tuan pangeran.

76 9 0
                                    

Tuan pangeran datang dengan iring-iringan yang sangat banyak.

Wajah yang tegas seolah mengatakan bahwa nona Diva adalah miliknya seorang.

Tulang hidung tinggi yang setinggi harga dirinya saat menghampiri nona.

Penerus mahkota yang terkenal dengan obsesinya pada kaum hawa.

Penerus mahkota yang akan melakukan apapun untuk mendapatkan apa yang ia inginkan.

Saya yakin ada banyak sekali harta yang ia bawa, dilihat dari pengawal kerajaan yang berjumlah puluhan.

Saking banyaknya sampai beberapa dari mereka menginjak taman yang merupakan tanggung jawab saya.

Tidak apa, lagipula tidak banyak yang akan saya lakukan hari ini.

Membersihkan lumpur di taman nona bukanlah masalah besar.

Rupanya tuan pangeran datang untuk melamar nona.

Ini adalah kabar besar.

Tapi tidak sebesar bahwa fakta nona menolak lamaran tuan pangeran.

Penolakan yang kesekian kalinya.

Tuan sangat marah.

Beliau melontarkan kata-kata tak pantas pada nona.

Mata nona tidak terlihat goyah sama sekali.

Tidak goyah melihat harta berkilauan yang ditawarkan oleh sang pangeran.

Entah kapan, yang pasti tuan pangeran akan kembali lagi.

Setelah tuan pangeran pergi, nona terlihat menutupi wajah cantiknya dengan kedua telapak tangannya.

Kawan nona yang sering berkunjung ada disana.

Sambil memeluk nona yang punggungnya terguncang hebat.

"Aku lelah."

Kulihat bibir nona berucap pada kawannya.

Saya langkahkan kaki ke dapur.

Untuk memasak air.

Sebelum membuatkan kedua nona teh untuk menenangkan hati mereka.


-tbc-

DivaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang