Pagi yang cerah dengan sinar matahari yang terang, mengusik tidur laki-laki yang sedang asyik memeluk gulingnya.
Perlahan tapi pasti dia mulai membuka matanya.
"Anj*ng, udah jam delapan," dia berteriak lalu bergegas turun dari kasurnya menuju kamar mandi.
~~~
Mobil sport warna merah mencolok dengan gagahnya memasuki area parkir. Tapi sayang tidak ada yang menyaksikan, karena bel masuk kelas telah berbunyi beberapa puluh menit yang lalu.
Fattah segera turun dari mobil dan bergegas menuju kelasnya.
Tok tok tok
Setelah mengetuk pintu kelas Fattah membukanya dan mengucap salam.
"Assalamu'alaikum, maaf bu telat," ucapnya.
"Wa'alaikumsalam, ya tidak apa-apa silahkan duduk," ucap Bu Lisa memaklumi keterlambatan Fattah, karena baru kali dia terlambat.
Dia pun duduk di kursi yang bersebelahan dengan temannya Leo.
"Tumben telat," sindir leo datar pada Fattah tanpa menoleh.
"Biasa," sahut Fattah cuek.
"Mabuk lagi?," Leo menoleh dan menyerngitkan dahinya.
"Iya, kemaren malam Gani ngajak gue ke club, jam dua belas malam baru pulang," jelas Fattah.
"Siapa suruh mau ikut, kayak gak tau Gani aja," kata Leo malas.
"Dah lah, mending gue belajar," ucap Fattah acuh dan mulai belajar.
Tak terasa sudah hampir dua jam Fattah dan yang lain belajar, kini bel istirahat berbunyi.
Triiiiiiiing
"Baiklah anak-anak, jam pembelajaran kita telah selesai, Assalamu'alaikum," ucap Bu Lisa dan meninggalkan kelas.
"Wa'alaikumsalam," jawab semua murid, lalu melakukan kegiatan mereka masing-masing.
"Besokkan tanggal merah, otomatis kita bakal libur, nah gimana kalau kita jalan aja," kata Leo sambil menghadap Fattah yang sedang memasukkan buku-bukunya kedalam tas.
"Ihhh najis, gue masih normal kali," sahut Fattah lalu pergi keluar kelas.
"Heh gue juga normal, maksud gue tadi tuh kita traveling kek biasa sama yang lain, bukan ngajak lo kencan," protes Leo.
"Gue harus ke pondok," sahut Fattah dan hanya dibalas anggukan oleh Leo.
~~~
Sesampainya di kantin Fattah dan Leo langsung duduk di meja yang masih kosong, lalu memesan makanan pada Mbok Tati.
Sedang asyik makan tiba-tiba Fattah dikejutkan dengan kedatangan Mita yang langsung memeluk lehernya.
"Sayangg," ucap Mita manja.
Sontak Fattah langsung melepaskan pelukan mita.
"Udah gue bilang, kalau.gue.gak.suka.sama.lo," ucap Fattah dengan penuh penekanan.
"Dan jangan panggil gue dengan kata menjijikan itu lagi," sambung Fattah dan pergi dari kantin.
Bagai mana Fattah tak kesal, setiap hari Mita selalu mengganggunya, dengan tingkahnya itu. Apa lagi Mita yang selalu memakai pakaian kurang bahan. Sama sekali bukan tipenya.
Melihat Fattah pergi, Mita juga ikut pergi dengan wajah kesal, namun ke arah yang berbeda.
Tak berselang lama Gani dan Dika datang menghampiri Leo. Karena kantin di kampus ini hanya satu dan terletak ditengah-tengah antara gedung jurusan Kedokteran dan MBA, tapi sangat luas dan besar.
"Mana Atta?" Tanya Gani yang baru saja duduk, disusul dengan Dika.
Sontak Leo menghentikan makannya dan menjawab.
"Gak tau, mungkin ke taman belakang. Biasa Abis di ganggu tante-tante," ucap Leo lalu menyantap makanannya lagi.
Gani dan Dika hanya mengangguk, sebab mereka tau siapa yang dimaksud Leo tante-tante.
~~~
Di taman belakang sekolah, Fattah tengah menyandarkan tubuhnya di batang pohon mangga besar, seraya melamun.
Huhhhh
Fattah menghela nafas pelan.
"Kenapa sih kamu ninggalin aku secepat ini, padahal waktu itu aku mau nyatain cinta kekamu," kata Fattah lesu sambil menatap foto seorang gadis ditangannya yang tersenyum arah kamera.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gus Berandalan
Fiksi Remaja[JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA AGAR GAK KETINGGALAN PART SELANJUTNYA] [DAN BUDAYAKAN VOMEN (VOTE DAN COMEN) AGAR AUTHOR MAKIN SEMANGAT NULISNYA] Jika kalian mendengar kata "GUS" apa yang ada dalam pikiran kalian? Pasti seorang anak Kiai pemilik...