01

3.1K 69 129
                                    

Selamat membaca:)

***

"malem Bunda ayah."sapa Naura ketika sudah sampai di ruang meja makan.

"Malem sayang, salim dulu nak sama om dan tante."ucap bunda Naura, Naura hanya menurut dan menyalami mereka.

"Sayang duduk dulu, bunda mau ngomong sesuatu sama kamu."ucap bunda Naura.

Naura yang mendengar itu langsung melihat jam tangan yang ada di tangan nya."yahh Bun, udah jam delapan, Naura udah di tungguin sama temen temen."

"Bentar aja sayang."mohon bunda Hana atau bunda Naura.

"Beneran bentar ya Bun."ucap Naura sambil melangkah ke arah bangku kosong di sebelah nya.

Bunda Hana yang melihat Naura sudah duduk lalu membuka suara."Naura minggu depan kamu akan menikah dengan santri pilihan bunda.

Naura yang mendengar itu langsung menatap bundanya sengit."bunda kalo ngomong gak usah bercanda dehh."

"Enggak sayang, kamu bunda jodohkan dengan santri yang ada di samping kamu."ucap Bunda Hana."dia anak santri yang mondok di tempat ayah kamu."

"Gak bunda, bunda pasti bercanda kan, ini bukan zaman Siti Nurbaya bunda."ucap Naura tak terima lalu menatap pria di sebelah nya yang sedari tadi hanya menunduk.

"Berapa kali bunda harus bicara, ini gak bercanda, bunda sudah tentuin tanggal pernikahan kalian, Minggu depan."putus bunda.

Naura yang mendengar itu tak terima dan langsung menghadap pria di depannya."eh lo, lo punya apa ha mau nikah sama gua.

Kenan atau santri itu yang di ajak bicara dengan Naura hanya diam dan terus menunduk.

"Gua ngajak lo ngomong ajng, Lo gak punya mulut apa gimana."ucap Naura geram karena pria di hadapannya tidak menjawab pertanyaannya.

"Naura."peringat Ayah Naura.

"Apa ayah, ayah mau belain nih anak dari pada anak sendiri."Jawab Naura menantang."pokoknya Naura menolak keras perjodohan ini."ucap Naura dan langsung meninggalkan ruang meja makan.

"Maap ya mbak, mas , Kenan, Naura udah gak sopan sama kalian." Ucap bunda Hana tak enak, karena kelakuan Naura tidak sopan.

"Iyha gapapa, namanya juga anak muda."ucap umi Kenan dengan senyum manisnya.

Naura keluar dri rumah nya dengan perasaan kesalnya, lalu berjalan ke arah garansi untuk mengambil mobil nya.

Naura mengendarai mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata, Naura marah dengan Bundanya, yang seenaknya menjodohkan nya dengan seorang santri, bahkan Naura aja belum tau namanya dan Wajah santri itu, karena waktu di ajak bicara dengan Naura santri itu hanya menunduk.

"Kenapa ra, muka lo kok di tekuk." Tanya adel ketika melihat Naura memasuki club yang biasa mereka datangi.

"Gua di jodohin sama bunda gua."ucap Naura sedikit ngegas.

Mereka semua yang mendengar ucapan Naura langsung tertawa."gak usah bercanda ra , ini bukan zaman Siti Nurbaya kali."ucap Sukma tak percaya.

"Gue gak bercanda, gue di jodohin sama santri."ucap Naura serius.

"What santri."kaget mereka.

"Terus lo mau..."

"Hy sayang"ucap  Marvel pacar Naura sambil melangkah ke arah Naura.

"Kalian jangan ada yang bilang kalo gua di jodohin." Peringat Naura dan langsung di angguki oleh mereka.

"Hy juga sayang."ucap Naura mendekat ke arah Marvel dan langsung memeluknya.

"Kayaknya bakalan ada adegan dewasa nih, ra kita ke sana dulunya." Pamit Adel dan di angguki oleh Naura.

"Kamu kenapa syng, kok muka kamu murung."ucap Marvel meneliti wajah cantik Naura.

"Gapapa kok, aku kangen sama kamu aja."jawab Naura memeluk Marvel lagi.

"Yaudah kita duduk sana."ucap Marvel menunjuk bangku kosong.

"Yaudah ayok, tapi gendong ya."ucap Naura manja.

"Iyha iyha sini aku gendong."

Naura dan Marvel melangkah ke bangku kosong itu, dengan posisi Naura berada di gendong Marvel.

"Mau pesen apa sayang."ucap Marvel lembut.

"Mau pesen kamu aja boleh."jawab Naura bercanda.

"Boleh dong, bentar ya aku mau ngambil minum buat kamu."

"Aku gak mau minum, maunya kamu."jawab Naura manja.

"Yaudah sini peluk."ucap Marvel dan langsung di peluk Naura erat.

"Aku sayang kamu Marvel."ucap Naura serius."maap Marvel aku belum bisa jujur soal perjodohan ini."lanjut batin Naura.

"Aku juga sayang kamu Naura bahkan cinta."jawab Marvel sambil memeluk Naura erat.

Tbc

SANTRI PILIHAN BUNDA HANA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang