Happy reading!
Jangan lupa Vote dan komennya yang😍😙.
Bagikan cerita ini ke teman-teman kalian atau di medsos kalian terimakasih♥️😍
Tandain typo!
Seneng gak aku up? Soalnya sudah aku jadwalin kalau cerita di up setiap hari Sabtu, mungkin Sabtu aku gak up hehe
°•°
Siang ini Asa lepas infusan karna botol infusan nya sudah habis.
Asa sedang mengganti baju di kamar mandi yang ada di ruangannya, dan dibantu dengan Dimi, pembantu yang ada dirumah Gavin.
Setelah selesai, Asa keluar dari kamar mandi dengan di gendong oleh Dimi.
"Udah selesai sayang? Sini biar papa gendong" Gavin mengambil Asa dari gendongan Dimi.
"Kamu boleh pulang duluan" suruh Gavin pada Dimi.
"Baik, bos" Dimi segera pergi dari rumah sakit, dan pulang ke mansion Gavin.
"Sakit gak tangannya?" Tanya Gavin mengelus tangan Asa yang ada lepas infus, tapi punggung tangannya diperban.
"Agak bengkak ini" gumam Gavin mengecup pelan punggung tangan Asa.
Asa menaruh kepalanya di ceruk leher Gavin tanpa menjawab.
Gavin berjalan keluar rumah sakit, Asa sedikit mendongak karna ia merasa ada yang memperhatikannya.
Dan ternyata Asa melihat bocah lelaki yang sekitar 3 tahunan sedang menggunakan kursi roda.
Asa mengangkat tangannya agak tinggi dan menyapa tanpa suara.
"Hai" sapa Asa tanpa suara.
Bocah itu hanya diam tanpa menjawab tapi matanya masih memperhatikan Asa.
Dia masih memperhatikan Asa hingga Asa menghilang karna tembok rumah sakit.
"Cantik, aku suka" gumamnya dengan mata mengedip lucu.
°•°
Asa dan Gavin sudah didalam perjalanan pulang, dengan Asa duduk dipangkuan Gavin.
Asa hanya melihat jalannya di luar Jendela, dan Gavin memainkan handphonenya.
Asa mengetuk-ngetuk jendela mobil, membuat Gavin menoleh wajahnya ke Asa.
"Berhenti dulu Zas" suruh Gavin.
Supir pribadi Gavin yang sudah kembali berkerja langsung berhenti.
"Kamu kenapa sayang?" Tanya Gavin dengan lembut.
Asa hanya mengetuk jendela membuat Gavin melihat apa yang ditunjuk Asa.
Dan ternyata yang ditunjuk Asa adalah Sekolah TK, yang ramai dengan para murid yang pulang, dan dijemput keluarga nya.
"Asa mau sekolah?" Tanya Gavin dan Asa mengangguk dengan antusias.
"Tapi Asa masih 2 tahun, nanti Asa gak boleh masuk sama kepala sekolah nya" tolak Gavin halus, bisa sih Asa masuk sekolah menggunakan uang lebih, tapi Gavin khawatir takut Asa dibully atau di asingkan karna umurnya yang paling muda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be an antagonist boy
FantasyDeana Wiratama, gadis berumur 15 tahun yang sedikit lagi lulus dari SMP. Deana bertransmigrasi keraga balita perempuan yang nyatanya balita itu adalah anak antagonis yang ada di Novel yang pernah Deana baca. *** FOLLOW AKUN SAYA SEBELUM MEMBACA! DAN...