1

236K 25.1K 1.4K
                                    

Hola👋

Sebelum membaca, alangkah baiknya tekan tombol vote terlebih dahulu😊

Setelah itu?

Selamat membaca😍

¤¤¤

Lioner baru saja memasuki kelas setelah mengantar Jiana ke kelasnya. Diletakannya tas di atas meja lalu duduk di kursi yang biasa dia tempati. Jendar menghampirinya, "Kelas kerasa aneh gak sih?"

"Biasa aja." Jawab Lioner.

"Aneh tau, kayak tenang gitu." Ucap Jendar kembali.

"Tenang salah, ricuh salah." Celetuk Kean.

"Emang lo gak ngerasa aneh? Kayak gak biasa gitu suasananya. Ah, gue baru sadar!" Jendar menjentikkan jari setelah menyadari alasan suasana kelas menjadi lebih tenang dari biasanya.

"Azura belum dateng!" Seru Jendar heboh. Karena tidak biasanya Azura datang siang. Gadis penggila Lioner itu selalu datang pagi-pagi untuk menyambut Lioner di gerbang atau paling tidak, dia akan datang bersama dengan kembarannya meskipun Aziel melakukan itu dengan keterpaksaan.

"Bener juga. Dia gak bareng Ziel? Gak dateng pagi juga buat nyambut Lio." Kean membenarkan pikiran Jendar tentang suasana kelas yang lebih tentram ini. Biasanya di gerbang atau dalam kelas akan ada keributan yang dipicu oleh kecemburuan Azura jika Lio datang bersama Jiana atau kemarahan Azura ketika Ziel meninggalkannya di rumah.

"Kesiangan kali atau ditinggalin Ziel?" Jendar memutar tubuhnya menghadap kakak kembar Azura.

Aziel menggelengkan kepala. "Dia gak pulang ke rumah sejak hari itu."

"Hah?" Ucap Jendar dan Kean kompak. Raut wajah mereka juga sama-sama bingung. Sedangkan Dio dan Biru masih berwajah tanpa ekspresi melirik Aziel ketika dia mengatakan hal tersebut. Lioner sendiri terdiam entah karena apa.

"Azura gak pulang dari kapan?" Tanya Jendar kurang paham.

"Waktu ngadain pesta sabtu kemarin, setelah Lio nganter Zura pulang, kata bi Sumi dia gak pernah pulang malem itu." Ujar Aziel kalem. Meskipun dia sedikit merasa tak nyaman saat mengetahui adiknya tidak pernah sampai rumah malam itu, tetapi Aziel mencoba tenang karena dia yakin Azura pasti bersama dengan ayah atau ibunya. Melihat bagaimana ayahnya pulang ke rumah kemarin tanpa mengabari padahal setahunya, ayahnya sedang ada urusan diluar kota. Setelah memukulnya, ayahnya itu pergi lagi. Aziel tak mengerti juga tak tahu apa yang gadis itu ucapkan hingga sang ayah memukulnya begitu.

"Dan lo gak keliatan khawatir." Itu bukan pertanyaan. Biru memberinya pernyataan.

Aziel akhirnya mengangkat wajah setelah dari tadi dia benamkan dalam lipatan tangan. Semua temannya terkejut melihat memar pada rahang dan bekas luka sobekan kecil di sudut bibir milik Aziel.

"Sekolah tetangga nyari ribut lagi?" Pertanyaan pertama dilontarkan oleh Lioner setelah melihat kondisi wajah Aziel.

"Bukan. Ini ulah bokap." Jawab Aziel.

"Hah? Bokap lo mukulin lo?" Tanya Jendar memastikan. Dari yang dia tahu, ayah Aziel merupakan yang paling baik dan sangat memanjakan anak-anaknya. Mustahil memukuli Aziel.

"Karena dia." Raut wajah Aziel menggelap saat menekankan kata 'dia'

"Zura pasti ngaduin yang berlebihan ke bokap lo. Mangkanya lo dipukul begitu." Ujar Kean. Terselip nada tidak suka saat menyebut nama gadis yang selalu mengejar Lioner itu.

Anagapesis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang