[04]

9.2K 88 3
                                    

Sian menggoda kedua bagian tubuh paling sesnsitif Seah, sehingga ia sedikit tergoda menikmati sentuhan demi sentuhan nakal yang Sian berikan.

Seah berdesis, berusaha untuk bangun. Tangannya memegang erat lengan Sian yang sedang meremas payudaranya, berusaha untuk melepaskan.

Tenaga Sian tentu jauh lebih besar, ia bahkan menyingkap tanktop Seah keatas. Memperlihatkan satu gundukan payudaranya dengan puting merah muda yang mengeras. Seah bergidik, darahnya terasa berdesir pelan tatkala sentuhan skin to skin yang Sian lakukan. Ia terlalu gemas dengan puting merah muda Seah, ia mencubitnya pelan dan menariknya.

"Shh kamu tuh ya." Seah kini menendang-nendang tubuh Sian agar ia segera menjauh. Bukannya tak ingin, tapi ia merasa terlalu cepat untuk melakukannya di siang hari.

"Kenapa? Suka?" tanya Sian.

Seah menggeleng keras, berusaha menahan desahannya. Tubuhnya bergerak-gerak tak tentu arah, membuat spreinya terlihat sangat kusut.

Sian melepaskan tangannya dari bawah, ia membuka seluruh tanktop Seah keatas hingga menampakkan dua gundukan bulat yang tak pernah lepas dari genggaman Sian. Ia memposisikan tubuhnya diatas Seah, kemudian menunduk mencicipi payudara Seah. Ia menjilati seluruh bagian payudaranya tanpa terkecuali, dan menyisakan puting merah muda untuk ia nikmati terakhir.

Seah masih tidak bisa diam, tangannya meremas rambut Sian dan menariknya kencang berharap dilepaskan. Namun Sian memanglah Sian, nafsunya lebih besar dari rasa sakit yang ia rasakan. Tak peduli bila nanti rambutnya rontok akibat ulah istrinya itu.

"Mhh udahh." desahan tertahan keluar dari mulut Seah.

Sian menatap Seah sebentar lalu terkekeh, "And you actually a shit, Seah."

Satu gigitan di putingnya berhasil membuatnya berteriak kesakitan. Walau Sian tidak menggigitnya dengan kasar, tapi itu cukup terasa linu dan perih.

"Please jangan ditahan. I miss your moan so damn much, sayang."

Sian mengecup bibir Seah yang kemudian berubah menjadi lumatan. Kali ini Seah menanggapinya walau tidak sebrutal yang Sian lakukan. Mereka saling bertukar saliva. Seah memejamkan matanya, Sian-nya tampak sangat tampan dalam jarak sedekat ini. Kedua tangannya meremas bahu Sian yang masih tertutup kaus. Ia mulai menikmati sentuhan Sian, tak lagi berniat memberontak. Seah merasakan cinta dan memahami rindu yang selalu suaminya katakan.

Lidahnya menyusuri leher Seah, berpindah ke lipatan dada hingga kembali ke gundukan bulat kesukaannya. Ia mengulum puting Seah untuk menyingkirkan rasa perih, satu tangannya meremas pelan payudara kiri Seah.

"Nghh geli ish" tubuh Seah menggeliat, tangannya meremas apa saja yang ia temui.

Sian memanjakan satu payudaranya lagi, mengulum puting di mulutnya. Bayi besar Seah sedang menyusu, sebelum bayi betulan yang mengambil alih.

"Sayanghh" Seah mendesah kegelian.

Sian berhenti sebentar, tersenyum senang. "Enak. Coba aja beneran ada susunya." ia kembali mengulum, tubuh Seah sedikit tersentak. Ia memejamkan matanya sambil mendesah pelan.

Selang beberapa lama Sian akhirnya berdiri, membuka kaus dan celananya. Kejantanannya sudah berdiri tegak minta dipuaskan. Ia mendekatkan dirinya pada tubuh Seah, menopang badannya dengan kedua tangan.

"Mau coba WOT ga?" Sian menyeringai.

Seah tertawa geli membayangkan, ia memilih untuk menggeleng, "Kamu aja." jawabnya malu.

"Beneran? Mumpung aku kasih nih. Besok-besok ga ada." goda Sian.

Sebelumnya Seah pernah meminta dengan malu-malu bahwa ia penasaran dengan posisi Woman On Top. Ia bahkan menanyakan bagaimana cara melakukannya dan Sian berjanji akan mengajarinya. Tapi ia terlalu malu untuk melakukannya sekarang, di siang bolong.

"Ntar aja, kamu duluan." Seah terkekeh geli. Wajahnya memerah, mengalihkan pandangannya ke dinding.

Sian mengangguk, mengiyakan. "Langsung aja ya?" tanyanya.

Seah mengangguk setuju.

Sian merobek celana tipis Seah tepat di tengah. Ia sudah terlanjur bernafsu sekaligus ingin memamerkan hasil nge-gym nya dari sebulan lalu.

Seah menggigit kukunya. Jantungnya bedegup lebih keras melihat aksi Sian. Ia diminta untuk melihatnya, tidak boleh memalingkan wajah seperti tadi.

Sian mengurut kejantanannya pelan, melumasinya dengan cairan milik Seah. Perlahan ia arahkan miliknya memasuki vagina, mendorongnya hingga habis tenggelam. Tubuh Seah ikut terdorong keatas. Ia membulatkan mulutnya, meringis pelan.

Sian menaikkan kedua kaki Seah keatas pundaknya, mendorongnya lebih dalam. Tubuhnya ia dekatkan pada tubuh Seah hingga bibir mereka saling bertemu.

"Nghh ahh" Seah kembali membuka mulutnya tatkala Sian menggerakkan kejantanannya.

Sian dengan mudah dapat melumat bibir Seah kembali, mengulum lidahnya. Ia sudah beberapa kali menggigit bibir bawah Seah hingga membengkak.

Ia melepaskan pagutan bibirnya, kembali memuaskan yang di bawah. Sian menggerakan miliknya maju mundur, tubuh Seah kembali mengikuti irama. Hujaman demi hujaman Sian berikan, cairan bening milik Seah pun keluar sedikit demi sedikit membuat vaginanya semakin basah dan tentu Sian merasa senang. Ia semakin cepat menghujami vagina Seah, terasa begitu licin.

"Nghh ah ah ahh Sianhh" ia melepaskan desahannya dengan lebih leluasa. Kadang juga menjerit ketika Sian menghentakkan kejantanannya keras. Ia tidak peduli jika terdengar oleh tetangga.

Sian mulai memelankan gerakannya, ia mengeluarkan hampir seluruh kejantanannya keluar kemudian mendorongnya kuat. Seah meremas bahu Sian, spermanya terasa memenuhi rahim Seah. Sedikit terasa hangat. Tubuhnya merespon dengan baik, tubuh Seah ikut memghentak-hentak sambil memeluk tubuh Sian erat.

Sian mengecup pucuk kepalanya, memeluknya tak kalah erat. Sian mengangkat tubuh Seah dengan kejantanan yang masih tertancap disana. Cairan putih itu menetes-netes ke lantai, memperlihatkan berapa banyak yang ia keluarkan di dalam sana.

Sian menaiki kasur, menyenderkan punggungnya di dipan kasur dengan Seah yang berada di pangkuannya. Istrinya masih menunduk merasakan geli dan ngilu disaat bersamaan, ia menyenderkan kepalanya di dada bidang Sian.

Rasanya sungguh nikmat dan sedikit sakit dengan posisi seperti ini. Milik Sian gelisah dibuatnya, "Woman On Top?"

Seah mengangguk.

IMAGINE.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang