CHAP 14 🍭İnsidious

46.7K 5.6K 71
                                    

Hawoo! Apa kabarr?
İo kangen kalian, jadinya up malam sabtu, nih!
Sekalian nemenin bobo❤

Hawoo! Apa kabarr?İo kangen kalian, jadinya up malam sabtu, nih!Sekalian nemenin bobo❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"KAK İO, KAK UNA! KAMI DI SINI!"

Teriakan heboh dan lambaian tangan itu selalu didapatkan oleh Aluna dan Kelio saat mereka memasuki kantin. Sejak seminggu lalu, tiga gadis kelas 10 yang merupakan penggemar berat Kelio itu sudah semakin akrab dengan Aluna. Karena untuk yang pertama kalinya, mereka mengagumi Kelio di tengah kabar buruk simpang siur di telinga murid-murid mengenai Kelio.

"Una, Una, Una!" Kelio mengguncang lengan Aluna. "Ayo sama Ala!"

Aluna melirik sekitar, semua orang di kantin memperhatikan mereka berdua. Seperti biasa. "İo jangan kayak gitu," peringatnya. "Jangan imut-imut, nggak kuat tahu!"

"Haa?" Kelio mengerjap, dia membuka mulutnya hendak bertanya, apa maksud Aluna, memangnya dirinya melakukan apa? Namun, belum sempat berbicara, Aluna sudah menariknya menuju meja yang sudah ditempati tiga orang gadis yang berteriak heboh tadi.

"Kakak mau pesan apa?" Via langsung berdiri. Kebiasannya memang memesankan makanan untuk teman-teman satu meja. "Atau bawa bekal?"

"Cuman İo aja yang bawa," jawab Aluna lalu memberikan selembar uang pada Via. "Gue mau bakso tahu."

"Asiaap! Via meluncur!"

Aluna mengangguk, dia membawa kotak makan dan juga satu botol air mineral di sebuah tas berwarna merah muda milik Kelio. Seperti biasanya, Kelio akan membawa bekal dari rumah atas perintah Luis, apalagi Kelio tidak boleh makan sembarangan, pencernaannya kurang baik.

"Eh iya, Kak Luna. Aku belum tahu siapa yang nyebarin gosip tentang kakak sama kak İo. Aku tanya ke yang kirim chat, tapi dia ngaku kalau itu dari grup organisasi. Dia juga tanya ke temen-temennya, nggak ada yang ngaku." Amala membuka percakapan, rambut bergelombangnya itu bergoyang seiringan dengan gerakan kepala yang seirama dengan ucapan.

Aluna mengangkat satu alisnya, tangannya bergerak hati-hati menyuapkan satu sendok nasi dan lauk pada Kelio. "Yah, nggak apalah. Nanti juga ketemu, yang pasti, gue nggak akan maafin dia. Nyebarin kabar seenak jidat."

Mengenai kabar yang beredar di grup chat memang belum selesai sampai sekarang. Aluna belum menemukan pelakunya, dan itu semua berhasil menjadi tranding topik sekolah dalam waktu seminggu. Beruntungnya, Kelio tidak mengerti apa-apa, bahkan lelaki itu sudah melupakan kejadian di mana dirinya dihina oleh satu kelas. Kelio kembali ke keadaan semula, dan mengejutkan teman sekelasnya lagi di setiap pagi.

Melihat itu, Aluna bisa menghela napas lega. Selama Kelio tidak mendapatkan masalah, maka Aluna akan membiarkannya. Sesimpel itu saja.

"Eh, tapi ini ada kabar baru!" Gea menunjukkan layar ponselnya pada Aluna dan Amala. "Kabar tadi pagi, tapi udah rame aja."

"Kabar apaan lagi, ih? Gedek banget!" Amala merebut ponsel milik Gea, lalu membaca sebuah chat. "Cowok buruk rupa?" katanya sesaat setelah matanya melihat layar ponsel Gea dan menggulirnya.

"Hah?" Aluna ikut menyahut, membuat gerakan tangannya terhenti di udara, membiarkan mulut Kelio terbuka. "Kabar apaan yang kayak gitu? Ini admin-admin gosipnya harus dicuci otak, biar nyari judulnya yang bener dikit."

Gea terkekeh mendengar itu, kemudian tertawa melihat raut wajah Kelio yang kesal karena makanannya tidak sampai ke mulut. Tangan gadis itu menyenggol Aluna, lalu menunjuk Kelio.

"Oh, maaf." Aluna kembali menyuapi Kelio dengan khidmat, seiringan dengan Via datang membawa pesanan.

"Jadi gini. Ada cowok, murid baru di kelas 12 IPS 3. Katanya nggak mau buka hoodie sama maskernya. Ngaku ke guru sakit, terus temen sekelasnya ngira dia buruk rupa, sama nggak pede." Amala menyimpulkan sebuah chat panjang yang dia baca barusan, lalu menatap semua orang yang ada di depannya, meminta pendapat. "Kok makin ke sini murid baru digosipin mulu?"

"Tahu, deh. Aneh-aneh nih admin gosipnya, nggak ada topik lain apa." Via menggerutu, menyuapkan siomay ke dalam mulutnya. "Eh, tapi ada yang ngira cowoknya terlalu glow up, makanya ditutupin."

"Terlalu glow up?" Kelio kini ikut andil dalam percakapan, wajah polos sepolos warna putih itu menatap para gadis dengan bingung.

Amala, Via, dan Gea memekik bersama, gemas sendiri melihat wajah Kelio. Mereka lantas bersorak-sorak, dan berlomba-lomba menjawab pertanyaan Kelio lebih dulu. Sementara Aluna, hanya menggelengkan kepalanya pelan, dia menyuapkan makanannya ke dalam mulut, mengunyahnya pelan sambil memperhatikan sekitar.

Di tengah keramaian kantin ini, Aluna mendengar beberapa bisikan semakin jelas dan suasana semakin heboh. Fokus mereka bagai ditarik paksa pada sesuatu, atau mungkin lebih tepatnya seseorang. Hingga akhirnya Aluna ikut mengalihkan pandangan, bersamaan dengan Amala yang membekap mulutnya.

"Itu yang katanya cowok buruk rupa!" ucapnya dengan suara teredam tangannya sendiri.

Aluna terdiam, jantungnya terasa mencelos begitu melihat kehadiran seorang lelaki di pintu kantin. Lelaki itu memang seperti yang digosipkan di grup chat. Memakai hoodie abu gelap, masker hitam, dan memasukkan kedua tangannya ke dalam saku hoodie. Namun, bukan itu yang membuat Aluna terdiam, dia merasakan sesuatu yang aneh. Apalagi saat melihat penampilan tertutup dari lelaki itu, mengingatkan Aluna pada sosok lelaki malam itu.

Lelaki yang sudah melukai pinggangnya.

Lelaki misterius itu.

Apa mungkin dia?!

🍭

"Una, susunya mana?"

"HAH?!" Aluna beringsut mundur begitu Kelio bertanya, tangan Aluna juga secara otomatis memeluk dirinya sendiri.

Kernyitan di kening Kelio terlihat, lelaki itu tidak tahu kenapa reaksi Aluna seperti itu. "Kan Una mau bikin susu stroberi, mana? İo haus."

"O-oh." Pipi Aluna mendadak memerah, pikirannya sedang tidak fokus hingga dia salah tangkap apa maksud Kelio barusan. Sejak melihat lelaki di pintu kantin sekolah tadi, Aluna jadi tidak bisa berpikir dengan jernih. Dia terus mengingat kejadian dirinya yang bertemu dengan lelaki misterius itu. Kejadian yang menegangkan dan tidak bisa Aluna lupakan sampai sekarang.

"Unaaaa!" Kelio merengek, kesal melihat Aluna hanya diam mematung. "İo haus! Haus haus hauuss!" teriaknya lebih keras, wajahnya bahkan sampai memerah seperti tomat yang baru dipetik.

"O-oh iya iya!" Aluna gelagapan, dirinya segera berlari dari ruang khusus untuk Kelio bermain menuju dapur, menyiapkan susu rasa stroberi yang bayi besar itu inginkan.

Aluna jadi ingin memastikan, apakah lelaki misterius di malam lalu dan murid pindahan di sekolah adalah orang yang sama? Memang Aluna tidak sepatutnya mencurigai orang semudah ini, dan mengaitkannya dengan sosok misterius dan tak berperasaan malam itu. Tapi, tidak mungkin hanya kebetulan 'kan? Seminggu setelah kejadian pinggangnya disayat, sosok murid baru muncul, dengan ciri-ciri yang hampir sama dengan lelaki yang ditemui Aluna kala itu.

Apa jangan-jangan, lelaki itu kembali untuk mengincar Aluna? Dan membawanya pergi lagi?

Aluna rasa, sekarang bukan Kelio saja yang butuh perlindungan, dirinya juga membutuhkannya. Aluna takut jika lelaki misterius itu memanglah murid baru yang tadi. Murid baru yang sangat ... tersembunyi.

----🍭

Menurut kalian gimana? Dia orang yang sama dengan orang yang ditemuin Aluna malem itu kah?

Aku sembunyiin dulu identitasnya, ya!
Mari main tebak-tebakan!♡

Ditunggu part berikutnya, ya!

Baby İoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang