Empat

158 8 4
                                    

Alvaro👆

========================================
Jessica menatap perempuan yang duduk membelakanginya dengan tatapan tak suka. Karena perempuan itu telah merusak kebahagiannya. Karena perempuan itu Jessica harus melihat penderitaan orang yang sangat ia sayangi.

Bel berbunyi, tanda pelajaran kesenian sudah usai. Sekaligus menandakan istirahat telah tiba. Satu persatu murid di kelas mulai keluar, mencari udara segar ataupun makanan.

"Jes. Makan gak?" tanya Alice.

Jessica menggeleng, "Gak mau ah. Kayanya Alden bentar lagi datang deh. Gue gak mau ganggu acara pdkt kalian."

Alice merasa pipinya mulai memanas. Memang akhir-akhir ini, Alden sering mengajaknya makan sama ketika istirahat. Bahkan ketika pulang sekolah pun, Alden menawarkan tumpangan untuk Alice. Sebenarnya Alice diam-diam pernah menyukai Alden ketika kelas 10 dulu. Jadi, gak ada salahnya kalau Alice dengan senang hati diperlakukan special oleh Alden.

Baru saja diceritakan, sosok Alden sudah muncul di depan kelas XII IPA 5 dengan senyum menawannya. Alice langsung keluar menuju Alden, dan meninggalkan Jessica sendiri.

Tidak. Jessica tidak sendiri di kelas.

Jessica masih memandang perempuan yang duduk di depannya. Elvi. Ia sedang duduk dan dengan seriusnya membaca buku Biologi yang tebalnya hampir sama dengan kamus besar bahasa indonesia. Jessica membuka tutup cat airnya dan dengan sengaja Jessica menumpahkan cat air berwarna merah tersebut ke baju putih Elvi.

Elvi yang merasa ada perubahan di bajunya segera membalikkan badan dan melihat Jessica yang sudah tersenyum arahnya.

"Kenapa kamu tumpahin catnya..." tanya Elvi, yang bisa terdengar jelas suaranya sedikit bergetar.

"Karena..." Jessica menggantungkan jawabannya. "Karena gue benci sama lo, Elvi Anugrah," lajutnya.

Elvi masih menatap Jessica dengan penuh ketidakpercayaan. Padahal Elvi sempat terkagum dengan kecantikan Jessica ketika ia terjatuh karena kaki jenjang milik Jessica. Dan kini Elvi mengira bahwa tragedi ia jatuh saat pertama kali masuk kelas merupakan akal-akalan Jessica.

Elvi tidak berkutik. Bahkan ia tidak bertanya mengapa Jessica mengatakan hal itu. Jessica membeci Elvi? Bahkan Elvi baru bertemu dengan Jessica dan tidak merasa melakukan kesalahan apapun.

Elvi menarik nafas dalam-dalam. Ia berusaha untuk tidak membuat pertengkaran dengan seorang Jessica. Berhubung Elvi masih anak baru dan ia tau ia harus menghormati posisi Ayahnya. Sekarang, yang Elvi fikirkan, bagaimana ia membersihkan bajunya yang sudah dilumuri cat berwarna merah.

Elvi akhirnya memilih berdiri dan membersihkan bajunya di toilet. Elvi keluar kelas dan membiarkan Jessica sendiri. Membiarkan Jessica untuk berfikir rencana yang akan ia lakukan selanjutnya.

***
Getaran dirasakan oleh Jessica dari tasnya. Dengan cepat ia langsung merogoh tasnya tersebut dan mengambil iPhonenya.

Ia melihat layar iPhonenya dengan pandangan curiga. Sudah ada 5 missed call dari Alva. Kenapa cowok itu menelfon Jessica?

Alva calling

"Ya halo?"

"Jazzy, lo dimana? Udah pulang?"

"Di sekolah dan baru bel pulang. Kenapa?"

"Gue lagi bosan gak ada kegiatan. Mau jalan?"

Jessica tampak menimbang-nimbang tawaran Alva. Gak ada salahnya untuk gak nolak. Lagian, dia juga tidak ada kerjaan.

"Um, boleh. Lo jemput gue atau gue yang kesana?" tanya Jessica. Berharap kalau Alva yang akan menjemputnya.

"Lo bawa mobil?"

The ChosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang