VI

752 99 23
                                    

Mina POV.

Aku terbangun dan seperti biasa,hanya aku sendiri disini.
Sebenarnya jam berapa sih Jeongyeon ninggalin apartemen.Dan ngapain juga berangkat pagi Mulu?.

Aku terus memikirkan berbagai hal yang berkaitan dengan gadis tinggi pemilik wajah androgini itu.

Hingga suara pintu kamar mandi yang terbuka berhasil membuat ku terlonjak kaget.


Terlihat Jeongyeon keluar dari kamar mandi seraya mengeringkan rambut pendek nya yang membuat tubuhku tak seketika tak sinkron.

Pikiran ku mengatakan untuk mengalihkan pandangan namun tubuhku menolaknya dengan keras.

"Mina? Kenapa??" Tanya nya seraya memperhatikan apakah ada yang salah dengan tubuhnya.

"Ehh,e-enggak" ucap ku menggeleng lalu membuang pandangan ku.

Sungguh,aku tak menyangka dengan hal ini.
Biasanya ketika aku terbangun, Jeongyeon sudah tak berada di apartemen.

"Ya udah,Sana mandi.
Saya siapkan sarapan dulu" ucapnya lalu berjalan keluar dari kamar kami.


Setelah membersihkan diri,dan merapikan sedikit penampilan ku,ku langkahkan kakiku untuk keluar kamar.

Namun belum seberapa jauh melangkah, tubuhku tiba-tiba mematung melihat punggung tegap Jeongyeon yang sedang berkutat dengan peralatan dapur seraya tertawa.

Kutebak,hal itu berasal dari seorang gadis berambut pendek yang duduk di Mini Bar yang juga tertawa terbahak-bahak.

"Mereka terlihat sangat dekat"gumam ku.

Apa ini?

Mengapa rasanya sangat tidak nyaman.

Akupun berniat kembali ke kamar,namun sebuah panggilan menghentikan langkahku.


"Oh,Hay Mina.Sini bergabung dengan ku" ucapnya dengan ramah, lengkap dengan gummy smile nya.

Wajah itu?,
Aku pernah melihatnya di acara pernikahan ku beberapa waktu lalu.

Aku pun menghampiri mereka berdua dengan sedikit perasaan aneh.
Entahlah,aku merasa sedang mengganggu waktu kebersamaannya.

"Sini duduk.Biar sarapannya,babu aja yang nyiapin" ucap gadis berambut sebahu ini dengan riang.

Akupun menanggapi nya dengan sedikit ringisan.

Kudengar Jeongyeon berdecih,lalu kembali melanjutkan pekerjaannya.

Huft,aku benar-benar merasa seperti orang ketiga disini.


"Oh iya Mina, Babu ku ini memperlakukan mu dengan baik kan?Lu  gak kekurangan perhatian kan?" Tanya gadis di depanku yang bahkan nama nya saja belum ku ketahui.

"Cihhh,diam kau Park Jihyo atau dengan senang hati ku seret lu keluar dari  apartemen gw sekarang.
Satu lagi,gw bukan babu lu" kudengar Jeongyeon menggeram.

"Nah kan.Lu gak dijahatin kan sama dia?" Tanya nya lagi yang ku balas dengan gelengan.

"Kalau lu sampai di jahatin sama dia,bilang sama gw.
Biar gw sendiri yang gampar" ucapnya dengan nada yang begitu serius.

Namun belum sempat gw menjawab, justru telapak tangan Jeongyeon terlebih dahulu mendarat di jidat gadis yang ia panggil 'park Jihyo' tadi.

"Sok-sokan mau gampar,gak gw restu in nagis lu" ucap Jeongyeon lalu meletakan beberapa jenis makanan di meja makan.

Y O OTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang