Naja Pov...
Ia melangkahkan kaki nya ke perpustakaan, untuk menjernihkan isi pikirannya. sebab moodnya dipagi ini benar-benar sedang tidak baik. ia berjalan menyusuri buku-buku yang tersusun rapi di rak, dengan melihat buku-buku tersusun dan tertata rapi seperti ini saja, mood nya seakan kembali membaik.
Langkah kakinya terhenti di depan rak perkumpulan para novel, ia hendak membaca salah satu novel untuk pertama kali dalam hidupnya.karena merasa jenuh juga terus berkutat dengan buku-buku pelajaran. tangannya menyentuh salah satu novel yang berjudul "My love destiny." dengan cover merah muda.
dia menelisik setiap inci novel itu dengan seksama, perlu waktu cukup lama untuk menimang pilihannya itu."Baca ,engga , baca ,engga , baca." pilihannya terhenti di kata "baca".
"Engga."
"Dari judul nya aja udah engga banget." monolognya.
mulai melihat-lihat lagi novel lain, dengan buku my love destiny yang masih berada di tangannya, tiba-tiba matanya menangkap salah satu novel lagi yang berjudul. "Titik takdir." tangannya terulur untuk meraih buku itu. buku dengan penulis yang sama?keningnya sedikit mengerut dan memperhatikan kedua novel tersebut dengan bingung.
Renal Pov...
Ia berjalan di belakang gadis, dengan dua buah earphone yang terpasang di kedua telinga,dan kedua telapak tangan dimasukan ke saku celana. sesekali bersenandung dengan pelan mengikuti aliran musik yang terputar.
"Yeppeosseooo Nal- "saat ia ingin melanjutkan nyanyiannya, gadis di depannya tersenggol murid yang sedang berlarian,dan hampir saja terjatuh. untung ia dengan sigap menahannya dari belakang.
"Woy! liat- liat dong!"sedikit ngegas pada kedua orang itu.
"Sorry sorry nal, ini nih si Reska, ngejar-ngejar gue dari tadi. Sorry ya Bianca." ucap Odi siswa yang tadi menyenggol bianca
"Sorry bianca, lagi ngejar curut nih susah banget disuruh bayar kas." kata reska masih dengan menjewer telinga odi.
"iya gapapa." ucapnya singkat,dan langsung masuk kedalam kelasnya.
Renal hendak menyusul bianca ke dalam kelas, namun di tahan oleh Odi, dengan memasang muka melasnya,seakan meminta pertolongan padanya.
"Minggir."
"Tolongin gue Nal, singkirin singa betina ini dari gue" dengan muka puppy eyes nya itu.yang menurutnya lebih ke menjijikan.
"kenapa? lu berdua cocok."
"hah? ogah banget gue sama cowo kere kayak dia."Sanggah reska tidak terima.
"Udah sana, mending lo urus sendiri, prahara rumah tangga kalian." dan pergi meninggalkan keduanya.
Renal mendudukan dirinya di kursi paling depan,di samping bianca. ia memang selalu memilih kursi di depan sejak masih duduk di bangku Sekolah Dasar, karena baginya sangat mudah untuk memperhatikan pelajaran, dan bisa lebih fokus. Biasalah anak pinter.
bianca sedang gelisah, ia mencari-cari sesuatu di dalam tasnya,seperti kehilangan sesuatu.
"Gimana dong."monolognya
"kenapa?"
"Renal, kamus gue ketinggalan."
mengingat hari ini di jam pertama pelajarannya Mr.Tyo mapel bahasa Inggris, dan benda itu sangat diwajibkan, dan dibawa oleh setiap murid. Mr.Tyo terkenal dengan julukan killer,
guru ini tidak pandang bulu , janu yang notabennya cucu dari pemilik sekolah ini pun pernah terkena dampratnya. jadi untuk mencari aman murid- murid menghindari masalah dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Destiny
FanfictionBianca Deltara Adisson sempurna menurut pandangan orang lain, tentu. apa yang ia tidak miliki?previlage, teman ,kepintaran , ketenaran semua ada pada dirinya, tapi satu yang masih sulit ia dapatkan. yaitu, cinta yang tulus. "Entah plot twist apa, a...