Suasana kantor pagi ini sedikit berbeda dibandingkan hari-hari biasanya. Lorong tampak lengang, padahal jarum jam belum menunjuk pukul delapan. Lebih anehnya lagi, semua karyawan sudah bersiap di ruangan kerja masing-masing.Sandra menyusuri lorong dengan ekspresi bingung terlukis di wajahnya. Rasanya hari ini bukan jadwal evaluasi kinerja karyawan, lantas mengapa para karyawan jadi sok sibuk seperti itu?
Karena penasaran tanpa pikir panjang Sandra langsung beranjak pergi ke Ruang C3 tempat Divisi Pemasaran. Di saat seperti ini hanya ada satu orang yang dapat memberinya penjelasan. Orang tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah Dini.
"Lo kurang pagi datengnya. Sayang banget padahal tadi ada tontonan seru," ujar Dini setelah mendengar pertanyaan Sandra soal perubahan sikap para karyawan.
"Tontonan seru?"
"Tadi di lobi Pak Jo marahin Seruni sama Rida. Mereka ketahuan lagi sebarin gosip doi ditolak cewek," Dini bergidik ngeri. "Gara-gara mereka berdua, semua karyawan di sekitar lobi kena juga. Makanya langsung pada cabut tadi."
"Siapa yang ditolak?"
"Pak Jo, lah. Siapa lagi?" Dini terkekeh. "Gue sebenernya prihatin. Kasihan udah tua enggak nikah-nikah. Giliran deket sama cewek gagal mulu."
Tenggorokan Sandra tercekat. Mendadak perasaannya tidak enak. "Hoax kali?"
"Gue awalnya juga mikir gitu. Apalagi sumber informasinya Seruni sama Rida. Tapi waktu mereka nunjukin foto Pak Jo sama cewek di restoran, gue baru bisa percaya."
"Mungkin temennya?" Sandra masih berusaha mengelak.
"Temen segala bawa buket bunga? Aneh banget!"
Buket bunga?
Sandra semakin kesulitan bernapas. Dalam kondisi seperti ini sulit sekali mengerahkan pikiran untuk tetap positive thinking.
"Pacar juga enggak mungkin," Dini bersidekap. "Menurut Seruni saksi di tempat kejadian, Pak Jo kayaknya belum kenal cewek ini. Bener-bener mirip adegan perjodohan di film."
"Ada-ada aja Seruni," tukas Sandra, "Ini udah bukan zaman Siti Nurbaya. Ya kali, Pak Jo ikut acara perjodohan."
"Duh, lupa lo anak baru. Kalau enggak percaya sama gue, lo boleh tanya karyawan lain yang udah kerja di sini sejak hari pertama Pak Jo ambil alih jabatan bokapnya. Pasti mereka tahu seberapa sering pak bos keciduk lagi jalan sama cewek-cewek highclass."
"Jalan belum tentu dijodohin," komentar Sandra.
"Bener juga," gumam Dini. Kepalanya mengangguk setuju. "Berarti cuma ada dua kemungkinan. Antara dijodohin atau Pak Jo aslinya playboy. Terlepas dari itu kejadian kemarin sakral banget, sih."
"Sakral?"
"Kapan lagi lihat Pak Jo ditolak cewek? Sampai ditinggal sendirian di restoran pula!" Dini tertawa lepas. "Sayang banget bukan lo yang nyiduk pak bos. Kayaknya bakalan lebih seru kalau lo ada di sana juga bareng Seruni sama Rida."
KAMU SEDANG MEMBACA
POSTING
Romance"Sandra, kamu mau jadi istri saya? Setelah saya pikir-pikir sepertinya kita lumayan cocok." "Pak Jo, setelah saya pikir-pikir sepertinya bulan depan saya resign." - Menjadi sekretaris Johnson bukan hal yang mudah bagi Cassandra. Kepalanya hampir pe...