"Bima pelakunya."
"Jangan asal nuduh dulu Van," ucap Faisal di sebrang sana dengan tertawa.
"Kenapa lo ketawa?" Tanya Gevan yang tak suka.
"Kita semua ini lagi d jebak Van. Jadi jangan ngambil kesimpulan siapa pelakunya." Saran Faisal.
"Terus apa rencana lo?"
Yang di sebrang sana diam sambil berpikir. "Hmm, besok pagi setelah gue pulang dari rumah sakit kita ngumpul di apartemen lo, Van."
"Sialan Lo. Baru juga sembuh udah bergayaan ke apart gue. Di apart lo aja."
"Apart gue nggak aman."
"Banyak bodyguard masa nggak aman. Katanya banyak duit."
"Bodyguard gue pengkhianat bangke."
"Kesian banget hidup lo."
"Nanti share lock."
"Oke gue mau lanjut jalan."
"Hati-hati." Gevan mematikan sambungan telponnya.
"Kenapa katanya?" Tanya Fandi yang sedang memakai helm.
"Besok kumpul di apart gue."
"Ok."
Di sebrang sana, Faisal mendapatkan notifikasi pesan dari Azella, ia pun segera membacanya.
Azella
Jangan berbicara yang aneh-aneh. Ruang inap VVIP lo ada penyadap suara"Sial." Umpat Faisal pelan. Ia segera turun dari brankar untuk mencari penyadap suara. Ternyata penyadap suara tertempel di bawah brankar tempat Faisal tidur.
Faisal segera menyalakan ponsel dan mengirim pesan ke Gevan.
Faisal
Besok ganti lokasi buat ngumpulBenar kata Azella, tempat sekitarnya udah nggak aman. Banyak yang mata-matai percakapan Vendetta Trojans. Seingatnya yang sering menjenguknya adalah Fandi.
"Fandi, apa lo pengkhianatnya?" tanya nya dalam hati.
🍁🍁🍁
Azella berjalan melewati lorong apartemen yang sepi. Sejujurnya Azella heran, kenapa di lantai tiga apartemennya CCTVnya rusak, bahkan sampai sekarang belum di benerin. Azella sering bertanya kenapa belum di benerin, padahal apartemen ternama ini sangat mahal dan hanya kalangan elite ke atas yang tinggal di situ dan mereka beralasan tempat CCTVnya terlalu tinggi untuk di benerin jadi mereka menunggu ada gangguan yang rusak lain baru pihak apartemen dapat menghubungi petugas keamanan. Gembel sekali apartemen ini.
Azella berjalan dengan santainya. Sebenernya ia merasa ada yang mengikuti dirinya, mungkin hanya perasaan saja. Azella mempercepat langkah nya menunju kamar apartemen nya.
Orang yang mengikuti Azella di belakang melihat depan kembali, namun Azella tidak ada.
"Mungkin dia sudah aman masuk ke kamar apartemen." Pikirnya kepada diri sendiri.
Orang itu hendak berbalik badan untuk pulang, namun belum berbalik, tangan kanannya di putar ke belakang dan mendekatkan pisau ke lehernya.
"Siapa lo?" ucap Azella di belakang sana.
"Kenapa lo buntutin gue? Lo yang suka neror gue selama ini, hah?" Tanya Azella. Pasalnya, orang yang sedang ia kunci pergerakan nya sedang memakai masker, sehingga tak jelas siapa orang nya. Yang ia tahu, bahwa orang yang ada di hadapannya ini perempuan.
"Ashh, sakit."
"Kasih tau gue. Lo siapa?" Azella tambah mengeratkan pergerakan seseorang yang ada di depannya.
"Nanti gue kasih tau. Tapi lepasin dulu. Sakit."
Azella melepaskan tangan seseorang itu. Namun pisau nya masih ia arahkan ke muka bermasker itu.
Seseorang itu berbalik badan menghadap Azella. Orang nya tidak terlalu tinggi dari Azella, bahkan pendek.
Cewek teh membuka maskernya perlahan. "Halo kak Zela kita ketemu lagi."
"Shit. Dugaan gue bener, ternyata lo bukan sekedar ketua OSIS doang." Azella menurunkan pisau dan memasukinya kembali ke saku celananya.
"Kenalin aku Keyzia Davira. Dan aku di tugaskan untuk melindungi kamu."
Azella tertawa hambar. "Kecil-kecil cabe rawit di suruh ngejagain gue. Emang bisa?"
Keyzia langsung menarik satu tangan kiri Azella dan memutarkan badan Azella kemudian menendang kaki Azella dari belakang membuat Azella tersungkur jatoh ke lantai.
"Aww." Ringis Azella. Sebenarnya ia tidak sakit dengan perbuatan keyzia, cuma sedikit kaget saja dan tangan kanan nya yang belum siap untuk d putar ke belakang. "Lo mau ribut sama gue? Jangan di apart lah, ganggu orang."
Keyzia masih tetap mencekal tangan kiri Azella dan mencekik leher Azella dengan pergelangan tangan Keyzia yang masih bebas.
"Lo mau bunuh gue hah?" Azella menarik pergelangan tangan Keyzia yang mencekiknya. Sungguh sakit dan merasa kehabisan napas.
Azella membalasnya dengan menarik pergelangan tangan Keyzia dan mendorong tubuh Keyzia ke depan dengan punggung Azella. Sehingga Keyzia seperti kopral di atas badan Azella dan langsung Azella duduk di atas perut Keyzia serta mencekik lehernya.
"Jago juga kak Zela." Puji Keyzia.
Zela tersenyum miring. "Udah lama gue nggak mukul orang."
"Maaf kak. Tapi sayang nya gue lebih jago dari kak Zela." Keyzia mengeluarkan sesuatu dari saku nya, dan menyuntikan jarum yang berisi cairan ke leher Azella.
"Argh..." Azella melepaskan cekikan dari leher Keyzia. Ia memegang kepala nya yang terasa pusing dan tidak kuat untuk berdiri. Beberapa detik kemudian, Azella kehilangan kesadaran.
"Kak Zela keras kepala sih," ucap Keyzia kepada Azella yang sedang memejamkan matanya.
"Tolong bawa dia ke mobil," perintah Keyzia kepada bodyguardnya. "Dan ingat kalian jangan mengikuti kami."
"Baik."
KAMU SEDANG MEMBACA
ZERLLAND [SELESAI] ✔️
Novela JuvenilAzella Lavina Florenza merupakan cewek pemberani yang sangat pintar dengan kecerdasan yang ia miliki berencana untuk mencari tahu siapa dalang yang sudah membuat kakak cowok tersayang meninggal dunia. Namun saat Azella balik ke Indonesia untuk menet...