"kak udah mau balik?" Tanya Tzuyu kepada Jeongyeon ketika melihat sang kakak yang keluar dari ruang kerjanya seraya menenteng jaket kulit hitam.
"Iya.Lu gimana?"
"Belum.Gw sama kak Jihyo ada operasi sebentar lagi" jawab Tzuyu setelah melirik pergelangan tangannya.
"Ya udah,kalau selesai langsung balik jangan pacaran terus" ucap Jeongyeon seraya tersenyum tengil.
"Dih!,kayak gak pernah muda aja lu kak"
"Gw masih muda ya,sembarang aja lu"
"Iya muda.
Muda-mudahan bisa bertahan sama kakak ipar gw" ucap Tzuyu lalu tertawa dan segera menjauh dari Jeongyeon"Aish,awas aja lu Tzu" gerutu Jeongyeon lalu melanjutkan perjalanan pulangnya.
Ditengah perjalanan, Jeongyeon memutuskan untuk membeli beberapa cemilan untuk menemaninya begadang.
Setelah dirasa cukup, Jeongyeon segera membayarnya lalu kembali melanjutkan perjalanannya.
Mengingat, sekarang ia sudah tak seperti dulu lagi.
Sekarang sudah ada seseorang yang menjadi tanggung jawabnya mulai semenjak ayah dari gadis itu mempersilahkan Jeongyeon untuk menggandeng tangan putrinya.Jeongyeon membuka pintu apartemen dan mendapati seseorang yang duduk di sofa lengkap dengan laptop di pangkuannya.
"Sepertinya gadis Myoui itu menunggu ku pulang" batin Jeongyeon.
Mendengar suara pintu yang sedikit berdecit,membuat Mina mengangkat pandangannya dari layar laptopnya.
Ia kemudian memberikan tatapan menyelidik kepada Jeongyeon yang masih setia berdiri di depan pintu.
Huft,
"Buruan bersih-bersih terus makan malam.
Jangan biasakan jajan mulu,cari uang gak gampang" ucap Mina seraya berdiri dan berjalan menuju kamar tak lupa membawa laptop di tangannya.Jeongyeon melihat kepergian Mina dengan heran.
"Apa maksud dari perkataan gadis itu?"Namun, Jeongyeon sontak terkekeh ketika mengingat bahwa saat ini ia sedang menenteng sebuah plastik besar dan isinya hanyalah kopi kalengan dan cemilan dengan kadar micin yang cukup tinggi.
Selesai dengan urusan mandi dan mengisi perutnya, Jeongyeon Lagi-lagi mengabiskan waktunya di sebuah ruangan sempit yang menjadi ruangan kerjanya.
Disana ia hanya membolak-balik halaman kertas yang penuh dengan tulisan.
Aish!
Jeongyeon berdecak kesel ketika menyadari bahwa kopi yang berada di depannya kini hanya tinggal kaleng nya saja.Jeongyeon pun bangkit dari kursinya dan berjalan ke dapur untuk mengambil kaleng kopi ke tiganya untuk malam ini.
Setelah menemukan apa yang diinginkan, Jeongyeon pun menutup pintu kulkas dan seketika terkejut saat berbalik dan mendapati Mina berdiri tak jauh darinya.
"Astaga!!!,
Kamu ngapain disitu?" Tanya Jeongyeon seraya memegang dadanya yang masih berdetak tak karuan."Lu kok gak tidur?
Ini udah larut malam" ucap Mina tanpa menjawab pertanyaan gadis di hadapannya."Saya masih ada sedikit urusan"
"Gak ada sedikit-sedikit.Sekarang ke kamar,tidur sekarang.Main game bisa besok" ucap Mina lalu melangkah kembali ke kamar.
Jeongyeon melihat punggung Mina dengan senyum tipis.
"Sepertinya dugaan ku benar"Jeongyeon memang sempat menduga istrinya itu tak tau mengenai kesehariannya dan mungkin masih mengganggap nya sebagai pengangguran yang Luntang Lantung.
Setelah membereskan sedikit pekerjaan nya, Jeongyeon memutuskan untuk segera ke kamar, mengingat dari perkataan Mina tadi yang memang terkesan menuntut.
Setelah masuk, Jeongyeon menutup pintu dengan sangat pelan kemudian berbalik dan mendapati seorang gadis cantik yang kini berbaring di atas kasurnya.
Jeongyeon pun melangkah pelan menghampiri tempat tidur dan mengambil beberapa bantal.
Namun belum sempat melangkah,suara dari gadis Myoui itu kembali mengagetkannya.
"Mau kemana?" Tanya Mina dengan mata yang masih terpejam.
"K-ke sofa"
"Lu tidur di sini aja,tapi jangan macem-macem, jangan sampai gw patahin tangan lu" ucap Mina
Jeongyeon pun meletakkan kembali bantal yang ia ambil tadi lalu membaringkan tubuhnya di samping gadis Myoui itu.
Jika boleh jujur,sudah semenjak tadi tubuhnya seakan berteriak meminta untuk segera istirahat.
Namun ia cukup senang akhirnya tubuhnya tak akan pegal-pegal lagi akibat tidur di sofa.Jeongyeon melirik sekilas ke sampingnya saat merasakan gerakan terus menerus dari gadis Myoui itu.
Jeongyeon kemudian teringat dengan sesuatu hal yang pernah disampaikan oleh ibu mertuanya beberapa hari lalu.
Jeongyeon kemudian memindahkan beberapa bantal guling yang menjadi perantara antara dirinya dan Mina ke belakang tubuhnya.
Mina yang memang belum terlelap langsung membuka matanya dan menatap garang ke arah Jeongyeon.
"Gw udah bilang jangan macem-macem ya lu" ucap Mina saat Jeongyeon sedikit mengikis jarak di antara mereka.
"Saya gak macem-macem kok.
Saya cuma keingat pesan mamah aja" ucap Jeongyeon lalu memiringkan tubuhnya dan meletakan tangan kirinya untuk menahan kepalanya."Mulai sekarang,saya yang akan melakukannya" ucap Jeongyeon seraya mengelus rambut Blonde Mina dengan tangan kanannya.
Jeongyeon sempat diberitahu oleh ibu mertuanya bahwa Mina hanya akan bisa tertidur dengan bantuan obat tidur atau dengan elusan di kepalanya.
Mina mematung ketika merasakan tangan Jeongyeon kini mengelus rambutnya dengan sangat lembut.
Ia ingin menolak,namun sepertinya tubuhnya tak dapat dia ajak kompromi.
Bahkan kini ia sudah merasakan bahwa matanya cukup berat."Good night my queen" bisik Jeongyeon lalu diakhiri dengan kecupan di kening Mina yang sudah terlelap.
Jeongyeon kemudian menyelimuti Mina dan ikut membaringkan tubuhnya di samping Mina tanpa adanya bantal guling yang bertugas menjadi Sekat.
TBC.
vomen.Oh iya,fyi cerita ini akan up tiap hari Minggu.
Sekian terima gaji.
KAMU SEDANG MEMBACA
Y O O
Teen FictionYang membedakan kehidupan ku yang dulu dan sekarang hanyalah STATUS dan itu sama sekali tak berpengaruh bagiku. . . . . Up sekali seminggu.👌