44. Candu baru⛔

607 58 5
                                    

Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam lewat tapi Gulf dan Miu masih saja berkutat di depan televisi di kamar yang memang di khususkan untuk Gulf ketika ia berkunjung ke rumah neneknya

Gulf selalu bergelayut di badan Miu, tak ayal kecupan dan lumatan yang Gulf berikan di bibir atau pun leher Miu.

"Sayang" Gulf mendongak dia berbaring di paha Miu bersama kedua tangannya yang melingkari pinggang Miu.

"Um"

"Bosen banget pengen nyebat bole ga?"

Eksitensi Miu berubah, kedua matanya memelotot tajam tanda ia tidak suka dengan permintaan sang tunangan.

"Please sayang, bole ya?"

"Lo ga denger bunda bilang apa kemarin. Emang ga ada kapok-kapoknya lu ya padahal udah nenek cubit sampe biru mami pukul pake rotan masih aja ngeyel"

"Yang please ya bole ya yang, sekali aja. Mulut aku ga enak banget ini" kepala Gulf mendusel menggelitik perut Miu memohon sebab kebiasaannya itu yang tidak pernah bisa di hilangkan.

"Yang bole ga?"

"NGGA!"

"Please"

"GUE BILANG NGGA YA NGGA KANAWUT"

Bibir Gulf mengerucut ke depan ia tidak mampu berhenti merokok begitu saja setelah setiap hari ia melakukannya meskipun tanpa Miu tau.

"Padahal nenek bilang gapapa ngerokok asal jangan minum"

"YA ITU SAMA SAJA GA BAIK. Lambat laun semakin lu sering ngerokok semakin cepet lu mati. Mau hah? Mau ninggalin gue duluan?"

"Astaga ngga, ga gitu maksud aku, lagian sekali doang emangnya___

__sekali doang sekali doang. Lu tau ga di luaran sana banyak yang mati karna benda sialan itu, emangnya kenapa si kalo berenti ngerokok? Takut di bilang cepu sama temen-temen lu?"

"Ngga yang, ga gitu"

"YA TERUS APA?"

"Itu karna kebiasaan aku aja, makanya ga mudah buat berhenti"

"Ya makanya di biasain dari sekarang untuk stop ngerokok, bilang gue harus ngapain biar lu bisa lupa sama tu rokok"

Gulf tidak menjawab, ia lebih memilih untuk kembali bersembunyi pada lipatan perut berisi Mew. Sesekali menciumnya tidak tau harus menjawab Mew bagaimana.

Mew menatap kasian pada Gulf, mungkin ia terlalu keras kepada kekasihnya itu. Meskipun tujuannya benar tapi tetap saja itu terlalu kasar bagi seorang pecandu bagi Gulf. Dan itu tidak mudah.

Mew mengulurkan kedua tangannya untuk mengelus rambut Gulf tubuhnya membungkuk memberikan satu kecupan di pelipis yang lebih tua.

"Maafin aku mungkin aku terlalu keras, tapi ini demi kebaikan kamu. Kamu tau aku kaya gini karna sayang sama kamu kan. Jangan bikin aku kecewa lagi untuk yang kesekian kalinya"

Gulf semakin mengeratkan pelukannya, ia mengangguk paham kemudian menjawab. "Maafin aku juga, ini ga mudah buat aku. Tapi aku akan berusaha buat berenti demi kamu"

"Bangun dulu ayangnya" titah Miu. Yang langsung di turuti Gulf, Gulf bersandar di dada Mew dengan bibir yang masih di kerucutkan ke depan

"Ini demi kamu sendiri, Miu sayang sama kamu makanya Miu kaya gini. Sekarang ngomong sama Miu, Miu harus apa biar Kana bisa ngelupain kebiasaan Kana"

"Mau ngewe"

"Huss" spontan Miu menjawab dengan memukul bibir Gulf yang semakin mengerucut ke depan.

"Tuh kan salah lagi, tadi nawarin" rengeknya seperti anak kecil.

"Ya ga gitu juga permintaannya"

"Atu kan tadi Miunya nawarin. Kana minta itu ga boleh"

"Ya ga boleh lah"

"Iss" Gulf mendengus, kepalanya lagi dan lagi terbenam di celuk leher Miu dengan jari-jarinya yang bergerak mengikuti pola strawberry yang ada pada piyama Miu.

Detik berikutnya ia mendongak "Kalo mainin puting Miu boleh ga?"

Hal itu mengundang kerutan di dahi Miu "Mau mainin puting Miu aja?"

"Iya mau. Bole ga?"

"Bole ga ya?"

"Isss Miu"

"Haha iyaa bole, tapi pelan ya jangan di cubit"

Gulf tersenyum antusias mengangguk kemudian mulai membuka dua kancing atas piyama yang di pakai Miu.

"Whoaa imut pink banget"

"Iya dong, masih murni ini"

"Abang pegang ya"

Miu mengangguk. Rasa sengatan listrik itu ia rasakan setelah jari besar Gulf menyentuh benda imut miliknya, apalagi ketika Gulf memutar dan memilinnya.

"Hihi punya ayang enak di pegang, lembut. Padahal punya abang ga gini loh"

"Shh karna ini sering aku rawat"

"Boleh abang emut ga? Nenen hehe bole ya?"

Miu mengangguk tanpa pikir dua kali, sudah kepalang geli ia rasakan. Sehingga Gulf pun semakin girang di buatnya.

"Yeay bole nenen sama Miu"

Gulf meraup puting Mew rakus bersama puting yang lain yang ia mainkan dengan cara memutar sesekali menariknya mengundang desahan Miu 

"Mmmh pelan-pelan bang shh"

"Enyak puting Miunya enyak. Semuanya punya abang"

Bagaikan bayi yang sedang menyedot asi miliknya rakus teramat rakus Gulf menghisap sehingga pipinya terbentuk cekungan.

Gulf merasakan seperti ini lebih nikmat di banding rokok dan alkohol mulai sekarang puting Miu akan menjadi candu baru untuknya

Gulf merasakan seperti ini lebih nikmat di banding rokok dan alkohol mulai sekarang puting Miu akan menjadi candu baru untuknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
24 HOURS FOR BOBA [GulfMew]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang