Part 11

96K 7.4K 2K
                                    

Pendingin ruangan di kamar mewah nan luas milik keluarga Jung ini seakan tak berfungsi lagi dengan baik karna gagal mengimbangi derasnya peluh yang berasal dari tubuh kedua insan yang tengah diserang oleh percikan api gairah dari sorot kelam masing-masing.

"Aku sudah menahan diri cukup lama!" geraman tertahan Mark sembari tangannya sibuk melepaskan piama tidur yang ia kenakan dan langsung membuangnya asal, sementara matanya tak lepas memandang netra kecoklatan Haechan yang sudah hampir redup dan sayu jelas sekali dikuasai oleh nafsu birahi.

Haechan memejamkan matanya perlahan saat Mark mulai menunduk dan mencium bibirnya sekali lagi, merasakan kenikmatan yang luar biasa beradu dengan telapak tangan besar Mark yang begitu lihai bergerak di sepanjang lekuk tubuh sintal Haechan, seakan pria itu tak sabar untuk menjelajahi semua bagian dari tubuh yang lebih muda tanpa terlewat satu jengkalpun .

"Kau benar-benar indah." gumam Mark dengan deep voicenya, sembari kedua tangannya begitu handal melepaskan semua bahan dari tubuh Haechan hingga polos sempurna dibawah kungkungannya.

Mark kembali menggiring pemuda itu agar membalas ciumannya tak kalah panas dari sebelumnya, bersusah payah melepaskan celana yang Mark gunakan dibantu oleh jemari liar Haechan yang sudah dibutakan oleh kabut gairah.

Haechan mengerang penuh kenikmatan saat sebelah tangan Mark dengan nakalnya mengelus perut datar pemuda itu sensual.

Kemudian tangan Mark merayap perlahan menuju nipple yang lebih muda, bermain disana hingga beberapa saat lamanya sebelum kembali menjelajahi kulit perut itu lagi.

Sesaat Mark menghentikan aksinya menggerayangi tubuh pemuda itu, lalu sedikit menjauhkan wajah agar netra abunya dapat menjelajahi dengan jelas tubuh Haechan dari ujung kepala hingga kaki.

Kulit tannya nampak indah karna terpaan cahaya temaram dari lampu kamar, dan detik itu juga Mark dibuat semakin gila menahan lonjakan gairah.

Tanpa ingin mengulur waktu, tangannya langsung bergerak cepat meraih sebungkus kotak kecil yang ada di dalam laci nakas samping tempat tidur, merobek bungkusan itu perlahan.

Tersenyum gemas saat menatap wajah Haechan yang mulai bersemu merah ditengah-tengah gerakan tangan Mark yang sibuk memasang pengaman itu pada kejantanannya yang sudah menegang sempurna semenjak tadi.

Mark sekali lagi menjatuhkan ciuman pada bibir ranum Haechan, melumatnya cukup intens dan penuh dengan perasaan menggebu.

Secara perlahan, Mark mulai bergerak diatas tubuh sintal itu, mengusap paha bagian dalam Haechan dan merasakan basah diantara selangkangannya.

Tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, fokus Haechan pada ciuman panas mereka hilang seketika saat merasakan tubuh bagian bawahnya teramat nyeri karna Mark mulai menyatukan miliknya di lubang Haechan secara perlahan.

Pemuda itu meringis dan mengeluh, menggigit bibir bawahnya kuat-kuat, sementara tangannya menggapai apa saja untuk menyalurkan rasa yang teramat sakit dilubangnya karna kejantanan Mark masih berusaha untuk menerobos masuk.

Mark berhenti sesaat, kemudian tangannya beralih mengusap perlahan peluh yang bercucuran di sepanjang dahi Haechan, berusaha membuat pemuda itu tenang.

Cukup gila bagi Mark, biasanya dia tak akan peduli sekalipun saat lawannya meraung merasakan sakit ditengah mereka bercinta, namun Haechan ini berbeda, seakan harus diperlakukan selembut mungkin.

AURORA [ MarkHyuck ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang