29 - Dibalik Surat Teror

53 8 0
                                    

Azella, Carissa, Keyzia dan anggota inti ViTe sedang berada di depan ruangan dimana Sinta sedang di periksa oleh dokter. Sudah hampir setengah jam, namun dokter belum keluar. Membuat mereka semua tidak tenang, terutama Carissa yang masih nangis dan Azella yang sedang berdiri dengan bersender di tembok. Azella merasa bahwa kejadian yang dialami oleh Sinta adalah salah dirinya.

Seorang cowok yang tadinya duduk menatap tajam ke arah Azella. Ia berlari menghampirinya dan langsung mencekik leher Azella. Membuat cewek itu kaget atas tindakan tiba-tiba.

"Puas lo? Saat ini Sinta ada di rumah sakit karena lo. Lo penyebabnya," teriak cowok dihadapan Azella dengan ekspresi yang sangat marah. Baru pertama kali Azella melihat cowok di hadapannya semarah itu.

Sejujurnya cekikannya tidak terlalu keras, namun pernafasan Azella semakin terhambat akibat cekikan tangan kekar itu.

"Bima, lepasin tangan lo dari Zela," ucap Erland dengan langsung mendorong Bima.

"Dia ini udah nyelakain Sinta, Land." Bima maju ke hadapan Azella lagi, dan mencengkeram dagu Azella.

"Nggak usah main fisik," ujar Erland. Bima segera menurunkan tangannya.

"Gue nggak nyangka Zel, ternyata lo seberani itu untuk nyelakain temen lo sendiri," sambung Carissa yang ada di samping Bima.

"Ini semua bukan salah Zela. Penyakit dia kambuh dan sulit untuk dikendalikan,"  bela Faisal yang ada di samping kiri Azella.

"Suruh siapa jadi cewek ko penyakitan," sinis Carissa.

"Sa! Jaga ya ucapannya." ucap Faisal tak terima.

"Kenapa? Kamu lebih ngebela saudara tiri dari pada pacarnya sendiri, hah?" Carissa tertawa mengejek. "Kayaknya kamu lebih suka sama Azella deh daripada aku."

Tangan Faisal mengepal. Ia tidak terima dengan semua ucapan Carissa. Faisal langsung mengambil tangan Carissa dan menariknya untuk menjauhi rumah sakit.

"Lo mau tanggung jawab apa lagi zel? Mau nyerahin nyawa lo juga?" Tanya Bima.

"Mau lo apa?" Tanya Azella dengan ekspresi datarnya.

Bima tertawa mengejek. "Bisa-bisanya lo nggak ada rasa penyesalan. Hebat banget." Bima menepuk-nepuk pundak Azella. "Seharusnya lo tanggung jawab zel." Bima mendorong keras tubuh Azella, membuat badan Azella terkena tembok dengan keras.

Dika langsung menarik tubuh Bima untuk menjauhi Azella. Dika tahu saat ini emosi Bima sedang tidak stabil.

"Kak ini rumah sakit. Kalau kalian mau ribut, di luar aja," saran Keyzia yang sedang duduk bersama Gevan dan Fandi. Keyzia datang ke rumah sakit karena ia adalah ketua OSIS dan melihat kejadian secara langsung.

Azella menghampiri Bima. "Gue akan tanggung jawab untuk biayain pengobatan dia sampai sembuh."

"Cihhh, tanpa bantuan lo, kita di sini juga bisa biayain pengobatan Sinta."

Azella tersenyum devil. "Dalam waktu kurang dari satu bulan, pelakunya akan ketangkap."

Mereka semua terdiam. Bahkan salah satu dari mereka ada yang panik jikalau semuanya terbongkar.

"Gue bayar administrasi dulu."

Setelah mengatakan itu, Azella pergi meninggalkan tempat tersebut.

🍁🍁🍁

Azella sedang duduk di kursi taman. Cuaca malam ini cukup dingin dan hembusan angin yang cukup kencang. Azella memejamkan matanya merasa letih, ia sangat membenci dirinya sendiri saat penyakit yang ia alami kambuh. Saat ia melihat darah sebanyak itu, ia jadi mengingat kejadian Abang nya yang mengalami kecelakaan tragis dan semenjak itu Azella harus bolak-balik ke psikiater bersama orangtuanya karena ia sering mengalami emosi yang tidak stabil. Apa lagi saat dirinya memaksa untuk berfikir terlalu mendalam, maka emosi yang dia rasakan akan meningkat lebih besar bahkan bisa tak sadar atas perbuatannya.

ZERLLAND [SELESAI] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang