Jangan lupa vote dan komentarnya...
Maaf, typo bertebaran..
Happy reading...
🍂🍂🍂
Jingga, gadis itu saat ini sedang berdiri di depan gerbang rumah Ergi dan juga Aurel. Sudah seminggu Jingga sering ke sini untuk bertemu dengan Aurel, tapi sepertinya gadis itu enggan untuk menemui dirinya. Jingga sudah mencoba menghubungi Aurel, tapi sepertinya gadis itu juga memblokir nomornya.
Bahkan untuk mendapatkan kata maaf dari Aurel, Jingga rela berdiri hujan-hujanan di depan rumah wanita itu. Jingga hanya ingin Aurel memaafkan dirinya, dan keadaan kembali seperti dulu lagi.
Sedangkan di dalam rumah, lebih tepatnya di dalam kamar Aurel dan Ergi. Aurel saat ini sedang menatap Jingga dengan tatapan dingin, dia tidak peduli apakah gadis itu akan menunggu di sana. Aurel kecewa kepada Jingga, dia bahkan rela membangkang terhadap perintah suaminya hanya untuk membela gadis itu. Tapi apa yang Aurel dapat? dia hanya disalahkan oleh Jingga.
"Udah satu jam dia hujan-hujanan, kamu nggak kasihan?" tanya Ergi menatap Jingga yang sedang mendudukkan tubuhnya di trotoar jalan.
"Aku nggak peduli, dia yang mulai," jawab Aurel acuh tak acuh sambil mendudukkan tubuhnya di rajang.
"Yakin? kalau kamu mau bicara sama dia silahkan, tapi pake payung," kata Ergi yang masih menatap Jingga, bukan dengan tatapan kasihan tapi dengan tatapan penuh kebahagiaan.
"Nggak papa?" tanya Aurel kepada sang suami.
"Iya, tapi kali ini aja," jawab Ergi menatap Aurel sambil tersenyum.
Tanpa banyak tanya, Aurel langsung keluar dari dalam kamarnya. Dia berjalan menuju pintu utama dan bertemu dengan Jingga, sebenarnya Aurel tidak tega melihat Jingga seperti ini. Tapi inilah yang diinginkan oleh gadis itu, dia merasa sesak jika Aurel ada disekitarnya.
Jingga, gadis itu tersenyum saat melihat sahabatnya berjalan keluar dari dalam rumah menggunakan payung. Wanita itu berjalan kearah pagar dan menatap Jingga dengan tatapan datar.
"Mau apa lo ke sini?" tanya Aurel tanpa membuka pagar rumahnya.
"Gue mau min-..."
"Minta apa? minta uang?" potong Aurel menatap Jingga tajam, mungkin dengan begini Jingga tidak perlu lagi hujan-hujanan didepan rumahnya. Agar gadis ini bisa membencinya pikir Aurel.
"Rel, bukan gitu. Maaf karena ucapan gue kemarin, gue emosi makanya ngomong kasar kayak kemarin," lirih Jingga menatap sahabatnya sendu.
"Oke, gue maafin," jawab Aurel seadanya.
"Lo masih marah ya sama gue?" tanya Jingga berusaha menahan rasa sakit dalam hatinya, belum lagi dinginnya air hujan yang semakin deras.
"Gue nggak pernah marah sama lo, tapi kali ini gue kecewa sama lo. Lagi pula gue cuma ngikutin keinginan lo, gue menjauh dari lo," jawab Aurel sinis.
"Rel, gue mohon maafin gue," lirih Jingga dengan air matanya yang sudah mengalir membasahi pipinya, tapi syukurnya hujan berhasil menyembunyikannya.
"Gue udah maafin lo Jingga, jadi gue minta sama lo jangan dekati gue lagi. Gue capek ribut mulu sama suami gue cuma gara-gara lo," jawab Aurel berusaha menahan air matanya, mungkin ini yang terbaik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jingga
Teen FictionYuhuuu Author comeback dengan cerita baru nih! Seperti biasa, budayakan memfollow author dulu sebelum membaca ya guys.. Cerita ini murni dari otak gue sendiri!! JANGAN PLAGIAT CERITA GUE!!! ***** Happy reading.. **** Jingga Areta Maheswari, gadis be...