Lyla berteriak usai menusuk tangannya sendiri menggunakan pulpen biru miliknya itu. Darah menetes ke meja. Pulpen biru yang kini telah berlumuran darah tiba-tiba diserahkan Lyla ke tangan Zora.
"Ya ampun Lyla, tangan kamu."
"Lyla, banyak banget darahnya."
"Guys, bawa Lyla ke UKS cepetan!"
"Lyla kamu kenapa?!"
Disaat keadaan sekitar mulai ramai, tanpa Zora sadari...
"Zora menusukkan pulpen biru itu ke tanganku, padahal aku cuman minta tolong tentang materi matematika tadi."
Tanpa ia sadari, Lyla tiba-tiba berbicara hal menjijikkan seperti itu. Seakan akan Zora lah yang telah melakukan semua ini.
"Ngga! Lyla tiba-tiba dateng ke mejaku, lalu dia..." Belum selesai Zora berbicara, teman-temannya sudah tidak ada lagi yang mempercayai Zora
"Halah pembohong."
"Lihat! Pulpen birunya aja ada di tangan Zora."
"Pinter sih, tapi munafik."
"Jahat lo Zor."
Perkataan teman-teman Zora itu, membuatnya semakin sulit untuk menjelaskan kejadian ini yang sebenarnya. Mereka membawa Lyla ke UKS. Di kelas hanya ada Zora dan Vicero.
Vicero adalah teman laki-laki satu-satunya di kelas Zora yang paling pendiam dan selalu bersikap bodo amat akan keadaan sekitar. Zora duduk di bangku kelas dengan keadaan termenung dan menikmati betapa sejuknya lingkungan sembari mendengarkan lantunan lagu Melukis Senja di airpods miliknya.
Tak lama setelah ia duduk sembari merenung itu, tiba-tiba Vicero datang menghampiri Zora.
"Kamu Zora ya? Tenang aja, aku udah merekam semua kejadian tadi. Lyla terlalu bodoh untuk melakukan hal semacam ini, dia ga menyadari keberadaanku di pojok kelas." Cara bicara Vicero seakan-akan dia adalah orang yang paling mengetahui segala masalah yang terjadi di sekolah.
"Iya aku Zora. Kok kamu bisa merekam kejadian itu secara tiba-tiba?" Zora bertanya dengan nada begitu keras, dikarenakan airpods yang masih menempel kokoh di telinganya.
Vicero mendekat dan menutup mulut Zora dengan tangan kanannya. Sembari menutup mulut Zora, ia juga berbisik kepada Zora.
"Stttt, aku kan pemegang cctv di sekolah ini."
"Ha?!" Zora terkejut akan pernyataan yang baru saja dilontarkan oleh Vicero. Sebelum Zora bertanya, Vicero sudah berjalan keluar kelas dengan keadaan tangan menggenggam sweater hitam miliknya.
Beberapa menit, Zora hanya terdiam dan masih terkejut akan pernyataan yang dilontarkan Vicero tadi. Dia penasaran, apa hubungan Vicero dengan sekolah ini sehingga dia lah yang memegang seluruh cctv di sekolah ini.
Menurut kamu, hubungan Vicero dengan sekolah ini apaan?!!
Saat lonceng istirahat berbunyi dengan begitu lantang, Zora berjalan dari kelas menuju kantin untuk membeli beberapa makanan. Baru saja ia menginjakkan kakinya di pintu kantin, teman-temannya yang awalnya terduduk dan berbincang-bincang itu, tiba-tiba mereka menjauhi Zora setelah melihat kedatangan Zora.
Zora tampak bodo amat akan suasana itu. Menurut Zora, makanan adalah yang nomor satu daripada mendengarkan omong kosong dari orang bodoh.
Zora memesan bakso dan es teh, kemudian ia berjalan menuju meja dan kursi kosong yang terletak paling belakang di kantin.
![](https://img.wattpad.com/cover/303473125-288-k89997.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Renggang
Teen FictionPersahabatan seorang dua remaja yang sangat bertolak belakang dalam segi kepribadian dan keahlian. Perbedaan tersebut berpengaruh besar dalam hubungan persahabatan mereka. Hingga pada akhirnya, penyesalan lah yang menjadi hasil dari segala hasil. Ta...