Hola👋
Sebelum membaca, alangkah baiknya tekan tombol vote terlebih dahulu😊
Setelah itu?
Selamat membaca😍
¤¤¤
Orion menghentikan gerakan tangannya. Mengintip sejenak ke dalam ruangan Azura, kemudian dia memutuskan untuk menutup pintu kembali. Orion memilih berjalan ke arah ruangan kakaknya. Sampai di sana ternyata kakaknya tidak ada, mungkin masih harus memeriksa pasien.
Orion menghelakan napasnya lelah, "Huuhh..."
Tadi, dia melihat Azura tersenyum begitu lebar. Senyuman yang berbeda dari biasanya. Bukan senyum terpaksa atau senyum pura-pura baik, tetapi benar-benar senyuman tulus yang amat jarang dia lihat. Memang betul mereka berdua belum lama mengenal, namun rasanya kedekatan antara Orion dan Azura sudah lebih dari orang-orang yang berteman sejak kecil. Terakhir kali dia melihat senyuman itu ketika Azura mulai menerima kehadirannya. Siapa bilang mereka berdua langsung dekat? Tidak. Butuh waktu untuk Orion meyakinkan Azura bahwa dirinya tidak seperti orang-orang buruk dalam pikirannya.
Orion memejamkan matanya, mencoba mengingat pertama kali dia bertemu Azura. Saat itu, malam sudah cukup larut, dalam perjalanan pulang dia mengendarai mobilnya melewati jalan yang sepi. Mungkin karena itu wilayah vila pribadi jadi jarang ada kendaraan yang lewat apalagi di malam hari. Orion bersama olivia dan Kaysen ingin bergabung dalam kumpul keluarga yang diadakan pada hari itu, namun dia harus menunggu Olivia pulang kerja dan Kaysen pulang les, jadi mereka bertiga baru bisa datang ketika malam hari.
Matanya menyipit, memperhatikan lebih fokus jalan di depannya. Seperti ada seseorang yang tengah berlari dengan kaki terpincang-pincang dan tubuh sempoyongan. Wajahnya tidak bisa terlihat karena tertutup oleh rambut. Seketika bulu kuduk Orion berdiri. "KAK! ITU APAAN, KAK?!" Orion berteriak panik sambil menunjuk ke sosok yang dia lihat.
"ANJIR ANJIR ANJIR PERTAMA KALI LIAT KUNTI!" Orion pikir dia melihat hantu pada hari itu. Mobil yang dia kendarai melemah seiring sosok itu berlari mendekat.
"Bukan, Rion! Sembarangan kalo ngomong!" Olivia memukul tangan Orion kencang. Dia juga ikut memperhatikan lebih jelas seseorang yang ditunjuk adiknya itu.
"Apa lagi kalo bukan kunti?!" Orion masih tetap yakin bahwa yang dilihatnya adalah hantu. Mengumpat dalam hati karena siang hari tadi dia baru saja menonton film horor bersama teman-temannya.
"Hantu mana ada yang pake baju crop top gitu? Lo pikir hantu ikut globalisasi juga?" Kaysen memutar bola matanya dengan malas. Kenapa orang bodoh ini menjadi sepupunya?
"Oh? Ya.. Iya juga.." Gumam Orion.
"Berhenti! Berhenti! Dia kayak lagi dikejar sesuatu." Olivia memerintahkan Orion untuk menghentikan mobilnya. Kemudian dia keluar dari mobil secara tergesa-gesa. Kaysen dan Orion juga ikut keluar, ingin tahu apa yang terjadi.
Semakin dekat orang itu, Orion bisa melihat lebih jelas kondisi perempuan itu. Dia bertelanjang kaki, karena itu ada banyak luka di telapak kaki dan sekitaran lutut. Bajunya sudah koyak seperti disobek paksa, celananya tidak dipasang dengan baik, Orion segera memalingkan wajahnya.
Perempuan itu terjatuh di atas aspal. Olivia dan Kaysen segera menghampirinya. Orion datang terakhir. Ternyata kondisi wajahnya lebih parah. Ada banyak lebam bekas pukulan dan tamparan, bibirnya sobek dan matanya sembab penuh air mata. Perempuan itu masih berusaha mengeluarkan suaranya meskipun terdengar sangat lirih, "T-tolong.. Tolongg.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Anagapesis
Teen Fiction"Di dunia ini gak dijual obat untuk sembuhin penyesalan. Jadi rasa itu akan terus ngebayangin lo sampai mati."