1.Awal

71 14 1
                                    

Malam yang gelap gulita, hanya ada lampu jalanan yang menerangi sekitarnya.
Seorang laki-laki berjalan gontai entah kemana tujuannya, sambil sesekali tertawa dan mengoceh seperti orang yang sakit jiwa.

"Hahahaha, dasar sahabat anj*ng tuh Gani, gara-gara dia, gue jadi ginikan, hahaha," monolog Fattah tak jelas.

Ya, dia adalah Fattah Al-Azh yang baru saja pulang dari club malam.

~~~

Disisi lain, seorang gadis cantik yang mengenakan cadar baru saja turun dari bus kota dengan koper besar menyertainya, sepertinya dia baru pindah kedaerah sini.

"Alhamdulillah akhirnya sampe juga, yaa walau busnya cuma bisa nganter sampe sini aja," kata gadis itu mengucap syukur seraya tersenyum dibalik cadarnya dan ada sedikit nada kecewa yang terdapat pada ucapannya tadi.

"Aku harus ngabarin Umi nih, kalau aku udah sampe Jakarta. Takutnya, nanti beliau khawatir," Ucap gadis itu pada dirinya sendiri.

Lantas dia langsung bergegas mengeluarkan ponselnya dari dalam tas dan menelepon orang tuanya.

"Assalamu'alaikum Umi," salam wanita itu pada ibunya diseberang sana.

"..............."

"Iya Umi, aku udah sampe Jakarta. Umiiii aku kangen, pengen peluk Umi lagi," ucap gadis itu dengan nada sedikit sedih dan manja.

"............."

"Mmmm, aku masih di halte bus Umi, hehehe" dia terkekeh pelan.

"..........."

"Iya Umiku sayang, ya udah aku tutup ya Umi, assalamu'alaikum," ucapnya lalu menutup telepon setelah ibunya menjawab salam.

Setelah memasukkan ponselnya lagi kedalam tas, tiba-tiba pandangannya tertuju pada suatu objek.
Dia melihat seorang laki-laki berjalan oleng kekiri dan kekanan sambil cekikikan. Seketika dia takut.

"Ya Allah hamba takut, lindungilah hambamu ini dari orang itu," ucap gadis itu meminta pertolongan dari Allah.

Seseorang itu semakin mendekat, dan gadis itu langsung merapatkan diri beserta koper yang sedari tadi setia disampingnya ke dinding halte bus, memejamkan mata, seraya terus meminta pertolongan Allah.

Saat dirasa tidak ada tanda-tanda langkah kaki lagi, dia mulai membuka matanya dan mengintip ke arah seseorang tadi, dia tidak melihatnya lagi.

"Alhamdulillah, orang itu sudah pergi," katanya lega dan berbalik.

"ALLAHU AKBAR," teriaknya keras dan langsung berlari sekuat tenaga meninggalkan halte bus tersebut.

Gus BerandalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang