Dan menunjukan bahwa pernikahannya akan baik-baik saja serta harmonis.

Kayla tersenyum ketir. Dia tahu Agra sedang bersandiwara seperti yang semalam dia katakan.

"Iya Mas." Kayla langsung menyiapkan sarapan untuk Agra. Tak lupa juga dengan susu yang telah di siapkan oleh pelayan di atas meja yang dia taruh ke dalam gelas kecil.

Ardi tersenyum melihatnya. Ternyata Agra bisa menerima Kayla pikirnya. Dan diapun tak salah  memilih Kayla sebagai istri Agra karena sepertinya sangat patuh dan juga sabar.

"Agra bukankah sekertarismu sudah keluar beberapa bulan yang lalu? Dan kamu belum memiliki penggantinya kan? Meski kamu punya asistent tapi mereka berbeda melakukan tugasnya. Kalau begitu Kayla mulai hari ini menjadi sekertarismu saja. Agar kalian bisa terus bersama setiap hari. Dan cinta di antara kalian juga akan semakin tumbuh."

"Uhuk uhuk... " Agra terbatuk terkejut dengan perkataan sang Ayah.

"Tapi Ayah Agra sudah menemukan kembali penggantinya. Dia akan segera bekerja hari ini."

Wanita PilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang