Jangan lupa vote dan komentarnya ya...
Maaf, typo bertebaran..
Happy reading..
🍂🍂🍂
Disebuah pemakaman umum terdapat sebuah keluarga yang sedang berduka. Banyak dari kerabat dan juga sahabat almarhum yang datang. Guratan kesedihan terlihat sangat jelas di wajah mereka semua. Almarhum adalah orang yang baik dan sering membantu sesama, semua sahabatnya menjadi sedih karena kepergiannya yang mendadak seperti ini.
"Kamu yang sabar ya," ucap seorang pria kepada Dian sambil mengusap bahu gadis itu dengan lembut.
"Iya," jawab Dian dengan lirih, setidaknya disaat seperti ini dia masih memiliki kekasihnya yang menemaninya.
"Jingga mana?" tanya Adit Darmawan kenapa kekasihnya ini.
"Jangan tanya dia, dia yang udah bunuh Papa aku," jawab Dian ketus, untung saja di sini hanya tinggal sahabat-sahabat dekat mereka saja. karena yang lainnya sudah mulai berangsur meninggalkan pemakaman.
"Sabar," ucap Adit lagi mengusap lembut bahu sang kekasih.
"Yang sabar ya Tante, doain semoga Om Lukman diterima disisi Allah," ucap Gilang Mahendra yang merupakan sahabat Adit dan juga Dian.
"Aamiin."
"Lebih baik sekarang kita pulang, kasian tante Julia kecapean," ucap Anna Maurel Zakya dia adalah kekasih Gilang.
"Pulang kemana?" tanya Julia lirih, semua harta bendanya dan bahkan rumahnya sudah diambil oleh pria itu. Mereka tidak mempunyai apapun lagi.
"Tinggal di apartemen Adit aja dulu Tan," celetuk Ergi Wisnu Wijaya, dia juga merupakan sahabat Adit.
"Iya Tan, lagian apartemen itu juga jarang aku tempatin," jawab Adit memberikan senyuman hangat.
"Makasih Adit," jawab Julia yang merasa sedikit lega, walaupun dia tak ikhlas dengan kepergian sang suami yang begitu cepat.
Sedangkan di sisi lain, tak jauh dari makan Lukman terdapat seorang gadis cantik yang masih terisak. Dia tidak bisa melihat sang ayah dari kemarin, keluarganya juga tidak mengizinkannya. Jingga hanya bisa melihat dari balik pohon yang tak jauh dari makan sang ayah.
"Lo kenapa di sini?" tanya seseorang lembut sambil mengusap bahu Jingga.
"Papa udah nggak ada Rel," lirih Jingga menatap sahabatnya dengan tatapan sedih.
"Sssttt, yang sabar, bokap lo udah tenang di sana," ucap wanita cantik itu yang tak lain adalah sahabat Jingga dari SMA. Dia adalah Adena Fany Aurelia, orang yang selalu ada untuk Jingga dari dulu.
"Papa meninggal karena gue Rel," lirih Jingga lagi sambil memeluk Aurel dengan erat.
"Ini udah takdir, lo nggak salah sama sekali," jawab Aurel yang juga ikutan menangis. Dia menyayangi Jingga seperti saudaranya sendiri, walaupun Aurel tak bisa merasakan apa yang dirasakan oleh Jingga. Tapi dia tidak bisa melihat sahabat baiknya bersedih seperti ini.
"Gue salah Rel, gue yang salah," lirih cewek cantik itu yang semakin menangis pilu dipelukan sang sahabat.
Aurel tidak tau bagaimana caranya menenangkan Jingga. Gadis itu paham betul jika Jingga dan papanya begitu dekat. Terlebih lagi penyebab kematian papa dari sahabatnya ini adalah cowok sialan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jingga
Teen FictionYuhuuu Author comeback dengan cerita baru nih! Seperti biasa, budayakan memfollow author dulu sebelum membaca ya guys.. Cerita ini murni dari otak gue sendiri!! JANGAN PLAGIAT CERITA GUE!!! ***** Happy reading.. **** Jingga Areta Maheswari, gadis be...