[05]

7.7K 89 4
                                    

"Ok, we try with condom dulu ya? Biar gampang masuknya." ucap Sian.

Ia bersemangat untuk mengajari Seah gaya baru dalam hubungan ranjang mereka. Ia mencabut kejantanannya pelan, terlihat cairan putih kental yang melumuri miliknya dari pangkal hingga ujung.

"Shh pelan pelan." pinta Seah. Miliknya terasa sama ngilunya dengan milik Sian.

Sian terkekeh, ia meninggalkan Seah seorang diri diatas kasur. Minggu kemarin teman dekatnya baru pulang dari luar negeri, ia memberi sekotak kondom sebagai hadiah untuk Sian. Ia tidak terlalu mengerti apa yang membedakan, katanya ini lebih tipis dan memberi sensasi menakjubkan bagi wanita.

Seah menatap Sian yang terus tersenyum di hadapannya. Ia sedikit kesal dengan tingkah suaminya dan hampir membatalkan rencana untuk mencoba gaya baru itu.

"Kenapa sih senyam senyum gitu, ga jelas."

Seah menarik selimut untuk menutupi tubuh telanjangnya. Tidak usah bertanya tentang Sian, ia sangat percaya diri berjalan tanpa busana dan memamerkan otot perutnya.

"Jelas dong kenapa. Masa harus aku jelasin lagi kita mau ngapain?" Sian terkekeh.

Seah tak membalas, ia membuang muka. Menyembunyikan pipinya yang tiba-tiba bersemu merah kembali.

"Mau masangin ga?" tanya Sian, ia menyodorkan bungkusan kondom yang sudah ia buka.

"Haーhah?" Seah terkejut.

Selama ini ia belum pernah menggenggamnya secara langsung seperti itu. Paling juga hanya menyentuh dari balik celana Sian atau pernah ketika menyentuh secara langsung pun itu karena paksaan Sian, ia yang membawa tangannya untuk menyentuh kejantanan suaminya itu. Rasanya aneh.

"Cobain." ucap Sian.

Seah masih tidak merespon, ia hanya melihatnya dari jauh.

Sian kembali terkekeh, "Sini aku ajarin. Biar kalau nanti kita main di luar, terus aku udah diujung kamu bisa pakein."

Seah memberi tatapan tajam. Sementara tangan Sian sudah menarik kedua tangan Seah untuk menyentuh kejantanannya. Seah memejamkan matanya, merasakan urat-urat yang timbul di batang Sian.

"Liat sayang, kan ini punya kamu juga." goda Sian.

Seah berusaha menarik tangannya, "Aku ga mau pegang kalau kamu ngomong yang aneh-aneh kaya gitu." ia merajuk.

Sian tidak mengerti aneh-aneh yang dikatakan istrinya, padahal tidak ada yang aneh sama sekali dengan menyentuh barang milik suami sendiri.

Ia akhirnya mengalah, "Iya iya ngga, sini gini nih caranya."

Sian menuntun tangan Seah untuk memasangkan kondom. Pergerakan lambatnya membuat milik Sian ngilu, ia ingin segera memulai permainan. Tapi harus ekstra bersabar menghadapi Seah-nya.

Sian menurunkan tubuhnya dengan posisi yang lebih terlentang, menyandarkan kepala dan bahunya pada dipan. Ia kemudian meminta Seah untuk menaiki tubuhnya.

Seah duduk di perutnya, menghindari kejantanan Sian yang menegang. Ia masih berusaha membiasakan diri, rasanya aneh berada diatas. Ia tersenyum tatkala tatapannya bertemu mata Sian. Ia segera menunduk, memeluk leher Sian untuk menyembunyikan pipinya.

"Malu." ia memukul pelan bahu Sian.

Sian terkekeh gemas melihat tingkah Seah diatasnya. Ia membantu menenangkan dengan kalimat-kalimat manis andalannya sehingga Seah mau bangun kembali dan siap mendengarkan instruksinya.

"Terus gimana masukinnya?" tanya Seah.

Sian memintanya untuk setengah berdiri dengan kedua lulut yang menumpu tubuhnya, "Masukin pelan-pelan pake tangan kamu."

IMAGINE.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang