SIMP!

571 47 3
                                    

:::

netra yuuji langsung berbinar ketika ia melihat punggung kekasihnya yang sedang berjalan tak jauh dari tempat yuuji berdiri bersama kedua temannya.

“nah kan, ketemu ayang langsung lupa dunia.” sindir nobara saat melihat yuuji yang sudah meneteskan liburnya melihat [m.n].

“eh, ra hehe. gue skip kerkom hari ini ya.. hehe.”

“apaan? gaada skip-skip, nama lu yang nanti gue skip.”

“yah nobaraaa, kali ini doang dong. gue pengen ke apart-nya [m.n]... sebagai gantinya gue beliin dress wishlist lo itu deh, gimana??”

“hmm, sekalian sama heels-nya.”

“deal!!”

“oke, link oren-nya nanti gue kirim. goodluck sama ayang-nya.”

yuuji dan nobara saling menjabat tangan tanda per-suapan yang ditawarkan yuuji berhasil. di sisi lain Megumi yang menyaksikan hanya mampu menghela napas dengan berat.

‘coba kasih tau lagi alasan gue bisa temenan sama mereka.. haaahh.’


::::


“[m.n]!”

“hm?”

“[m.n], [m.n]!!”

“apa?”

“[m.n], [m.n], [m.nnnnn]!!”

“apa, sayang?”

aah.

“...”

[m.n] menatap kekasih freak-nya dengan tatapan blank. kelakuan yuuji ini memang tidak aneh bagi [m.n], tiba-tiba mendesah itu bukan hal aneh bagi [m.n]. sama sekali tidak aneh.

“[m.n] suka tidur ga?”

“suka, banget.”

“wah kebetulan aku juga suka. mau tidur sama aku ga?”

“...”




dan itulah sebab mengapa yuuji kini berada kondisi seperti ini. seperti apa? seperti—




“aah! [m.n] udaahh~ capek—hiks uda—anh!”


“dih cengeng, katanya ngajak tidur, ini lagi ditidurin malah nangis.”

“a-ampun—ngh! udahan y-ya—ahh”

[m.n] tidak menjawab ucapan kekasihnya yang sudah berantakan kondisinya. wajah yang full memerah, netra yang kini tak lagi fokus, belum lagi air mata yang terus mengalir di pipinya. pemandangan yang paling [m.n] sukai.

desahan yuuji semakin mengeras ketika puncaknya mulai datang, lagi.

“[m-m.n]!!”

“keluarin, sayang.” yuuji akhirnya cum, yang disusul oleh [m.n] tak lama kemudian.


tubuh yuuji ambruk jika [m.n] tidak menahan perut yuuji dengan lengannya. yuuji berusaha untuk menenangkan napasnya yang kini memburu, tak peduli dengan cairan putih yang mengalir dari area bawahnya. sebaliknya [m.n] yang asik memperhatikan kekasihnya menyadari itu dan tidak sengaja membuat sesuatu tegak kembali. perlu diingat yang tegak ini bukan keadilan.



“aah~ [m.n]? apa?” tanya yuuji saat merasa sesuatu yang sangat familiar menyentuhnya lagi.


“sekali lagi ya, sayang. janji deh.”


“NGHH!!”






::::






[

08.14 AM]



keesokan paginya yuuji bangun di dekapan [m.n]. dengan [m.n] yang menjadikan lengannya bantal untuk kekasihnya tidur.

‘omg omg omg, bisepnya [m.n]!!! waduh tetenya [m.n]! hmp ahh wangy wangy—’

“yuuji, jangan mulai anehnya. tidur lagi, kita baru bisa tidur jam empat.”


“[m.n], marahin aku.”


“... ha?”


“plis marahin aku, aku suka dimarahin kamu.”


“dasar wibu prik, pacarku wibu prik.” [m.n] mengucapkan itu sambil pura-pura mencekik yuuji dengan bisepnya.

tanpa disadari, [m.n] membuat satu kesalahan.




“aaAh”



“sayang! jangan mimisan, ugh goddamit!”





::::

























i'm comeback from my not so small hiatus. i'll edit this later when i'm not lazy, this is just for celebrating 6k readers on this book. thankyou all<33

𝐏𝐄𝐓𝐑𝐈𝐂𝐇𝐎𝐑 • ᵒⁿᵉˢʰᵒᵗWhere stories live. Discover now