[07]

8.9K 91 4
                                    

"Ahh ah iya Reyhh"

Rayna masih sulit untuk mengontrol tubuhnya sendiri. Sementara dua jari Rey kembali memasuki dirinya. Peluh di dahi dan badannya bercucuran, menandakan guncangan yang lebih besar sedang terjadi di dalam sana. Rey melipat bibirnya, mengaduk vagina Rayna lebih cepat dan cepat.

"Ud-udahh ahh Rey udahh" tubuhnya gemetar hingga terjatuh ke lantai.

Rey mengibaskan tangannya yang penuh cairan milik Rayna. Ia menatap Rayna dari atas, menyaksikan hal hebat yang telah ia buat padanya. Tak lama, ia mulai membuka simpul dasi di tangan Rayna. Kemudian mengangkat tubuhnya keatas pundak seperti membawa sekarung beras.

Terlihat cairan putih membasahi paha Rayna. Ia yang sudah lemas hanya bisa menurut, tubuhnya belum bisa tenang sempurna.

Rey menurunkan tubuhnya diatas kasur, menindih Rayna disana. Mereka saling melumat, sebelum Rey menjamah tubuh Rayna dengan lidahnya.

"Sekarang mau apa?" tanya Rey.

Rayna mengelus rambut Rey yang berantakan, ia tersenyum, "Sekarang.. kamu. What do you want Mr. Rey?"

"Serius?" ia menggerak-gerakan alisnya kemudian tersenyum. Rey bangun dari atas kasur, berdiri untuk melepaskan celananya yang masih sempurna menempel disana. Ia meloloskan semuanya. Untuk pertama kali Rayna melihat milik Rey yang begitu besar dan tegang, sudah terkurung terlalu lama di balik celana dalam hitamnya.

Mata Rayna tidak bisa lepas dari sana, itu lebih besar dari milik mantan suaminya. Ia sempat merasa takut bercampur penasaran, apakah vaginanya akan baik-baik saja dengan itu?

"Kamu suka banget ya mekinya aku mainin?" goda Rey, merapikan rambutnya ke belakang.

Ia mendekati tubuh Rayna dan memintanya membalikan badan sehingga ia bisa melihat pantat berisi Rayna yang sejak awal menggangu pandangan Rey. Satu tamparan mendarat di pantatnya.

"Mhh" Rayna menggigit bibirnya sensual, memperlihatkannya pada Rey yang tersenyum nakal di belakangnya.

Rey memgambil dasinya dari lantai, kemudian menaruhnya di leher Rayna sehingga ia bisa menariknya seperti sedang memacu kuda.

Rey memgambil dasinya dari lantai, kemudian menaruhnya di leher Rayna sehingga ia bisa menariknya seperti sedang memacu kuda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Karena itu, aku masukin dari belakang biar kamu bisa rasain kntl aku nyodok-nyodok meki kamu." ucap Rey.

Rayna tidak mengira mulut Rey akan begitu kotor di ranjang. Satu tamparan kembali mendarat di pantatnya.

"Mhh yeshh Mr. Reyhh"

Rey terkekeh, "Good my sluty Rayna."

Rey mencoba memasukkan kejantanannya ke dalam sana pelan. Rayna meringis, seperti ada sebuah tongkat yang memasuki tubuhnya. Rey menyentakan miliknya, memaksa masuk ke dalam sana seutuhnya.

Rayna menjerit, bibirnya membentuk huruf o. Tubuhnya turun ke bawah, mencoba beradaptasi dengan kejantanan Rey yang memenuhi miliknya.

"Shh ahh" Rayna kembali menundukkan kepalanya. Milik Rey mulai berkedut di dalam sana karena vaginanya terlalu sempit untuk menampung milik Rey.

Rey yang tahu akan hal itu, hanya memandanginya dari atas. Membiarkan kejantanannya berkedut menyiksa Rayna tanpa menggerakannya.

"Reyhh ahh" cairan putih kembali keluar dari sana. Rey meremas pantat Rayna dengan gemas.

"Gerakinn mhh gerakin Reyhh please" pinta Rayna.

"Gerakin gimana?" tanya Rey.

"Shh ahh gerakin" Rayna menundukkan kepalanya. Tak sabar menunggu Rey yang sibuk menggodanya, ia mencoba menggerakan tubuhnya maju mundur.

"Shhit gede bangethh mhh"

Rey tersenyum senang. Ia hanya terdiam dan membiarkan Rayna melakukannya. Sesekali ia mendesah pelan dibuatnya. Ia kembali mendaratkan beberapa tamparan seiring desahan Rayna.

"Mhh Reyhh please" Rayna mencoba menjangkau tangan Rey di belakang punggungnya, meminta Rey untuk segera mengambil alih.

Satu hentakan berhasil membuat Rayna menjerit, "Gini?" goda Rey.

Rey menarik dasi di genggamannya agar Rayna tidak menunduk. Ia kembali menghentakkan kenjantanannya di dalam sana, "Hm? Gini?" goda Rey lagi.

"Ahh nghh Reyhh i-iyaa"

Rey meremas pantat Rayna hingga meninggalkan bekas disana, kemudian menghujam tubuh Rayna dengan tempo berulang.

"Ahh ah ah shh"

Kedua kaki Rayna yang menumpu tubuhnya mulai terasa lemas, ia mengerutkan jari kakinya. Kedua tangannya meremas sprei dengan kuat. Setiap kali ia mencoba menunduk, Rey langsung menariknya. Ini lebih nikmat dan membuat lelah sekali. Ia tidak ragu untuk menejerit di tengah desahan-desahannya ketika milik Rey menghantam vaginanya dalam-dalam.

"Reyhh ahh mau keluarhh" pinta Rayna.

"Keluarin." jawab Rey. Bukan itu yang dimaksud Rayna, ia ingin berhenti sebentar. Rey kembali meremas pantat Rayna, membuat sang empu mendesah keras dan menarik-narik spreinya.

"Ahh Reyhh mau keluarhh mau pipishh" tubuh Rayna bergetar, seperti ada sesuatu yang akan meledak di dalam tubuhnya.

"Arghh aku bilang keluarin." jawab Rey dengan intonasi tinggi.

Rey terus menggerakkan pinggulnya maju mundur, menghujami vagina Rayna hingga kejantanannya tenggelam sempurna. Rey menaikan temponya sehingga Rayna bisa segera mengeluarkan cairannya.

"Ahh Reyhh ahh" Rayna menjerit hingga air mata tak terasa ikut menetes. Tubuhnya ambruk begitu mengeluarkan cairan yang ia sebut pipis. Rey membiarkannya kali ini. Ia membuang dasinya ke lantai. Kedua tangannya memegang pinggul Rayna dan menyentak-nyentakan miliknya kasar.

"Nghh Reyhh ahh ud-udahh"

Rey tidak menggubrisnya, ia menuju pelepasan. Tidak bisa berhenti sekarang.

"Dalem luar?" tanya Rey, suara nafasnya terdengar tidak teratur. Ia juga sudah kelelahan.

"Ahh ah lu-luar"

Rey meremas pantat Rayna, ia terus menghujami tubuhnya lebih dalam. Rey akan sampai. Setelah satu hentakan terkahir, "Arghh anjing."

Rey mengeluarkan miliknya, menembakan spermanya ke pantat Rayna yang memerah. Ia mendorong tubuh Rayna untuk berbalik dan merebahkan dirinya di sebelahnya. Nafas mereka masih memburu.

Sementara Rayna meringkuk, menggenggam erat sprei. Tubuhnya masih gemetar. Rey menatap wajah Rayna yang kelelahan. Ia menarik selimut untuk menutupi tubuh Rayna, meninggalkan kecupan di bibirnya sebelum ia beranjak pergi ke kamar mandi.

leave your trace to appriciate!

IMAGINE.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang