CHAP 18 🍭İnconvenient

37.2K 4.9K 54
                                    

Kangen İo nggak?
Kangen dong ya!
İo juga kangen kalian:>

Kangen İo nggak?Kangen dong ya! İo juga kangen kalian:>

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Luna, Om titip Kelio ya. Bodyguard bakalan ada, maksimal 10 meter dari kalian biar kalian nggak ngerasa terganggu," ucap Luis begitu Aluna datang pukul 10.00 pagi. Aluna pikir Luis sudah pergi ke kantornya, ternyata baru akan berangkat.

Kepala Aluna mengangguk. "Oke, Om! Kelionya sekarang di mana, Om? Nggak kelihatan, nggak ngantar om ke depan?"

Luis menggeleng. "Masih dibujuk buat sarapan, tapi mau nunggu kamu. Masuk aja, biar Kelio juga cepet ngisi perutnya."

Aluna kembali mengangguk, setelah Luis memasuki mobil mewahnya dan menjauh dari pekarangan, barulah Aluna masuk ke dalam. Gadis itu menatap sekitar dan menemukan Kelio sedang cemberut, tangannya terlipat di depan dada dan beberapa kali menggeleng saat pelayan menawarkan makanan.

Senyuman Aluna jadi mengembang, dia segera mendekat pada Kelio yang tampaknya sudah siap untuk keluar rumah. Lelaki itu memakai kaos lengan pendek berwarna putih cerah, dibungkus overall berwarna hijau lumut. Penampilannya lucu, sangat menggemaskan membuat Aluna tidak tahan untuk mengelus puncak kepalanya.

"Unaaa!" Kelio mengangkat kedua tangannya, merentang agar bisa memeluk Aluna. "Ayo keluar! İo nggak sabar mau ke mall sama Una!" ujarnya begitu dagunya sudah mendarat di perut Aluna.

Aluna terkekeh, dan segera menggelengkan kepala. "Sarapan dulu, ya? Makan dulu rotinya, dikit aja. Udah itu kita berangkat."

"İo nggak lapar, kok!" Kelio menjauhkan piring di meja makan setelah melepaskan pelukan, dia menatap Aluna penuh binaran mata. "Ayo berangkat, Una. Pwiissssss."

Aluna menggigit bibir. Apakah ini senjata Kelio yang baru? Mengatupkan tangan di depan dadanya seraya menatap Aluna seperti anak kucing yang super duper imut? Aluna mengelus dadanya, tidak kuat melihat kegemasan yang harus dia hadapi.

"Ya udah, tapi begitu nyampe, kita cari sarapan dulu. Setuju?"

Kelio mengangguk, segera berdiri dan melompat-lompat kecil. Lelaki itu dengan cepat menarik lengan Aluna menjauh dari dapur menuju keluar rumah.

"Asik! Ke mall sama Unaaaaa!" teriaknya dan berlari kecil menuju mobil.

Aluna hanya menggigit bibir, lagi-lagi menahan gemas. Bagaimana jika tangannya melayang mencubit kedua pipi Kelio? Bisa-bisa menjadi masalah besar. Mengembuskan napasnya perlahan, Aluna mengikuti Kelio dan memasuki mobil. Dikendarai oleh Obi, mobil itupun melaju dengan kecepatan sedang, menuju tempat yang Kelio mau.

🍭

"Sekarang?"

"Belum lapar."

Baby İoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang