54.⚠️

775 48 3
                                    

Keesokan harinya pagi-pagi sekali Miu dengan muka bantalnya pergi ke rumah Gulf masih memakai piyama bergambar tayo serta boneka boba miliknya yang senantiasa ia peluk.

"Abaangg" Mew mempoutkan bibirnya ke depan kedua matanya di kucek karna masih mengantuk rengekannya mampu membangunkan sang kekasih dari tidur lelapnya.

"Apa? Baby udah bangun?" dengan suara bariton sexynya Gulf menjawab sembari menggeliatkan mengerjapkan badannya 

"Miu ditinggalin sendiri bunda sama mami udah berangkat ke rumah nenek tadi pagi"

Gulf merengtangkan kedua tangannya sang empu yang melihat itu tanpa di komando berhambur kepelukan Gulf masuk ke dalam selimut tubuh mereka tiada jarak bahkan saking dekatnya kaki Miu ia bawa untuk melingkari pinggang Gulf.

"Miu masih ngantuk"

Gulf mengusap-usap punggung kecil Mew, memberikan kehangatan dan kenyamanan bersama kecupan-kecupan lembut yang tak ayal ia lupakan untuk selalu di benamkan pada pipi cinta pertamanya itu

Sang pemilik tubuh yang lebih kecil mendongak "Abang...mauuuu itu"

"Mau apa?"

"Yang semalem"

"Abang belum nikahin kamu sayang"

"Tapi kan miu sudah wisuda, abang bilang kalo miu sudah wisuda boleh"

"Nanti ya"

"ENGGA! MAU SEKARANG!"

Gulf tersenyun ia memberikan satu kecupan yang langsung di tahan oleh Miu agar kecupan itu berubah menjadi lumatan.

Cukup lama saling melumat tangan Gulf bergerak membuka satu persatu kancing piyama Miu hingga nampaklah buah dada imut masih pink milik Miu.

Kepalanya menunduk menangkap puting tersebut bersama puting lain yang ia mainkan, "Shhh abang mmhh e-enak"

Miu merasakan tersengat listrik hisapan Gulf pada putingnya kini nampak berbeda, terdapat gelenyar-gelenyar nikmat yang menghantarkan sebelah tangannya untuk menyentuh gundukan celana yang ada di dalam boxer Gulf yang kini telah menggembung.

"Kamu nakal" ujar Gulf terkesan sensual hingga yang lebih muda memberikan senyuman kemudian bangkit membuka seluruh pakaian yang masih apik di kenakan Gulf kemudian mengukungnya 

"Ahh sayang mulut kamu, mmmhh" Gulf mendongak mengerang ketika mulut kecil kesukaannya menangkap batang berdaging miliknya. Rasa hangat dan nikmat berpacu menjadi satu mengirimkan sebelah tangannya untuk menekan kepala Miu sampai batang penisnya menusuk tepat di tenggorokan Miu.

"Ahhhhh" Gulf telah mencapai putihnya yang tanpa ragu di telan oleh yang lebih muda.

Gulf bangkit mencium bibir Miu mengusap sisa cairan yang tersisa di sela-sela bibir orang yang akan selalu ia cintai itu "Sayang telen semuanya? Enak?"

Miu mengangguk ribut tersenyum mengerjapkan kedua mata indahnya lucu "Um enak. Manis"

Lantas Gulf beringsut merubah posisinya membiarkan tubuh besarnya mengukung tubuh mungil Miu. Tangannya gesit membuka celana pendek Miu sebelum akhirnya mulutnya tenggelam menghisap milik Miu yang lebih kecil darinya itu 

"Ahh abang enakk hmmm enak di sepongin nghhh"

Mulutnya bergerak maju mundur dengan lincah memberikan kenikmatan yang tidak akan pernah bisa Miu gantikan dengan mulut orang lain.

"Abang mainin puting Miu" Gulf memperlebar kaki Miu untuk semakin terbuka terpampang nyata di depannya. Lengan panjangnya meraih kedua benda imut yang terdapat di dada Miu sementara tenggorokannya masih sibuk menghisap dan mengulum milik Miu.

"Hmmn ahhhh abangggg" Miu hampir meledak namun karena Gulf usil dia memilih untuk bangkit berhenti memberikan kenikmatan dengan mulutnya.

Yang lebih muda mengumpat cemberut dan mendapat kecupan kecil dari Gulf. "Abang gamau kamu keluar dulu"

Setelah mengatakan itu tubuhnya sedikit terduduk, memasang pengaman memposisikan miliknya di lubang Miu, tidak lupa memberikan lumatan dan penetrasi di antara cincin keriput tersebut agar memudahkan batang berdaging miliknya untuk masuk.

"Ahhhh, abang saakit" Miu berteriak mencakar punggung Gulf ketika penis Gulf masuk dengan sempurna kedalam liang senggamanya.

"Sutt jangan nangis, sakitnya cuma sebentar nanti enak ko"

"Gamau gamau, sakit hiks abang lepasin"

Gulf tidak menggubris, nafsunya sudah mencapai ubun-ubun. Dengan insting Gulf memberikan kecupan hangat di dahi Miu seiring sebelah lengannya menggelitik puting Miu untuk mengalihkan Miu dari rasa sakit 

"Abang nghhh sakit"

"Kan abang udah bilang ini bakalan sakit"

Cup

"Udah ya jangan nangis, nanti ngga sakit lagi kok"

Miu mengangguk, sedikit banyaknya rasa sakit itu kini telah berganti dengan gelenyer nikmat. Terbukti di bawah sana pinggulnya perlahan bergerak karena rasa gatal minta di gerakan.

"Abang gerakin ya, kalo sakit gigit aja bahu abang"

Tanpa persetujuan, di bawah sana pinggulnya bergerak perlahan tidak ingin menyakiti cintanya itu. Lambat laun berubah menjadi kecepatan yang tidak tertandingi.

Bahkan Miu juga ikut andil merapatkan tubuhnya mengikis jarak agar milik Gulf terbenam di dalamnya semakin dalam.

"Nggh abangg en-enak mhh lagi"

"Ayang lagi?"

"Um. Ahhhhh abangg iyaa ahh"

"Disini ya?"

Erangan dan geraman nikmat tidak bisa tertahan ketika kecepatan itu benar-benar tidak bisa di biarkan memelan Miu menjerit melolong tinggi. Putihnya telah keluar untuk yang kedua kalinya.

"Enak?" Gulf mengusap pelipis Miu yang berkeringat karena ulahnya. Sang empu masih terengah-engah. Dadanya naik turun tidak beraturan.

"Abang lagi"

"Sekarang ganti posisi, nungging"

Tangan besar Gulf terulur untuk mengambil dua bantal yang ia simpan sebagai alas perut Mew. Ketika batang besarnya kembali tenggelam keduanya sama-sama menjerit nikmat.

"Nggh sayang enak banget ahhh"

Benturan kulit keduanya nyaring terdengar menemani pagi yang dingin ini, namun tidak dengan tubuh mereka yang terselimuti api membara.

"Abang cepetin ahhh iyaa gitu nghh"

"Ahhh Miu enak ahh fuck shit"

Nyaris Miu di buat melayang tinggi jauh ke awang-awang, sungguh pertama kali mereka benar-benar membuat keduanya mabuk kepayang seiring dengan tusukan itu yang kian cepat.

"Miu mau pipis lagi nghhh bangg ahhh mhhpsh"

"Baby ahh iya mpshh kita keluarin bareng"

Pagi di hari minggu ini akan menjadi hal yang tak terlupakan untuk mereka berdua. Kecepatan tumbukannya semakin cepat hingga dalam dua kali hentakan keduanya mengerang nikmat.

"Ahhhhh nghhh" keduanya telah mencapai putihnya, begitu juga Miu yang di barengi air seninya. Anak itu squirt benar sungguh kenikmatan yang tidak tertahankan.

Mereka ambruk di tempat tidur, Gulf telah membuang pengaman yang banjir akan miliknya ke lantai sebelum merangkul dan membawa Miu ke pelukannya. Nafas keduanya terengah-engah pasca orgasme tinggi benar tidak pernah di bayangkan sebelumnya.

"Jangan tinggalin Miu" simuda berucap, mengusap pelipis Gulf yang basah akan keringat sehabis pertempuran mereka.

"Never. Itu ga akan pernah terjadi"

Cup

Gulf mengecup dahi Mew kemudian menarik selimut menghabiskan wekeend ini dengan berbaring bersama orang yang paling ia cintai di dunia setelah maminya.

24 HOURS FOR BOBA [GulfMew]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang