Langkah Haechan terasa berat sesaat setelah melewati gerbang berwarna gold yang menjulang tinggi, rumah mewah bergaya eropa milik keluarga Seo tersebut.
Semenjak berselisih faham dengan Johnny beberapa waktu lalu, Haechan tak pernah lagi datang kemari bahkan untuk sekedar berkunjung sekalipun.
Mengabaikan semua pesan permintaan maaf ataupun panggilan dari sang ayah, sebab hatinya masih sakit jika teringat kejadian menyedihkan itu. Dan Haechan tak tau kapan kemarahannya ini akan berkurang.
Tapi disisi lain, Haechan juga tak ingin dulu pulang kerumah Mark, dirinya masih kesal karna pria bajingan itu seakan menyalahkan-nya dalam insiden tadi, ditambah lagi mulut sialan Mark seakan mengatakan dengan tegas kalau Haechan ini pemuda gampangan yang gemar memanfaatkan keadaan karna kedekatan mereka akhir-akhir ini.
Padahal kan pemuda berkulit tan itu juga tak ingin hubungan mereka jadi sedekat ini.
Ditambah lagi kegiatan panas yang mereka lakukan dirumah Bubu pagi itu, ahh sudalah. Haechan tak ingin membahas lagi kesalahan terbesar dalam hidupnya tersebut.
Hari ini rasanya Haechan hanya ingin merengek pada Mami Ten, karna sejauh apapun ia pergi, hanya pemuda lembut berusia empat puluhan itu yang bisa menenangkan hati dan jiwanya.
Haechan menelan ludah gugup saat tangannya mulai menekan knop pintu utama, menemukan Ten dan juga Johnny sedang bersantai di ruang tengah, sesekali tertawa pelan karna acara televisi yang sedang mereka tonton.
Syukurlah, setidaknya orang tua Haechan bisa berdamai dengan keadaan, dan juga Mami Ten sudah mau berbaik hati memaafkan ke-khilafan suaminya itu.
Haechan berdehem pelan untuk memecah konsentrasi, "Mami, Haechan ingin bicara." ucapnya sesaat setelah Johnny dan Ten menoleh dan tersenyum begitu lebar kearah anak bungsu kesayangannya tersebut, nampak sekali raut bahagia keduanya karna Haechan sudah mau datang dan berkunjung.
"Nak, kapan datang??" tanya Johnny gugup bercampur canggung, ekspresinya jelas sekali masih menyimpan perasaan bersalah.
"Barusan." balas Haechan dingin, dan tanpa menoleh pada pria itu.
Ten segera beranjak dari tempat duduknya, berjalan mendekat kearah Haechan, "udah makan belum?? mau Mami masakin apa??" tanya pemuda itu sambil mengusap pelan punggung yang lebih muda.
"Mami, apa boleh Haechan bercerai saja?? dan pindah keluar Negri untuk memulai hidup baru disana...." tanya Haechan gugup bercampur takut, menghela nafas berat karna ekspresi terkejut Ten maupun Johnny setelah mendengar penuturan tiba-tiba dari mulut pemuda itu.
"Apa yang terjadi??" ucap Ten semakin bingung.
"Papi tau Haechan terpaksa menikah dengan Mark, tapi apa keputusan ini tidak terlalu cepat Nak, memangnya apa yang sudah dilakukan suami kamu??" tanya Johnny ikut andil walaupun kedengarannya masih ragu-ragu.
Haechan hanya diam, tak menjawab apapun pertanyaan Johnny maupun Ten.
"Duduk dulu sayang, kamu pasti capek kan??ayoo." Ten menggiring pelan tubuh Haechan dan membawanya untuk duduk di sofa.
Haechan menghela nafasnya cukup berat, "Apa Anda tidak malu bertanya seperti itu?? sekarang saya makin faham, semua yang dikatakan oleh orang-orang diluar sana itu ada benarnya, Anda menikahkan saya dengan anak dari keluarga Jung, semata-mata hanya untuk menunjang keberhasilan perusahaan saja kan??" ujar Haechan tiba-tiba menatap Johnny sambil tersenyum miring.
Sebenarnya Haechan juga tak ingin membahas masalah ini terlebih dahulu, tapi melihat sikap Johnny yang seakan peduli, membuat hatinya panas lagi bahkan sampai mendidih semua kemarahan itu di dalam dada Haechan.
KAMU SEDANG MEMBACA
AURORA [ MarkHyuck ]
Romance🔞 Karna perjanjian kuno keluarga besarnya, Mark Jung dan Seo Haechan terpaksa menjalani kehidupan sebagai sepasang suami istri. Tak bisa menolak, walaupun mereka sama-sama tak setuju dan tak saling cinta. Mark si Pengusaha muda dengan kehidupan beb...