Part 13

85.6K 7.8K 3.7K
                                    


~ • • ~

Haechan seketika saja merinding sekujur tubuh sesaat setelah Mark Jung menghilang dari balik pintu ruangannya.

Alam bawah sadarnya bahkan mengolok dan menertawakan begitu kejam, mengatakan kalau Haechan adalah pemuda paling hina dimuka bumi ini.

Bersikap manja seperti tadi membuat harga dirinya tercoreng sempurna, dan Haechan tak tau kenapa cara bodoh semacam itu bisa terlintas begitu saja di kepalanya.

Bahkan di setiap helaan nafaspun Haechan masih bisa mengingat jelas bagaimana ia merengek dengan nada manja serta kerlingan mata menggoda kearah Mark.

'Ohh shit Haechan! apa yang kau lakukan?? apa otakmu begitu sempit karna tak perjaka lagi??' umpatnya dalam hati, melirik dengan ribuan rasa malu ke arah samping.

Dimana Jungwoo sedang duduk nyaman di bangkunya sambil sesekali tersenyum seakan mengejek dan menertawai Haechan.

Haechan yakin seratus persen kalau sekarang ini, Mark juga menganggap dirinya pemuda aneh dan menjijikkan yang suka menggoda orang lain.

Pemuda berkulit tan itu bahkan tak bisa lagi mengalihkan rasa malunya. Dengan segera ia meraih ponsel yang ada diatas meja kemudian langsung mengiyakan ajakan Renjun untuk mampir ke club malam sehabis pulang kerja nanti, padahal selama satu minggu ini Haechan selalu menahan diri untuk tidak mendekati hal-hal buruk yang dilarang Bubu.

Tapi sekarang, ia butuh setidaknya satu gelas alkohol untuk mengalihkan perasaan aneh bercampur malu yang sedang menguasai dirinya ini.

'Ayolah Haechan, kau bahkan sudah berhasil menjadi seorang jalang! menggoda pria kaya dan tidur dengannya!' keluhnya menahan diri agar tidak berteriak seperti orang bodoh.

Haechan masih waras untuk tidak menambah lagi rasa malunya di hadapan Kim Jungwoo.

Pukul delapan malam, Haechan akhirnya bisa bernafas legah karna berhasil meninggalkan kantor, berada di satu Gedung dan lantai yang sama dengan Mark membuat dadanya makin sesak.

Haechan bahkan tak bisa mengalihkan sedikitpun padangannya dari pintu ruangan pria itu, harap-harap cemas jika dia keluar hanya untuk sekedar mencemooh sikap rendahan yang Haechan tampilkan tadi.

Menantu keluarga Jung itu berlarian dengan segera menuju basemant kantor sebelum Mark keluar dari ruangan.

Mengendarai Audi Suv-nya menuju club malam tempat biasa, karna Renjun mengatakan kalau dia sudah menunggu hampir setengah jam lebih disana.

Setelah memarkir rapi mobilnya, Haechan langsung berhamburan mencari Renjun, menemukan pemuda itu tengah duduk manis di meja depan bartender, sambil sibuk menatap layar ponselnya.

"Njun." panggil Haechan tanpa minat.

"Ohh baby, apa yang terjadi?? kenapa tiba-tiba berubah fikiran dan ingin mabuk lagi?? bukannya kemaren kamu sudah memutuskan untuk berhenti nakalnya??" sapa Renjun sambil memeluk erat pinggang ramping Haechan sebentar, kemudian menyuruh pemuda itu untuk ikut duduk juga di bangku kosong sampingnya.

"Kacau dan sangat kacau." lirih Haechan dengan wajah kusutnya, menghela nafas berat hingga berkali-kali.

"Kenapa?? ada masalah lagi dengan suamimu?? atau mertuamu ingin kamu segera punya anak lagi??" tanya pemuda Huang itu faham sekali dengan masalah yang dihadapi oleh sahabat malangnya itu akhir-akhir ini.

"Lebih parah dari itu Njun, aku benar-benar hampir gila! akhhh sialan!" teriak Haechan frustasi, menarik pelan rambutnya dengan kedua tangan, membayangkan dengan jelas bagaimana ekspresi memalukannya saat menggoda Mark tadi siang.

AURORA [ MarkHyuck ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang