V

776 106 18
                                    

Kehidupan rumah tangga keduanya bisa dikatakan cukup baik.
Namun dengan karakter Mina yang dingin dan Jeongyeon yang terkesan tak peduli membuat minim interaksi di antara keduanya.

Mereka akan bertemu di malam hari,dan Keesokan paginya,Mina bangun tanpa kehadiran sosok gadis tinggi itu lagi.
Selalu seperti itu.

Pernah terbersit di benak Mina untuk mengikuti Jeongyeon diam-diam namun rencana itu hanyalah sebatas wacana.

Semenjak tidur bersama Jeongyeon,Mina tak lagi membutuhkan obat-obatan yang mampu membuatnya tertidur.

Mina benci mengakui namun elusan di kepalanya yang selalu ia rasakan ketika malam dapat membuat ia selalu terlambat bangun dan tak mendapati Jeongyeon di apartemen.

"yoo jeongyeon,gw mau cur..."

"keluar!"

 ucapan dokter Kim tadi terputus saat sang pemilik ruangan yang hendak ia masuki bersuara.

"kiliar" gerutu Jisoo,atau yang lebih dikenal dengan dokter Kim itu dengan memajukan bibir nya lalu menutup kembali pintu yang dibukanya tadi.

tok tok tok!!

"masuk!"

setelah mendengar seruan dari dalam,Jisoo segera masuk dan menghampiri seseorang yang terlihat sedang mencermati lembar dami lembar dari rekam medis pasiennya.

"apa?" ucap Jeongyeon tanpa mengalihkan pandangan nya dari kertas di tangannya.

"ya elah,suruh duduk dulu kek.Gw engap tau nggak,jarak ruangan gw kesini gak deket ya"

"yang suruh lu kesini siapa gw tanya?" ucap Jeongyeon yang sudah meletakan rekam medis pasien nya.

Ia memutuskan untuk meladeni rekan seprofesinya ini.Lagi pula operasi terakhir hari ini akan dilaksanakan malam nanti.

"kenapa lu? tanya Jeongyeon was-was saat melihat Jisoo tesenyum sangat lebar di hadapannya.

Rekan kerja sekaligus sosok Kakak baginya itu Kini terlihat sangat bahagia,sangat berbeda dengan sosok yang kemarin datang ke ruangan ini dengan wajah di tekuk dan mengeluh bahwa dia baru saja diputuskan.Nah,itulah sebab nya Jeongyeon sedikit was-was sekarang.

"Je,tadi gw liat cewek cantik banget dah suerr,jadi naksir gw"

"gw udah nikah woy"ucap Jeongyeon panik lalu memperlihatkan cincin pernikahannya yang ia jadikan liontin.

"yang naksir sama lo siapa anjirr.Lagipula cewek yang gw maksud tuh rambut panjang blonde,tinggi,mukanya kek bule gitu.Lagian lu udah nikah tapi masih aja punya pacar.Btw hari ini udah ngunjungin pacar lu?"

"oh kirain.Udah,tapi bentar doang tadi"ucap jeongyeon santai.

"sumpah Je,lu orang aneh kedua yang gw temuin dalam hidup gw.Mana ada orang make cincin pernikahannya di leher selain lu" ucap Jisoo geleng-geleng kepala melihat tingkah sahabat yang sudah ia anggap adik itu.

"ya kan lu tau sendiri,gw orangnya kalau make cincin gak pernah bisa awet,pasti ilang mulu.Bisa di cincang gw sama bunda kalau ngilangin cincin ini" ucap Jeongyeon yang mendapat anggukan setuju dari Jisoo.

"eeh iya,btw orang aneh pertama yang lo temuin siapa?" tanya jeongyeon penasaran.

"adek lo noh,si Tzuyu.Dimana mana ni yah orang makan nasi make kerupuk atau nggak emping.Lha dia? makan nasi kok sama cookies. Ajaib memang nih sibling" ucap Jisoo yang ditanggapi kekehan dari jeongyeon.

"oh iya Je,oprasi lo entar malam kan?" tanya Jisoo.

"ia,kenapa?"

"lo bantu-bantu gih di UGD, Jihyo kewalahan tuh" ucap Jisoo yang diangguki oleh Jeongyeon.

"lo gimana?"

"gw ada operasi 25 menit lagi" ucap Jisoo santai setelah melirik jam tangannya.

"terus ngapain lu disini maimunah.Sono siap-siap"ucap jeongyeon seraya menyeter Jisoo keluar dari ruangan nya.



"Aishh sialan" gerutu seorang gadis cantik yang tak lain adalah Mina.

Ia sedikit kesal,pasalnya untuk sekedar mengeringkan rambutnya saja susah dengan keadaan tangan yang mengenakan Finger splint.

siang tadi memang terjadi hal yang kurang mengenakan bagi Mina.

Salah satu lemari penyimpanan di ruangan nya tak sengaja ambruk saat ia mencari beberapa berkas disana yang menyebabkan ia menderita Fraktur tangan  yang mengharuskannya untuk mengenakan finger splint.

Tubuh Mina tersentak saat pintu kamar dibuka dengan tak santai oleh seseorang yang kini sedang menormalkan nafasnya yang memburu.

Tubuhnya mendadak kaku saat merasakan Hair dryer  yang semula berada di tanggannya berpindah pada tangan Jeongyeon. Mina dapat merasakan hair dryer itu mulai mengeringkan rambutnya serta ekor matanya dapat menangkap pemandangan jeongyeon yang kini sibuk mengeringkan rambutnya dari pantulan cermin besar dihadapanya.

Melihat jeongyeon yang begitu serius membuat bayangan kejadian siang tadi berputar dikepalanya.

momen ketika Jari tangannya ditangani oleh seorang dokter bermasker yang sempat mengingatkannya pada sosok Yoo jeongyeon.

"tubuh tinggi,rambut pendek,bahu lebar plus wangi parfum yang sama,siapa dia sebenarnya" batin Mina yang sari tadi tak sinkron antara kata hati dan fikirannya.

pikirannya mengatakan semua itu adalah kebetulan tetapi kata hatinya mengatakan sosok tersebut adalah Jeongyeon nya.

Jeongyeon nya? iya. Mustahil bagi Mina untuk tak merasakan perasaan apapun setelah beberapa lama tinggal seatap dengan gadis tinggi itu,apalagi dengan perlakuan jeongyeon kepadanya yang kerap kali membuat pipi Mina memerah.

"kenapa?" tanya jeongyeon saat mendapati mina yang menatapnnya intense.

"gak" ucap mina cepat lalu segera merebahkan dirinya.

"aish,gila!.Bisa-bisa nya gw kelepasan" gerutu Mina dari dalam selimut.

Mina terus merutuki kebodohannya,hingga tepukan pelan pada bahunya membuatnya seketika tersentak.

"marah-marahnya nanti dulu,sekarang makan malam dulu" 

"gw gak marah-marah" ucap Mina merenggut lalu keluar dari selimut.

"saya yang nyuapin.Tangan kamu gak boleh banyak gerak dulu" ucap jeongyeon seraya menyodorkan sendok yang berisi nasi dan lauk pauk.

"gimana gak melting coba,do'i aja selalu ngebaperin gini" ingin rasanya Mina meneriakan kalimat tersebut,Namun ia masih ingat gengsi.Jadilah ia makan dengan raut wajah kalem andalannya.

Mina tersenyum sendiri sesaat setelah melihat jari tangan nya yang mengenakan Finger split .Ia membayangkan jeongyeon akan memperkakukannya seperti tadi dalam beberapa waktu kedepan hingga jari tangannya sembuh kembali.

Namun senyumannya seketika sirnah saat melihat jam yang kini menunjukan pukul 23:42 dan jeongyeon masih belum memunculkan tanda tanda akan masuk ke kamar.

Mina kembali merenggut.Namun beberapa saat kemudian Mina dapat mendengar langkah kaki yang semakin mendekat membutnya kelimpungan seraya mencoba berpura pura tertidur.

Namun gadis pinguin itu harus kembali menelan kekecewaan saat mengetahui fakta bahwa jeongyeon masuk ke kamar hanya untuk mengambil cas laptopnya yang berada di nakas.

"aish,benar-benar menyebalkan.huftt,aku benar-benar sudah seperti tante-tante yang kurang belaian dari berondong.

Astaga amit amittttt".







































don't forget

VOMENT.

see you next week.

 

Y O OTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang