Bab 14

173 14 5
                                    

Hari ini, merupakan hari yang sangat spesial untuk Dian, karena hari ini adalah hari ulangtahunnya. Gadis itu bahkan mengadakan pesta yang meriah dan mengundang banyak artis papan atas.

Malam ini gadis itu terlihat sangat cantik sambil menggandeng sang ibu yang berdiri di sampingnya memasuki ruang pesta. Dian tak henti-hentinya untuk tersenyum karena jujur hari ini dia sangat bahagia.

"Dian cantik banget ya," gumam Adit pada ketiga sahabatnya. Sedangkan ketiga sahabatnya hanya memutar bola mata mereka malas mendengar ucapan Adit. Jika dihitung sudah lebih sepuluh kali pria itu mengucapkan kalimat yang sama.

"Sekali lagi lo ngomong gitu, gue usir lo dari pesta ini," kesal Galang menatap temannya jengah.

"Ck! nggak bisa lihat teman senang lo," kesal Adit berjalan menuju Dian meninggalkan sahabatnya.

"Tante Julia akhirnya bisa tertawa lepas kayak gitu setelah kepergian om Lukman ya," kata Anna tanpa sadar.

"Benar banget, sekarang kelihatan bahagia lagi," sahut Aurel yang juga senang melihat jika mama sahabatnya bisa bahagia lagi.

"Jelas dia bahagia, pembawa sial belum hadir," celetuk Ergi yang mendapatkan tatapan tajam dari sang istri.

"Jingga nggak datangkan?" bisik Galang pada Gibran.

"Semua udah gue atur," jawab Gibran pelan, dan mendapatkan anggukan dari Galang.

Ya, Gibran dan ketiga sahabatnya sengaja membuat Jingga untuk tidak bisa datang ke pesta hari ini. Mereka tidak ingin membuat hari spesial Dian hancur dengan kemunculan Jingga. Terlebih lagi, mereka tidak ingin melihat Julia yang kembali merasakan kecewanya jika bertemu Jingga.

"Kita ucapin selamat ke Dian yuk," ajak Anna yang langsung menggandeng Aurel meninggalkan pasangan mereka begitu saja.

"Kak, lihat Jingga nggak?" tanya Aurel menatap sekitar.

"Mungkin dia nggak di undang," jawab Anna seadanya, karena dia juga tidak tau dimana Jingga.

"Oh iya, semua udah berubah ya. Mana mungkin kak Dian mau mengudang Jingga," batin Aurel yang hanya bisa tersenyum kecil.

"Hai, happy birthday kak Dian," sapa Aurel dan juga Anna bersamaan.

"Makasih," jawab Dian sambil tersenyum lebar dan memeluk kedua wanita itu.

"Tante cantik banget malam ini," puji Aurel pada Julia yang tak henti-hentinya untuk tersenyum.

"Kamu juga cantik sayang, bahkan semenjak hamil aura kecantikan kamu makin keluar," jawab Julia yang sukses membuat Aurel tersipu malu.

"Tante bisa aja," gumam Aurel malu.

Setelah itu, acara ulangtahun Dian pun semakin meriah. Setelah pemotongan kue, Adit mengajak Dian untuk berdansa dan hal itu diikuti oleh pasangan yang lainnya.

Berbeda dengan Gibran, pria itu saat ini sedang duduk sendirian menikmati pesta ulangtahun Dian. Dia tidak berniat bergabung dengan sahabatnya yang sekarang sedang berdansa didepan sana. Terlebih lagi dirinya yang tidak memiliki pasangan untuk berdansa, jadi lebih baik dia duduk di sini.

Sedangkan di sisi lain, Jingga saat ini sedang duduk selonjoran dilantai rumah mewah Gibran. Pria itu menyuruhnya untuk membersihkan rumah yang baru saja Gibran bangun untuk kedua orangtuanya.

"Capek banget," gumam Jingga sambil berusaha menarik nafas dalam.

Dari jam lima pagi tadi, Gibran menyuruhnya membersihkan setiap sudut rumah mewah ini sendirian. Tidak hanya itu, pria itu juga menyuruhnya untuk menata furniture sendirian.

JinggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang