Matahari sudah mulai tenggelam.
Ini saatnya untuk pulang.
Saya tidak tinggal di rumah nona atas permintaan tuan besar.
Tidak ada lelaki yang boleh tidur dirumah yang sama dengan nona selama ia masih lajang.
Namun tuan besar khawatir dengan nona yang sangat sering menerima teror dari para pria yang ia tolak, yang membuat ada beberapa pengawal wanita yang ditugaskan setelah para pelayan pria pulang ke rumah masing-masing.
Esok paginya, saya kembali ke rutinitas sehari-hari.
Kembali merapikan taman yang tidak lama kemudian akan dihancurkan oleh rombongan tuan pangeran yang tampak belum menyerah.
Menanam mawar yang tidak biasa, namun sangat disukai nona.
Meski pada akhirnya akan terinjak rombongan tuan pangeran.
Nona terus menolak.
Menolak.
Dan menolak lamaran tuan pangeran.
Namun tuan pangeran datang kembali.
Terus datang.
Dan datang.
Ia datang sejak mawar tak biasa nona masih kuncup.
Dan sekarang mawar itu sudah nyaris layu.
Ia masih belum menyerah.
Nona tidak lagi keluar rumah sejak matahari yang ketigapuluh terbit.
Beiringan dengan rombongan ketigapuluh tuan pangeran datang.
Gunjingan rakyat jelata membuatnya tak mampu menampakkan wajahnya lagi.
Tangisan nona bertambah lama seiring dengan pertambahan hari.
Dan saya menyajikan teh hitam setiap setelah beliau menyelesaikan tangisannya.
-tbc-
![](https://img.wattpad.com/cover/303570267-288-k371778.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Diva
FanficKisah singkat Diva, nona yang dihormati dengan kepandaian dan kecantikannya, dari sudut pandang sang tukang kebun, Rama. written by jadelinewrites. 2022.