Hola👋
Sebelum membaca alangkah baiknya tekan tombol vote terlebih dahulu😊
Setelah itu?
Silahkan membaca😍
¤¤¤
Aziel pergi ke sekolah dengan perasaan jengkel. Dia kesal pada Azura juga ibunya. Apa-apaan mereka? Azura yang playing victim membuat Aziel terlihat buruk di mata ibunya. Dan ibunya sendiri selalu saja membela adik manjanya itu.
"Sialan! Pake telpon papah segala, lebay banget!" Gerutu Aziel ditengah jalan menuju kelasnya.
"Mamah juga sama aja! Anaknya manja bukannya didisiplinin malah dibelain, makin aja bertingkah si Zura itu!" Aziel mencengkram erat tali tas sekolahnya untuk melampiaskan emosi.
Brak
Dengan tidak santai dia melempar tas ke atas meja lalu duduk di kursinya.
"Pagi-pagi udah ngegas aja," Ujar Jendar. Laki-laki itu mendekati meja Aziel lalu mencolek sedikit bahu Aziel. "Kenapa tuh muka? Sepet banget."
"Gue kesel, anjir! Si Zura makin kesini makin nyebelin! Tadi gue kena marah lagi sama nyokap." Wajah Aziel merengut tak suka saat mengatakan hal itu.
Mendengar nama Azura memancing Kean untuk ikut berpartisipasi dalam percakapan. "Kenapa lagi si nenek lampir?"
"Gue cuma kepo kenapa dia gak pake seragam, ya gue tanya dia kagak sekolah? Eh malah ngamuk."
Jendar tertawa. "Azura kayaknya sensitif banget sekarang kalo tentang lo."
"Lebay banget! Gue yakin dia emang sengaja gitu biar lo dimarahin nyokap." Kean memanasi Aziel. Pada dasarnya dia memang selalu melihat segalanya tentang Azura itu negatif, jadi Aziel sudah tidak asing lagi mendengarnya mengatakan ini.
Jika Jendar dan Kean fokus kepada cerita Aziel yang gondok kepada Azura, lain halnya dengan Lioner. "Kenapa Azura gak pake seragam?"
Aziel menoleh ke arah Lioner. "Itu alesannya gue nanya ke Zura, tapi dia malah ngamuk sebelum jawab pertanyaan gue. Sialan!"
Lioner memikirkan alasan Azura tidak memakai seragam pagi ini. Mungkinkah dia tidak berniat pergi ke sekolah? Tapi kenapa?
Rasa penasaran Lioner tidak hilang meskipun pada saat istirahat pertama tiba-tiba Azura masuk ke dalam kelas lengkap memakai seragam sekolah dan membawa tas. Orang-orang di kelas tentu merasa bingung dengan kedatangan Azura yang sangat amat terlambat. Biasanya murid yang terlambat tidak diperkenankan untuk masuk ke dalam kelas sebelum mendapat hukuman tetapi melihat Azura yang datang saat istirahat, terlalu tidak mungkin untuk mengatakan dia terlambat.
"Baru dateng sekarang? Gak dimarahin guru piket?" Jendar menghampiri meja Azura dan bertanya. Tetapi Azura lagi-lagi mengabaikan dirinya.
Jendar mengusap dadanya dua kali. "Gapapa, gue sabar dan istiqomah."
Lioner menatap Azura di depan sana, dia tidak bisa menahan dirinya untuk tidak menghampiri Azura dan bertanya padanya "Kenapa baru ke sekolah jam segini?"
"....."
Lioner menatap Azura datar. "Gak punya mulut?"
"....."
"Jawab pertanyaan gue!"
Lioner geram karena diabaikan oleh Azura. Sementara orang-orang di kelas sudah memfokuskan pandangan pada mereka berdua. Memang langka melihat Lioner menghampiri Azura terlebih dahulu karena biasanya Azura lah yang mendatangi Lioner.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anagapesis
Teen Fiction"Di dunia ini gak dijual obat untuk sembuhin penyesalan. Jadi rasa itu akan terus ngebayangin lo sampai mati."