Lembayung menemani kedua insan dimabuk harsa. Hingga, membiarkan teciptanya jejak kenangan di setiap jalan yang mereka tempuh. Sudah berjam-jam lamanya, tetapi tak sedikitpun kata bosan terlintas dibenak. Tujuan si lelaki adalah mengelilingi Tokyo sekalian menepati janji yang dicakap. Tentu saja membiarkan si puan memboncengnya yang menjadi salah satu dari puluhan momen favoritnya. Cengkeraman pada sweater Yui diperkuat. Sesekali kepalanya diletakkan di bahu Yui, hingga tak membiarkan si puan bernapas dengan nyaman. Dia malu dibuatnya.
Setiap melewati daerah ataupun tempat yang pernah menjadi kenangan mereka, Mikey selalu menunjuknya dengan semangat. "Yui-cchi! Itu adalah tempat pertama kali aku menjatuhkan dorayaki ku, lalu kau menghiburku dengan membelikan yang baru!" Seruan semangat, lagi dan lagi Mikey keluarkan. Yui tersenyum tipis, ia merasa sangat senang jika Mikey senang.
Motor kesayangan Mikey berhenti di salah satu toko yang menjual dorayaki. Si penumpang dibuat kebingungan, Yui pun menjelaskan, "Aku ingin membeli beberapa dorayaki untuk kita." Mikey mengangguk paham, saat ini ia memang merasa sedikit lapar. Tak butuh waktu lama, keduanya kembali melanjutkan perjalanan.
Berhenti di sebuah jembatan dengan sungai di bawahnya, posisi mereka masih duduk di atas motor. Bedanya, masing-masing saling menghadap matahari yang mulai terbenam. Untuk kesekian kalinya, Mikey menyandarkan kepalanya di bahu Yui. Membiarkan gadis itu menyuapinya dengan dorayaki yang tadi dibeli. Tak berucap barang sekata pun, mereka membiarkan kenyamanan dalam keheningan menemani. Hingga matahari sudah tenggelam dengan sempurna, Mikey membuka suara. "Na, Yui-cchi," celetuknya.
Suapan terakhir diberikan untuk Mikey. "Apa?" sahut Yui. "Terimakasih, aku sangat berterimakasih padamu karena sudah menyelamatkan Baji." Tatapan teduh dari Mikey menggoyahkan segala pertahanannya. Ia yang merasa tak pantas untuk mencintai lelaki di sampingnya ini, lagi-lagi harus berusaha lebih keras agar perasaan itu tak menghinggapi hatinya.
Yui mengalihkan pandangannya, ditatapnya air sungai di bawah mereka. "Tak masalah, sudah menjadi tugasku."
Genggaman yang sedari tadi berada di sweaternya teralihkan ke tangan Yui. Saling menghantarkan rasa hangat dan tak membiarkan rasa dingin lolos. "Panggil namaku," perintah Mikey.
"Huh? Maksudmu, Manjirou?"
"Sekali lagi."
"Manjirou ...." balasnya. Kali ini dengan nada yang sedikit lebih rendah.
"Ya, sayang?" Gelak tawa terlepas saat Mikey melihat reaksi merona dari Yui. Bak apel merah, wajah Yui sangat manis hingga tanpa sadar Mikey sudah menangkup wajah gadis itu. "M-manjirou?"
"Heh ... kau sudah bukan seorang bocah yang kutemui dulu."
"Bagaimana bisa kau menjadi secantik ini hanya dalam waktu beberapa tahun, hm?"
"Apa yang kau katanya, Manjirou? Apa kau kedinginan hingga ucapanmu melantur?" Ketahuilah, Yui tengah berusaha keras menyembunyikan kegugupannya serta mempertahankan kewarasannya. "Tidak tuh." Mikey mengerucutkan bibirnya.
Kenyamanan dalam keheningan kembali menemani. Bedanya, Yui berada dalam dekapan Mikey (lelaki itu memaksanya). "Sebenarnya aku masih tidak mengerti," ujar Mikey. Yui sedikit mengangkat kepalanya untuk melihat wajah Mikey. Lelaki itu menambah, "Sebenarnya apa alasanmu ingin mengakhiri hidup di jembatan ini, dulu."
Rasa bersalah dan gelisah langsung bersarang dibenaknya. Di satu sisi ia ingin menceritakan segala hal, namun di sisi lain Yui ragu mengatakannya. Segala cerita kehidupannya adalah keburukan. Yui tidak ingin keburukan tersebut diketahui Mikey. "Hanya perasaan seorang anak kecil yang belum memiliki pemikiran matang dan memutuskan untuk mengakhiri hidupnya."
![](https://img.wattpad.com/cover/299152716-288-k626235.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My King | Tokyo revengers x OC
FanficMisinya, menyelamatkan sang Raja dari keterpurukan. Tokyo revengers © Ken Wakui Plot © Berry0_0 Action | Romance | Drama | R15 Complete