Dengan setengah mati Hendery membawa tetangganya yang sedang menangis itu buat balik ke apartemennya. Soalnya gimana ya, mereka diliatin terus sama pengunjung minimarket dan pejalan kaki yang lewat.
Sampe tadi ada yang datengin mereka terus bilang gini. 'Dek, kenapa? Pacarnya 2 garis biru ya?'
Awalnya dery loading. 2 garis biru apaan? Tapi setelah sadar dia langsung mengumpat dalam hati. Yakali haechan hamil gara-gara dia. Sinting.
Slebew-slebew sama haechan aja nggak pernah.
Makanya, Hendery cepet-cepet bawa haechan pergi dari sana, sebelum ada yang nanyain macem-macem lagi ke dia.
Dia ngebuka pintu apartemen dengan satu tangannya yang ngebawa belanjaan dia tadi. Sedangkan satu tangannya lagi buat nahan posisi haechan di gendongan dia.
Dari supermarket sampe apartemennya, haechan di gendong sama Hendery. Gumpalan daging tadi nggak mau jalan sendiri, bikin Hendery yang belum makan dari siang jadi kehabisan tenaga.
"Anjir chan, badan lo kecil tapi berat banget." Dumelnya sambil jatuhin haechan ke sofa. Menghasilkan suara jatuh yang nyaring. Hendery sengaja jatuhin Haechan dengan nggak santai.
Kalau Haechan biasanya habis digituin bakal marah-marah, mengumpat atau memukul Hendery kencang. Tapi kali ini nggak. Ini bukan Haechan yang biasanya.
Buktinya dia diem aja. Setelah menggelinding dari sofa —akibat Hendery jatuhin dia dengan tidak santainya— Haechan tetap memilih diam dan berada di posisi tengkurap di atas lantai.
'Ni anak masih punya motivasi buat hidup kan?' pikir Hendery.
Dia sedikit meringis ngeliat keadaan Haechan. Semoga aja hidung si gumpalan daging nggak berdarah akibat benturan keras dengan lantai.
"Chan? Lo kenapa sih anjir?" Hendery kembali buka suara.
Tangannya sudah berkacak pinggang, menatap keadaan menyedihkan Haechan di sana.
"Chan!"
"..."
"Haechan!"
"..."
"LEE HAECHAN!" Hendery meninggikan suaranya. Namun masih tak ada respon dari makhluk di depannya.
Keadaan hening.
Ruangan itu hanya diisi oleh suara jarum jam milik hendery.
Hendery menarik nafas dalam, lalu menghembuskannya perlahan. Ia sedikit merasa bersalah karena sudah meninggikan suaranya.
Dengan langkah pasti ia mendekati haechan, lalu berjongkok di depannya. Dengan pelan ia membalik posisi Haechan yang masih sesenggukan menjadi terlentang, memperlihatkan wajah sembab dengan hidung yang memerahnya.
Ia menyelipkan kedua tangannya dibawah tubuh Haechan yang lebih mungil. Tangan kanan di antara kepala dan leher, sedangkan tangan kirinya di bawah lutut.
Dengan perlahan Hendery mulai berdiri. Kini ia sudah menggendong Haechan dengan posisi bridal.
"Peluk leher gue." Ucapnya pelan, sebelum mulai mengubah posisi Haechan secara perlahan —menghadap ke arah Hendery. Haechan menurut saja karena ia sudah tidak punya tenaga untuk membantah, ia mulai melingkarkan tangannya di leher yang lebih tua.
Hendery meletakkan tangan untuk menopang punggung juga bokong Haechan. Membuat ia dan haechan seperti berada dalam posisi berpelukan. Seperti koala.
Awalnya ia kaget ketika Haechan menenggelamkan wajahnya di perpotongan lehernya dan memeluknya makin erat. Hendery mulai mengayunkan gendongannya perlahan serta menepuk pelan.
"Kata nenek gue, bayi kalau nangis harus digendong sambil diayun kayak gini. Biar bayinya cepet tenang." Jelasnya.
"Tapi gue bukan bayi." Sahut haechan dengan suara paraunya yang teredam karena ia masih menyembunyikan wajahnya di leher Hendery.
Mendengar itu Hendery jadi tertawa sendiri, tidak terlalu nyaring seperti biasanya tapi cukup untuk menghidupkan keheningan yang tadi sempat tercipta.
"Buat gue lo masih bayi." Tangan besarnya mengusak rambut belakang Haechan.
"Dasar bayi cengeng."
T•B•C
LONG TIME NO SEEEEE~
Beberapa bulan ini lagi sibuk sama rl, jadi jarang banget buka wattpad :'(
Huhuhuhu ternyata udah lama banget ya cerita ini nggak up (。•́︿•̀。)
Kaget campur seneng banget waktu tau ternyata banyak yang nungguin cerita ini up :'
Makasih banyak ya udah mau nungguin ceritanya up 😭
I lop yu ol~
KAMU SEDANG MEMBACA
Rich [Hendery × Haechan]
Fanfiction"Chan, tipe cowok idaman lo yang kayak gimana?" "Nggak muluk-muluk sih, yang penting doi ganteng biar bisa gue pamerin di Instagram dan satu hal lagi yang paling penting.." "??" "Harus kaya."