• Cemas

510 82 10
                                    

Perasaan cemas selalu menemaninya selama beberapa hari belakangan. Penyebabnya adalah ketidakhadiran dua lelaki yang ia kenal. Yui tidak mengerti, biasanya mereka akan mengatakan lokasi tujuan mereka pada Yui, bahkan mengabari jika tidak pulang ke rumah. Tetapi segalanya menjadi aneh, terakhir kali mereka bertemu saat rapat Toman. Sempat berbincang pun tidak, Yui hanya menatap sekilas Haruchiyo yang juga menatapnya.

Mari kesampingkan masalah itu, karena saat ini Yui dan Chifuyu diminta Takemichi untuk berkunjung ke rumah lelaki itu. Agaknya, ada hal penting yang ingin dibahas.

"Maaf bila tiba-tiba memanggil kalian ke sini."

"Sebelum itu, Yui-san ... apakah kau sedang sakit? Wajahmu terlihat pucat," tanya pemilik rumah merasa tidak enak.

"Takemichi benar, kau terlihat sedikit pucat Yui-san."

Yui menggeleng. "Tidak ada yang perlu dikhawatirkan." Ia mencoba meyakinkan.

Keduanya dipersilahkan bersantai di kamar Takemichi.

"Jadi, kau dapat informasi?" tanya Chifuyu ketika Yui lebih tertarik melihat-lihat benda-benda di kamar Takemichi.

Anggukan diberikan oleh Takemichi sebagai pembenaran pertanyaan Chifuyu. "Benar dan ada banyak."

"Oh ya?" Mulai tertarik dengan informasi dari Takemichi, Yui menatapnya serius.

Beberapa menit berlalu.
Takemichi menceritakan segala hal yang ia ketahui.

Lelaki bergaya rambut undercut mengernyitkan dahi. "Jadi ... Tenjiku dibentuk akibat dendamnya terhadap saudaranya sendiri, yaitu Mikey?"

"Benar."

Yui memasang pose berpikir. "Tenjiku kah?"

"Geng dari Yokohama yang merekrut generasi brutal, hm ... akan merepotkan," lanjutnya.

Ia mulai menghitung. "Ada Kurokawa Izana, Haitani Kyoudai, Mochizuki Kanji, Kakucho Hitto, Madarame Shion, dan bahkan Kisaki juga Hanma bergabung di sana."

Takemichi mengangguk. "Ya, Tenjiku berbahaya."

"Intinya, pertarungan kali ini teruntuk dua bersaudara itu kan?" Chifuyu menyimpulkan.

"Benar."

Takemichi memilih duduk di lantai, disusul kedua remaja lainnya. Ia menghela napas panjangnya dengan berat. "Kalian pasti bosan mendengar perkataanku ini. Tetapi, aku harus mengatakannya."

"Masa depan selalu berakhir buruk. Tidak peduli mau seperti apa aku merubahnya, tetap berakhir demikian."

"Aku pernah menyaksikan kematian Mikey-kun di depan mataku sendiri. Lelaki itu menyimpan banyak sekali penderitaan. Terakhir kali, Izana dan Kisaki berhasil mengambil alih Toman."

"Manjirou," gumam Yui sendu.

"Semua orang mati, bahkan Naoto juga dibunuhnya." Mimik wajah Takemichi terlihat tegas, walau tampak jelas kesedihan di sana.

Suara tepukan tangan mendapati atensi. Yui tersenyum tipis. "Aku mengerti."

"Segala hal seakan berputar di tempat dengan Kisaki sebagai porosnya. Untuk kembali melintas waktu, kau memerlukan pemicu. Terakhir kali kau mencoba itu denganku, hasilnya nihil. Lalu kau juga berkata, setelah berjabat tangan dengan Naoto kau tidak bisa kembali ke masa depan. Segala hal pasti ada sebab akibatnya. Aku akan memikirkan penyebab gangguan pemicumu, namun masalah ini tidak akan kita utamakan." Yui menatap kedua telapak tangannya.

"Jika masa depan tidak kunjung berubah. Kita hanya perlu menuntaskan masalah utamanya kan? Kesimpulannya, aku harus berani mengotori tangan." Seringaian khas Yui, menghiasi wajahnya.

My King | Tokyo revengers x OCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang