Kamar Kos 02 (Part 1)

9.5K 262 8
                                    


Mungkin karena Sandi berzodiak Scorpio, saya selalu merasa sex appeal-nya awur-awuran. Memakai setelan lengan panjang dipadu celana panjang pun, kadang saya bisa ngaceng hanya dengan melihat wajahnya. Ditambah lagi dia seorang seniman. Pikirannya terbuka.

Orientasinya straight tulen. Namun dia tak pernah membatasi diri pada kenikmatan.

Siapa Sandi?

Penghuni kamar kos nomor 2.

Halo, jumpa lagi dengan saya, Romeo. Semoga kamu terhibur dengan kisah bersama Ali kemarin. Semoga kamu juga bisa menikmati kisah Ali dengan cara apa pun. Gesek-gesek guling, buka Hornet, pake tisu magic, terserah. Masih ada dua belas kamar lain yang kisah keteknya akan saya sajikan.

Ralat. Sebelas.

Kamar nomor 8 itu, si Wiga, saya masih harus cari cara mendapatkan keteknya.

Oke, kita lanjut cerita dari pagi hari setelah Ali menginap dan saya gagahi malam-malam sampai crot.

Pukul enam pagi, pintu kondo saya diketuk seseorang. Saya terbangun dengan mudah karena teringat hari ini harus pergi ke Bandung untuk meeting bersama para pemegang franchise toko roti saya. Saya melihat ke samping dan menemukan wajah Ali ada tepat di depan ketek saya. Dia juga memeluk saya. Mulutnya mangap. Mendengkur.

Lalu, saya gosok-gosok bulu ketek saya ke wajah Ali.

"HATCHIE!" seru Ali, bersin dalam tidurnya.

Saya terkekeh. Saya kecup kening pemuda itu, lalu saya uwel-uwel wajah saya di ketek Ali. Saya mengambil handuk dan berjalan ke pintu depan. Ketika saya membuka pintu, saya menemukan Sandi sedang bersembunyi di balik kumpulan bunga yang saya tanam di sepanjang dinding kondo. Sandi telanjang dada, hanya mengenakan celana pendek saja.

 Sandi telanjang dada, hanya mengenakan celana pendek saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Omong-omong, ini pemandangan yang biasa. Pun waktu yang biasa. Beberapa penghuni kosan, berlomba-lomba datang sepagi mungkin agar bisa mendonasikan spermanya untuk sarapan pagi saya, sehingga biaya kosan mereka bisa dikurangi.

Sandi adalah salah satu penghuni kosan yang rajin mengunjungi saya pagi-pagi untuk menyerahkan tubuhnya.

"Masuk," kata saya.

Sandi menoleh ke belakang, seolah-olah memastikan tak ada yang melihat. Lalu, dia membuntuti saya ke dalam.

Saya menjerang air untuk membuat kopi. Sandi langsung melepaskan celana pendeknya, menyampirkan celana itu ke sandaran sofa, lalu dengan pasrah berjalan telanjang bulat ke dapur.

"Pakai aja celananya," titah saya.

"Kenapa?" balas Sandi.

"Ali nginep semalam. Dia masih tidur, tapi mungkin sebentar lagi bangun."

"Oh." Sandi kebingungan.

"Atau pakai handuk itu," kata saya seraya menunjuk menggunakan dagu.

Sandi berjalan ke jemuran handuk yang ada di teras belakang kondo, membalutnya di bawah perut.

Kosan KetekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang