Azella sudah menampakkan kakinya di parkiran. Pagi ini ia sangat malas, apa lagi cuaca pagi ini yang terasa panas. Setelah pulang dari pasar malam bersama Erland ia sudah merasa badmood akan kehadiran Faisal di apartemen-nya untuk meminta nginap di di rumah keluarga Florenza atas suruhan papahnya. Awalnya Azella menolak untuk menginap di rumah, tapi Faisal mengatakan kalau pak Gio akan memindahkan Azella ke negara London. Tentu Azella tidak mau tinggal di sana, ia masih harus mencari orang yang udah menabrak abangnya.
TIN TIN TIN
Suara klakson motor berbunyi sangat kencang hingga ke gendang telinga Azella. Tiba-tiba tangan kanan Azella di tarik untuk menjauhi motor. Azella yang masih syok tidak sadar bahwa ia berada di pelukan seorang cowok. Azella masih memejamkan matanya dan merutuki dirinya yang hari ini ceroboh.
"Masih betah nih di peluk kayak gini?" Cowok itu akhirnya buka suara sambil meledek.
Azella yang mendengar suara cowok itu langsung tersadar dan mendorong dada bidang cowok di hadapannya. Azella langsung merapihkan rambut untuk menghilangkan rasa grogi-nya. Azella sedikit kaget, ternyata yang menyelamatkan dirinya adalah Erland, cowok yang semalam bersama dirinya di pasar malam.
"Gimana? Pelukan gue enak kan?" tanya Erland dengan menaik turunkan alisnya.
"Kenapa sih lo dari awal ngobrol sama gue terlalu Pede banget," ucap Azella ketus.
Erland mengangkat tangan kanannya dan mencubit pipi kiri Azella. "Gue mah pede-nya sama lo aja."
Azella hanya diam, jantung-nya terasa berdetak lebih cepat dari biasanya. Bahkan sudah lama ia tidak merasakan perasaan ini. "Gampang ya buat pipi lo merah," ucap Erland.
'sial, kenapa pipi gue harus merah karena rayuan tuh cowok.' ucap Azella dalam hatinya.
Azella tidak menanggapi ucapannya Erland, ia fokus ke wajahnya Erland yang banyak luka lebam. Azella maju sedikit untuk memperpendek jaraknya dengan Erland.
"Kenapa? Lo mau nyium gue? Ambil aja, gue belum pernah ciuman juga. Kalau lo cium gue, itu ciuman pertama gue," ujar Eland.
Azella yang mendengar itu hanya mendengus kesal dengan lelaki yang Absurd di hadapan nya. Azella mengangkat tangan kanannya untuk menyentuh pipi Erland. "Sakit?" tanya Azella.
Erland yang kaget atas sentuhan tangan Azella segera meraih tangan kanan Azella. "Nggak sakit?" Tanyanya sekali lagi.
Namun tak ada respon dari Erland. Azella yang paham hanya mengangguk, kemudian menarik tangan kiri Erland.
"Lo kalau jalan harus pegang tangan gue ya? biar gue nggak lirik cewek lain kan?" ujar Erland dengan mempererat genggamannya dengan Azella.
"Lo jangan terlalu pede deh sama gue. Rasanya mau gue lakban mulut lo," ucap Azella.
"Kenapa nggak sekalian lo cium aja? Kan biar diem ini mulutnya." Azella memilih untuk mengabaikan ucapan Erland yang semakin tidak jelas untuk di bahas.
Tidak membutuhkan waktu lama mereka pun sudah sampai di UKS. Di dalam ruangan UKS sangat sepi, karena masih pagi sehingga banyak yang belum datang, terutama anggota PMR.
"Lo ngapain bawa gue ke UKS? Mau berduaan di sini biar ga ketauan murid lain? Nanti deh kalau mau berduaan di luar sekolah," ucap Erland sambil menduduki dirinya di Bankar.
"Bacot," jawab Azella yang sedang sibuk mencari kotak P3K.
"Galak amat jadi cewek." Erland pura-pura merajuk. Dalam hati ia sangat senang membuat Azella kesal, karena membuat dia kesal itu membuat cewek di hadapannya tambah imut di mata Erland.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZERLLAND [SELESAI] ✔️
Novela JuvenilAzella Lavina Florenza merupakan cewek pemberani yang sangat pintar dengan kecerdasan yang ia miliki berencana untuk mencari tahu siapa dalang yang sudah membuat kakak cowok tersayang meninggal dunia. Namun saat Azella balik ke Indonesia untuk menet...