23 - Erland Posesif

72 10 0
                                    

Pagi-pagi buta seorang cowok menghubungi Azella yang sedang tertidur dengan pulasnya. Cowok itu awalnya mengirim pesan kepada Azella untuk datang ke markas Vendetta Trojans, karena tak kunjung di balas pesannya ia memutuskan untuk menghubungi lewat telphon. Saat di angkat, Azella langsung memutuskan hubungannya. Memang terasa menyebalkan gadis itu. Karena tak di respon oleh Azella, cowok itu mengirim banyak pesan lewat chat WhatsApp supaya Azella datang ke markas Vendetta.

Azella yang mengingat waktu perjanjiannya tinggal seminggu lagi segera menuruti keinginan cowok tersebut. Siapa lagi kalau bukan Gevan si pamaksa dan tidak Punya hati.

Pagi di pukul 06.00 ini, Azella sudah berada di markas Vendetta Trojans untuk membereskan ruangan yang sangat berantakan. Agak sedikit terkejut karena banyak botol alkohol dimana-mana. Azella melihat satu ruangan demi ruangan, sangat berantakan.

Azella segera membersihkan ruangan tersebut supaya cepat selesai dan ia dapat tidur dengan pulas di hari Minggu ini. saat ia membersihkan meja dekat sofa, tiba-tiba ada yang menarik rambutnya dengan keras.

"Berdiri cantik," ucap suara cowok itu yang tak beraturan.

Azella yang kaget segera menahan tarikan rambut dari sang pelaku. "ashhh, sakit." Azella hanya bisa mengeluh kesakitan.

"Jangan desah gitu sayang."

Azella tidak membalasnya, ia berusaha untuk membalikan badan. "Van, lepasin tarikan tangan lo di rambut gue. Sakit kepala gue." Ringis Azella.

Gevan melepaskan tangan dari rambut Azella kemudian memutarkan badan Azella supaya dapat berhadapan.

"Kamu ngapain ke sini sayang?"

"Lo mabok Van?"

"Afah iyah, sayang?" Gevan semakin erat memeluk pinggang Azella. Hanya dua jengkal saja mereka dapat berciuman.

"Gevan, lepasin gue. Sadar, Van." Azella berusaha melepaskan tangan yang melingkar di perutnya. Tak hanya itu, Azella berusaha menampar pipi kiri Gevan yang membuat cowok itu marah dan mendorong Azella. Tapi untungnya Azella jatoh di sofa yang tidak mengenai tulang ekornya di lantai.

Azella yang di dorong oleh Gevan merasa kaget. Gevan pun perlahan mendekatkan badannya di atas Azella. Azella terkurung dan tak bisa bergerak.

"Lo mau ngapain?" Teriak Azella.

"Ternyata lo cantik juga ya." Gevan membelai rambut Azella lembut. "Lebih cantik daripada Aurora." Bisiknya.

Azella merasa ketakutan saat ini. Semua badannya mendadak gemetar dan lemas.

"Kamu wangi sayang."

"Lo lagi mabok, Van."

"Kenapa ya gue selalu gagal dalam percintaan. Perasaan muka gue nggak jelek-jelek amat. Gue punya banyak duit buat beliin keinginan cewek gue. Waktu gue juga banyak untuk cewek gue. Tapi kenapa ya gue selalu di sia-siain?" Racau Gevan dengan membelai pipi Azella pelan-pelan.

"Jangan nangis sayang." Gevan menghapus air mata Azella.

"Kamu mau bersama ku?" Tanyanya.

Azella menggeleng cepat. Namun Gevan perlahan mendekat untuk menciumnya.

"Tolong!" Teriak Azella.

Azella yang ketakutan langsung menampar pipi Gevan di tempat yang sama. Hal itu membuat Gevan yang kehilangan akal langsung memperlakukan Azella dengan kasar.

Gevan mencekek Azella dengan kencang, dan berusaha untuk mencium nya.

"Ge... Van... Le...pas." Azella berusaha berbicara supaya Gevan melepaskan cekikannya. Azella yang tak mau di cium oleh Gevan segera memundurkan kepalanya. Dan posisi saat ini Azella terlentang yang di atasnya terdapat Gevan yang masih mencekiknya dan berusaha untuk menciumnya.

ZERLLAND [SELESAI] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang