05. Cctv Sekolah

11 7 1
                                    

Tok tok tok...

Bunyi ketukan pintu kayu yang jaraknya terdengar sangat dekat dengan keberada Zora.
Zora yang sedang belajar di meja cokelat miliknya itu, langsung beranjak keluar untuk membukakan pintu rumah.

"Hai Jora." Vicero yang sedang berdiri di depan pintu, tiba-tiba masuk ke dalam rumah tanpa Zora perintah terlebih dahulu.

"Eh, main masuk-masuk aja!" Celetuknya.

Vicero mengeluarkan beberapa barang dan ia letakkan di atas meja tamu milik Zora. Mungkin saja, itu alat untuk melihat cctv sekolah?

Ia yang duduk di samping Vicero, merasa bahwa aroma parfum yang Vicero gunakan sepertinya tidak asing lagi baginya.

"Vicero, aroma parfum ini punya kamu?" Tanya Zora sembari menciumi aroma parfum supaya tidak salah perkiraan.

"Ngga, ini parfum Lyla."

"Hah?!" Zora yang awalnya terduduk tiba-tiba terkejut. Hal itu membuat pupil matanya membesar.

"Iya, Lyla itu sepupuku." Penjelasan singkat, padat, dan jelas dari Vicero yang dapat membuat Zora diam ternganga.
Ternyata Lyla itu, sepupunya Vicero!!!

"Sebenernya, tadi malem aku udah lihat cctv sekolah. Yang nyuri airpods kamu itu, Lyla. Jadi gimana?"

"Ya udah ga papa kok, mungkin aja Lyla suka."

Zora tidak mau memperpanjang masalah ini. Ia takut jika hubungan Vicero dengan Lyla sebagi sepupu menjadi hancur berantakan hanya karena airpods miliknya.

"Ga bisa gitu dong Jora! Lyla udah banyak ngerugiin kamu!" Ucap Vicero yang duduk di sampingku dengan nada suara yang begitu tegas.

Zora harus apa? Lagi pula, airpods itu harganya juga tidak seberapa, daripada hubungan sepupu antara Vicero dan Lyla menjadi hancur berantakan.

Iya kan?

"Ga papa kok Vicero, aku masih ada cadangan airpods." Alasan basic yang Zora lontarkan.

"Ya udah, terserah kamu aja deh."

Karena pada siang itu cuaca sangat terik, Zora memutuskan untuk membuat minuman dan menyuguhkan beberapa buah. Tidak mungkin kan, jika ada tamu tetapi tidak kita suguhkan dengan minuman atau makanan?

Saat waktu mulai menjelang sore dan mereka tidak memiliki kegiatan apapun lagi yang harus mereka lakukan lagi, Vicero memutuskan untuk pulang.

Tak lama usai Vicero pulang, Ibu Zora datang dari luar kota.

"Assalamu'alaikum Zora sayang, Ibu pulang." Memasuki rumah dengan tangan penuh paperbag dan beberapa koper.

"Eh Ibu, waalaikumsalam."

Siang menjelang sore, sore menjelang malam, dan malam menjelang pagi.

Zora sampai di depan gerbang sekolah tepat jam 06.20, ia sengaja berangkat sekolah lebih awal karena hari ini akan dmulainya ujian kelulusan.

Jam 06.20 di sekolah sudah ramai dengan murid-murid, terkhususnya anak kelas 3 SMP.
Pagi-pagi saja, mata Zora sudah melihat begitu banyak teman-temannya yang sedang memegang buku mata pelajaran dan terduduk di setiap lorong-lorong kelas.

"Hufttt, betapa mengerikannya dunia pendidikan ini." Gumam Zora.

Tap tap tap...

Bunyi langkahan kaki Zora yang melewati setiap lorong-lorong kelas, membuat teman-temannya yang sedang menatapi buku itu, tiba-tiba menjadi melihat ke arahnya.

Ujian mata pelajaran pertama telah berlalu. Ekspresi murid kelas 3 SMP sangat tegang, linglung, bingung, dan loyo.

"Hai Jora!" Sapa Vicero terhadap Zora dari jauh.

"Hai Vicero, ujiannya susah atau gampang menurut kamu?" Pertanyaan basa-basi dari Zora, yang membuat topik percakapan mereka menjadi lebih seru.

"Iya gampang banget. Karena terlalu gampang, aku sampai pake metode silang indah." Senyum Vicero yang membuat matanya menghilang.

"Wih, Vicero hebat juga teryata." Ledek Zora dengan tertawa tipis-tipis.

Renggang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang