Bagian 4

97 52 50
                                    

Andaru sudah siap dengan setelan seragam sekolahnya, ia berlari kecil menuruni tangga,untuk bergabung mengikuti sarapan pagi bersama keluarganya, Ini sudah menjadi rutinitas pagi keluarga Gabrian adi laksa.

Gabrian sedang membaca koran dan secangkir kopi di depannya, ia menengok pada putranya sekilas,yang  menarik kursi untuk duduk di sampingnya, lalu kembali memfokuskan matanya pada koran lagi.

Andaru duduk di kursi depan Mamanya, yang sedang mengoleskan selai pada roti. " Mau sandwich?" Mamanya menawarkan sandwich, padahal di depannya ada nasi goreng, jelas saja andaru akan memilih nasi.

"Bikinin aja mah." sambil menyendokan nasi ke atas piringnya

"Dimakan ga?"

"Dimakan Mahhh" ia sedikit berfikir "buat di bekal aja." lanjutnya sambil menyantap nasi goreng buatan Mamanya dengan lahap.

Chantika dibuat terkejut oleh putranya ini, lantas ia menghentikan aktivitas mengoles selai pada roti nya itu, dan menoleh pada suaminya yang kini sudah mengalihkan pandangannya dari koran dan juga menatap istrinya sama-sama heran.

"Serius?" Mamanya mengerutkan keningnya, masih tidak percaya. apa benar ini putranya?

"Iya."

Gabrian juga penasaran, tumben sekali anaknya ini Mau di buatkan bekal.

"Buat siapa?" Tanya papanya,ia juga penasaran.

"Buat Bianca." dengan spontan, sambil menyuapkan nasi goreng ke dalam mulutnya, Gabrian mengangguk paham.

"Ohh, kalau gitu Mama buatin banyak deh." Mamanya tersenyum, dengan semangat ia mengoleskan selai di atas roti lagi.

"Ya jangan banyak-banyak juga mah, takut ga abis."

Papanya kembali bertanya, "Kamu berangkat bareng bia?"

"Engga pah, aku bawa motor."

Gabrian ber-Oh ria melirik istrinya dan tersenyum jahil, chantika menggelengkan kepala dan tersenyum,suaminya ini memang usil.

"Nah gitu dong, jangan di ajak ribut terus biancanya." ujar papanya, dan kembali memfokuskan diri pada koran yang tadi ia baca.

"iya"

"Di ajak pacaran aja."

Andaru nyaris tersedak nasi, mendengar perkataan Papanya itu. ia mengambil minum yang ada di depannya dan meneguknya, benar-benar papanya ini.
Mamanya hanya tersenyum menyimak percakapan ayah dengan anak ini.

Ia bediri dari kursinya dan pamit untuk pergi kesekolah "aku berangkat ya." lalu mencium tangan kedua orangtuanya bergantian, dan berjalan ke pintu utama, tapi sepertinya ada sesuatu yang terlupakan,ia kembali putar balik menuju meja makan.

"loh, ko balik lagi?

"Itu loh roti nya belum di kasih."

Chantika melihat kotak bekal yang masih ada di tangannya, ia benar-benar lupa "Oh iyaa, nih".

Andaru mencium pipi mama nya sebelum pergi "Makasih mah."

Mamanya tersenyum, tumben sekali putranya ini bersikap manis. "Iya, salam yaa buat bia." hanya di beri anggukan oleh putranya, lalu ia berlari keluar menuju garasi rumahnya.

Saat tiba di garasi,Matanya berbinar melihat motor ninja putih miliknya itu sudah kembali "si ganteng, akhirnya pulang." ujarnya dengan dramatis, sambil mengusap body motornya itu.

****

Jam 06.25 tumben sekali ia sudah berada di sekolah, sekolah pun masih tampak sepi, Bianca berjalan menyusuri koridor yang hanya ada beberapa orang yang berlalu-lalang.
ia memasuki ruangan felicity, hendak menunggu teman-temannya.

My Love DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang