[01] Alina x Lim

34.5K 188 0
                                    

Hari ini malam natal, tapi pasangan yang baru seumur jagung ini malah berjauhan. Yang satu sibuk menghubungi seseorang dan yang dihubungi sedang sibuk dengan dunianya sendiri.

Alina mulai kesal setelah beberapa kali belum tersambung juga, telepon genggam milik Lim rupanya dimatikan. Sepertinya sengaja, pikir Alina.

"Fuck. Gue udah sibuk daritadi dandan demi dia tapi malah ditinggal di apartemen sendiri. What a good bf he is."

Ia terus memaki-maki pada tembok, satu dua kali memukul tapi tidak membuat tangannya lecet sedikitpun.

Alina berjalan mondar mandir dengan tubuh yang ditutupi selimut tebal, masih setia dengan ponsel yang ia genggam. Terus menghubungi Lim yang berjanji akan menghabiskan waktu bersama dengannya. Tentu, malam natal adalah malam spesial. Harus dihabiskan dengan orang terkasih.

"Where are you?" tanya Alina dengan nada  yang curiga. Akhirnya Lim mengangkat ponselnya.

"So-sorry sayang. Aku dijalan, macet sumpah." jawab Lim.

Alina mengangguk-anggukan kepalanya, sepertinya Lim tidak berbohong. Terdengar suara-suara seperti bunyi klakson dan suara orang-orang yang bergemuruh.

"ーmaaf. Kamu laper ya? Aku beliin makanan dulu gimana? Kamu mau apa?" sambung Lim.

"Aku kedinginan, ngga laper."

Lim sempat berpikir, otaknya terasa mulai membeku karena cuaca yang dingin, "Kedinginan? Kamu lagi diluar?"

Alina mematikan sambungan teleponnya. Sementara di sebrang sana, Lim mendapati sebuah notifikasi chat yang ternyata dari Alina.

 Sementara di sebrang sana, Lim mendapati sebuah notifikasi chat yang ternyata dari Alina

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• Aku kedinginan nungguin kamu kayak gini

"Shit." Lim berdesis dan kemudian menekan klakson lama, "ーoke gue yang salah."

...

Lim melemparkan kunci mobilnya ke sembarang arah lalu menghambur memeluk Alina yang masih dalam balutan selimut tebal.

"Maaf sayang." Satu kecupan mendarat di bibirnya.

Alina kini tidak cemberut lagi. Namun beberapa detik kemudian, ucapan Lim merusak suasana hatinya.

"Aku mandi dulu ya? Atau gausah?" tanya Lim sambil tersenyum.

"Terserah."

"Mandi bareng aja gimana? Hmm kita coba di bathtube?" tanya Lim lagi.

Ia masih menampakan wajah bahagia, sementara Alina memilih duduk di sofa dan mengabaikannya. Sepertinya Lim belum mengerti situasi.

Bagaimana mungkin pacarnya mengajak ia mandi bersama sedangkan dirinya sudah menghabiskan banyak waktu untuk berdandan, manmpilkan yang terbaik di hari yang baik. Alina tidak habis pikir dengan ajakan Lim.

IMAGINE.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang