8

1.5K 278 23
                                    

Masih belum keluar?

Pertanyaan itu yang pertama kali keluar dipikiran Dery waktu liat pintu apartemen Haechan yang masih tertutup rapat.

Semenjak tragedi gumpalan daging menangis kemarin, ia tidak ada bertemu dengan Haechan lagi setelah si gumpalan daging pulang dari apartemennya. Ia juga tidak pernah bertemu di kampus, parkiran, lorong apartemen ataupun supermarket langganan mereka.

Dan itu sudah terhitung delapan hari dengan hari ini.

"Masih hidup nggak ya? Apa gue ketok aja kali ya?"

Rasanya aneh juga kalau ia tidak bertengkar dan adu mulut dengan manusia menyebalkan itu.

"Pagi kak." Sapaan ringan dari Jeno berhasil membuyarkan lamunannya.

"Pagi Jen—" Hendery memelototkan matanya, kaget. "—JENO?!"

Hendery kaget. Jeno lebih kaget lagi.

Kenapa seniornya ini seperti orang yang habis melihat hantu saja. Memangnya Jeno semenyeramkan itu?

"Lo kok di sini sih anjir?"

"..."

"Ngapain?"

"..."

"Ada perlu apa lagi jen?"

"A—"

"Bukannya udah selesai ya?" Hendery membombardir Jeno dengan pertanyaannya.

Hendery masih ingat dengan jelas kondisi Haechan setelah menangis seharian di apartemennya, ia tidak mau lagi ya kalau harus mengurusi si gumpalan daging yang sedang galau itu.

"Apanya yang udah selesai?"

"Itu—" Tangannya nunjuk ke arah pintu apartemen Haechan, "Lo sama si bantet."

Jeno natap hendery bingung. Hendery balik natap Jeno dengan tatapan bingung.

"Selesai sama Haechan?" Tanya Jeno balik.

Hendery melangkah mantap ke depan Jeno, berdiri di depan pintu apartemen Haechan lalu merentangkan kedua tangannya. Memberi gestur agar Jeno tidak masuk.

"Lo gak boleh masuk." Ucapnya tegas.

Jeno makin bingung sama senior di depannya ini. Ia salah makan atau kenapa?

"Gue nggak tau masalah lo sama si bantet itu apa, tapi please jen, jangan ketemu dulu sama dia sekarang. Kalau lo ketemu sama dia sekarang, yang ada dia malah tambah sedih sama sakit hati. Lo sendiri emangnya masih punya muka buat ketemu sama Haechan setelah bikin dia nangis-nangis kayak orang kesurupan gitu?"

Loading...

Jeno masih mencerna ocehan manusia di depannya. Rasanya ada yang mengganjal di telinganya tadi. Apa katanya? Putus.

Bentar-bentar, seingat Jeno, ia dan Haechan tidak pernah—

"—putus?"

Hendery menganggukan kepalanya dengan yakin.

"Gue sama Haechan nggak putus kak."

"Ha?!" Rahang Hendery sudah jatuh ke bawah dengan memasang ekspresi bodohnya.

"Tapi kemarin dia bilang dia abis putus sama pacarnya." Seru Hendery tidak mau kalah.

Rasanya Jeno ingin tertawa keras-keras melihat ekspresi kebingungan —bodoh— milik seniornya.

"Iya. Dia habis putus. Tapi pacarnya bukan gue, kak." Akhirnya tawa Jeno pecah juga. Tidak bisa menahan diri untuk tidak tertawa.

Ya Tuhan.

Rasanya Hendery mau pindah ke Mars saja.

T•b•C


Hayooo
Mantan Haechan siapa hayoo hihihi

Rich [Hendery × Haechan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang