[08]

5.4K 57 2
                                    

sesuai request, jadi gue rombak dikit susunannya biar enak dibaca. so here it is Rayna x Rey part II ❤

Terakhir kali, Rayna terbangun dalam keadaan tertutupi selimut tebal tanpa Rey di sisinya. Ia mendapati sebuah amplop berisi sejumlah uang di meja makan dan dasi milik Rey yang sengaja ditinggalkan disana. Ia tidak mendapat pesan apapun, baik berupa sebuah surat atau chat perpisahan.

Ia terbangun dengan vaginanya yang sedikit membengkak dan merah. Sambil merutuki Rey yang tiba-tiba saja pergi tanpa pamit, ia membersihkan dirinya dan pergi bekerja. Walaupun seharusnya ia tahu, fwb tidak jauh berbeda dengan one night stand. Tapi rasanya tetap menyedihkan. Ia tidak mendapat perlakuan khusus pasca bercinta, tidak lebih dari ciuman di keningnya yang saat itu dapat ia rasakan.

"Seenggaknya punya lo gede, gue jadi ga kesel banget." ia menghembuskan nafasnya kasar.

***

Rayna melepaskan kemeja dan rok diatas lutut yang selalu ia kenakan saat bekerja di kantor. Ia menggerai rambutnya, menyimpan ikatan rambut di pergelangan tangannya. Merangkak menaiki kasur, ia membuka sedikit celana dalam yang menutupi vaginanya, terlihat sedikit basah. Kedua pahanya mengapit bantal, memposisikan lipatan vaginanya pada ujung bantal.

"Nghh hmm" Rayna menggesek-gesekan miliknya.

Ia terpaksa kembali dengan kebiasaannya, memuaskan diri sendiri. Dengan kekesalan dan rasa rindu pada Rey, Rayna melampiaskannya dengan ini.

Satu tangannya berusaha mengeluarkan kedua gundukan payudaranya keluar agar lebih mudah ia mainkan. Rayna meremas pelan payudaranya sambil terus menggerakkan pinggulnya maju mundur.

"Shh Reyhh" ia mencubiti putingnya dengan kedua tangan, membayangkan tangan Rey yang melakukannya.

Rayna menundukkan tubuhnya ke bawah, tangannya meremas ujung bantal dihadapannya dan menggerakkan pinggulnya lebih cepat. Vaginanya terlihat memerah akibat bergesekan dengan bantal. Cairan kental mulai terlihat sedikit membasahi ujung bantal itu. Ia terus melanjutkan aktivitasnya.

"Nghh gatelhh"

Ia mempercepat pergerakannya hingga vaginanya mengeluarkan cairan lebih banyak. Rayna berhasil melakukan pelepasan cepatnya. Ia merangkak menuju nakas sebelah kasurnya, membuka laci yang didalamnya terdapat sebuah vibrator berukuran kecil.

 Ia merangkak menuju nakas sebelah kasurnya, membuka laci yang didalamnya terdapat sebuah vibrator berukuran kecil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rayna menyandarkan punggungnya di tumpukan bantal. Benda kecil itu berhasil masuk ke dalam vaginanya dengan mudah karena terlalu becek.

"Ashh hmm" berhasil masuk sempurna, menyisakkan untaian kecil seperti ekor agat ia mudah untuk melepaskannya nanti.

Vibrator sudah tersambung dengan ponselnya, ia menyetting getarannya dengan kecepatan sedang. Tubuhnya sedikit tersentak, ia merapatkan kakinya sebentar kemudian membukanya lebih lebar. Satu tangannya mendapati klitoris yang sudah membengkak. Sembari vibrator melakukan tugasnya, ia sengaja menekan-nekan klitorisnya agar memberi sensasi lebih.

"Nghh Reyhh ahh" Rayna terus menyebut nama Rey ditengah-tengah desahannya.

Jari telunjuknya kini bergerak memutari klitorisnya. Satu tangannya lagi meremas-remas payudara, membuat tubuhnya tersentak berkali-kali.

Rayna mengambil dasi milik Rey di atas nakas yang sengaja ditinggalkan pemiliknya. Ia merapatkan kedua tangannya dan membuat simpul dengan dasi itu. Kedua tangannya terikat sempurna, ia menyetting vibrator agar bergetar cepat dan pelan secara otomatis. Kedua tangannya ia pindahkanke belakang leher dengan kedua paha mengangkang lebar, bersiap dengan kejutan-kejutan kenikmatan.

"Mhh ashh" ia menggigit bibirnya, tubuhnya ikut gemetar seiring getaran yang dihasilkan vibrator di dalam miliknya.

Vibrator itu berhenti sebentar, memberi getaran kecil kemudian bergetar cepat. Tubuhnya jatuh kesamping, kakinya mengapit dengan kuat. Ia tidak bisa menhendalikan tubuhnya, tangannya mencengkram kuat sprei.

"Ahh shh Reyhh ah"

Peluh mulai bercuran di dahinya, keningnya mengernyit sambil menggigit ujung bibirnya yang hampir berdarah. Tubuhnya terus gemetar kencang hingga membuatnya berguling-guling di atas kasur, tengkurap. Cairan kental dari vaginanya berceceran mengotori sprei.

Rayna menggerak-gerakan pinggulnya ketika vibrator itu mulai bergetar perlahan, berhasil menggagalkan pelepasannya.

"Ahh shitthh" ia hampir menangis.

Ia melepas paksa simpul dasi di pergelangan tangannya, meninggalkan bekas luka merah seperti memakai gelang. Satu tangannya meraih ekor vibrator itu, memaju-mundurkan sendiri hingga cairan kentalnya mengenai tangan. Sambil meremas-remas payudaranya, ia memaksa kakinya untuk terus mengangkang walau terasa nyilu dan geli.

"Ahh ahh Reyhh shh" vibratornya bergetar dengan kecepatan tinggi kembali. Rayna memeluk kedua kakinya keatas agar terus mengangkang. Air matanya keluar, sebentar lagi ia akan sampai.

Tubunya gemetar, bergerak menyusuri setiap sudut kasurnya. Vibratornya hampir terlepas karena vaginanya sudah sangat basah dan licin, ia memasukkannya kembali.

"Shh REYHHH AHH"

Vibrator itu terlempar ke depan, ia akhirnya melakukan pelepasan. Cairan kental mengalir membasahi pantat dan spreinya bersamaan dengan semburan air. Rayna berhasil squirting. Tubuhnya gemetaran, masih sulit dikendalikan. Ia menarik guling dan memeluknya erat kemudian matanya terpejam dengan sendirinya. Ia merasa puas sekaligus kelelahan.

Rey is calling..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 17, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

IMAGINE.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang