pergi.

20 2 2
                                    

Tangisan itu membuat saya enggan untuk meninggalkan nona sendiri.

Namun para pengawal sudah mulai berdatangan dan saya harus segera pulang.


Nona ditemukan tak bernyawa subuh itu.

Saya datang ke rumah nona dengan kondisi rumah yang ramai.

Bukan hanya karena rombongan tuan pangeran, namun juga tuan dan nyonya besar yang menangisi kematian putri tengah mereka yang diduga tak bernyawa karena upaya untuk bunuh diri.


Hati saya hancur.

Hancur berkeping-keping.

Layaknya cangkir teh yang pernah tidak sengaja nona jatuhkan.


Setelah upacara pemakaman digelar, saya menyiapkan bibit mawar pucat seperti pesan nona pada saya saat itu.


Mawar pucat yang akan ditanam disamping makam, karena tuan besar sedikit kurang suka dengan keinginan untuk menanam bunga mawar pucat diatas makam putrinya.

Tidak masalah, selama saya bisa menyelesaikan permintaan nona untuk yang terakhir kalinya.


Nona, bahagiakah nona disana?

Nona yang parasnya tidak akan bisa dideskripsikan dengan kata-kata rakyat jelata seperti saya.

Semoga nona bisa mendapatkan kebebasan yang anda inginkan disana.


Tuan dan nyonya besar menginginkan putrinya untuk terus hidup.

Namun nonaku menginginkan kematian.

Maka kupenuhi keinginannya seperti biasa.


-end-

DivaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang