Bagian 6

10 1 0
                                    

"Kentang goreng gue kebanyakan." ucap pria disampingnya itu, Renal memindah sebagian kentang gorengnya ke plato milik bianca.

Bianca terdiam, ia berhenti mengunyah makanannya lalu melirik pria di sampingnya itu dengan sinis
"Kalau sekiranya ga bakal ke makan, ambil secukupnya." sindirnya dengan sarkas.

Renal menggedigkan bahunya acuh, alasan yang sebenarnya adalah ia cukup greget melihat bianca yang hanya memakan beef dan tiga potong kentang saja. coba pikirkan, apa akan kenyang sampai nanti sore? ditambah sore nanti bianca harus les.

"Makan itu harus seimbang, sayur juga penting untuk mengurangi serapan kolesterol di usus halus." ujar Naja, ia juga memindahkan sayuran miliknya ke plato milik bianca.

Bianca terdiam menatap plato miliknya yang sudah terisi lumayan banyak lauk dari sebelumnya, ia berdecak pasrah dengan perlakuan kedua temannya itu.

"Hallo kakak ipar."

"Lo ngapain ke kantin kelas 11?"

"Apasih Bang, orang gue mau ketemu kakak ipar."

"Chello udah makan?"

"Asik, perhatian banget." Chello sedikit salting

"udah ko kak, kak Bia lanjutin aja makannya."

"Terus lo kalau kesini ga makan, mau ngapain?."

Chello menutar bola matanya malas "Ribet amat si ah lo bang." " ngapain kek, mau gue ngadain konser kek, fan meeting kek, fansign kek disini, terserah gue lah."

"Btw tumben kalian cuma ber tiga, biasanya udah kayak Avengers."

Nafsu makan Bianca seketika hilang, Pertanyaan chello membuat bianca kembali risau dan gundah, pikirannya kembali teringat pada saat moment tadi di UKS. Sejujurnya ia ingin menghindari janu, ia sengaja pergi kekantin hanya dengan kedua temannya, itupun ia mendapat paksaan dari Renal.

Namun sepertinya saat ini situasi sedang tidak berpihak padanya.

***

Tiba-tiba Atmosfer di kantin berubah saat kedatangan kedua laki-laki yang masih mengenakan jersey basketnya, tidak ada yang berani mengeluarkan senda gurau lagi. ruangan yang sangat luas ini berubah menjadi sedikit senyap.

Janu mengedarkan pandangannya, mencari keberadaan teman-temannya yang lain. " lo ga makan nih, serius?" tanya andaru. ia sedang kelabakan melihat menu makan hari ini, entah mengapa matanya berbinar jika berurusan dengan makanan.

Tapi tidak dengan janu, tatapannya terhenti pada satu objek pikat yang sedang ia cari, gadis yang selalu membuatnya tersenyum akhir-akhir ini. Ya, dia adalah Bianca.

"Engga. Gue duluan ya." ucapnya. Janu berjalan menghampiri teman-temannya yang lain, yang berada di kursi paling belakang.

"Eh, Panjang umur." ucap chello, saat janu sudah sampai di mejanya.

"Kok lo disini?" Tanya janu pada chello.

ia menghela nafas lelah, karena pertanyaan itu "Ini orang-orang pada kenapa si pertanyaannya? ga seneng banget sama kehadiran gue apa gimana si."

"IYA. "

"Why Dude?" ucapnya, dengan nada dramatis yang sedikit dibuat-buat.

"Lo berisik!" ucap ketiga temannya itu dengan serentak.

Chello merasa terpojokan, ia tidak terima di kroyok seperti ini.
"Yang berisik tuh dia." Balasnya, dengan menunjuk Andaru yang baru saja sampai.

"Gue baru datang ya, Kampang." ucapnya tidak terima.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 07, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Love DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang