Part 3

86.6K 8.6K 1.6K
                                    

"Sialan, pria sialan, dasar sialan," umpat Haechan sambil melempar asal bantal guling dari atas ranjang empuknya hingga jatuh berserakan ke lantai.

"Bibir suciku, huhu. Mami, bagaimana ini?? Mark sialan brengsek, suami sialan." rutuk Haechan lagi, mengusap pelan bibirnya yang masih jelas sekali terasa luka sobek-nya karna ulah keterlaluan Mark Jung tadi pagi.

Hanya karna ketahuan merokok, Mark jadi semarah ini dan tanpa ampun menggigit bibir bawah Haechan hingga mengalir darah segar dari sana.

Mengingat kelakuan kejamnya membuat Haechan jadi semakin merinding mengetahui fakta bahwa sekarang dirinya adalah seorang istri yang dimiliki oleh Mark Jung, dan besar kemungkinan pria itu akan bertindak lebih parah untuk kedepannya.

Untung sekali Haechan bisa cari alasan pada Mommy Tae setelah kejadian tadi, mengatakan kalau bibirnya sariawan, dan berusaha mati-matian meyakinkan mertuanya agar tidak curiga.

Sementara Mark hanya tersenyum miring, seakan mencemooh tanpa membantu sedikitpun, padahal semua ini merupakan ulah brengseknya juga.

Ingin rasanya Haechan membalas lebih kejam dari ini, namun tubuhnya terlanjur lemah karna serangan mendadak yang suaminya itu berikan.

Mommy Tae barusaja pulang setengah jam yang lalu karna harus mengurus beberapa hal, makanya ia tak jadi menginap sesuai yang dikatakan kemaren malam.

Haechan terlalu kesal jika harus tinggal dirumah sepanjang akhir pekan ini, makanya ia putuskan untuk pulang ke rumah orang tuanya dan mengatakan jika ia akan menginap saking rindunya pada Mami Ten.

Pemuda berkulit tan itu sudah siapkan beberapa stel pakaian untuk dua hari kedepan, dan melangkah keluar rumah siap-siap untuk berangkat, tentu saja tanpa meminta izin terlebih dahulu pada suaminya.

Lagipula, Mark juga tak akan peduli kemanapun Haechan pergi, begitupun sebaliknya.

Hampir satu setengah jam lamanya mengendarai Audi suv-nya, Haechan akhirnya sampai juga dirumah mewah bergaya klasik milik orang tuanya itu.

Sepanjang perjalanan tadi, Haechan sibuk berbincang via telepon dengan Hendery sang kakak, pria itu mengatakan kalau dirinya tengah sibuk mengurusi perusahaan cabang keluarga yang ada di Pulau Jeju.

Jadi, kemungkinan besar kali ini mereka tak akan bertemu dirumah.

Padahalkan sudah hampir dua bulan lamanya Haechan tidak berjumpa dengan Hendery, walaupun biasanya setiap kali bertemu mereka selalu bertengkar khas kakak adik, tapi kalau berjauhan seperti ini pasti bakal saling rindu juga.

Haechan melangkah santai melewati taman bunga yang sedang bermekaran indah di sepanjang taman halaman depan, tempatnya biasa duduk santai saat sore hari sambil menikmati teh hangat dan novel romance yang memang jadi pavoritnya.

Tapi sekarang tak ada lagi kenyamanan seperti itu, yang ada hanya desahan menjijikan dan tatapan tajam seorang Mark Jung padanya hampir setiap hari.

Haechan tersenyum lebar, berniat memberi kejutan pada Mami Ten karna memang dia belum mengatakan akan datang.

Namun diluar dugaan, baru saja tangan Haechan membuka pintu utama, matanya langsung terbelalak kaget saat menemukan barang-barang yang ada di ruang tengah jadi hancur berantakan.

Vas bunga dan photo keluarga-pun sudah berserakan diatas lantai dalam keadaan hancur lebur, Haechan langsung panik setengah mati.

Disekitarnya tak ada satu orangpun yang bisa Haechan tanyai, ia berlari secepat mungkin menuju kamar Mami Ten yang ada di lantai dua, dengan wajah cemas berharap menemukan pemuda itu dalam keadaan baik-baik saja.

AURORA [ MarkHyuck ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang