6

3.9K 575 125
                                    

Haechan lagi nongkrong bareng kedua sahabatnya di cafe deket kampus mereka. Suara tawa ketiganya memenuhi ruangan, sebelum akhirnya terdengar notifikasi khusus dari ponsel haechan.

"Bentar guyss.." Ucapnya diselingi tawa.

Dibukanya pesan dari seseorang yang diberinya nama '❤', seketika tawanya terhenti. Haechan menatap ponselnya nanar, membuat jaemin dan renjun kebingungan.

"Chan, are you okay?" Tanya jaemin.

Haechan mencoba menelpon seseorang di seberang sana namun tidak ada jawaban. Haechan juga mengirimkan banyak pesan untuknya.

"What's wrong?" Timpal Renjun melihat haechan seperti orang cemas— putus asa "Ada masalah?"

Haechan menatap kedua temannya dengan kedua mata yang berkaca-kaca, tanpa bicara lagi, jaemin dan renjun segera menghampiri haechan dan memberinya sebuah pelukan.

Mungkin bukan saat yang tepat untuk menanyakan apa yang terjadi pada haechan sekarang.

•°•°•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•°•°•

Hendery berjalan dengan santainya menuju sebuah minimarket. Rencananya dia mau beli beberapa snack, mie dan juga minuman ringan. Lucas, temannya yang punya badan mirip kingkong itu mau menginap malam ini di apartemennya, bukan hanya Lucas, tapi xiaojun dan woojin juga.

"Terimakasih bibi." Ucapnya setelah menerima belanjaannya.

Ketika keluar dari minimarket, ia baru menyadari keberadaan suatu gumpalan daging di ujung meja yang disediakan oleh minimarket tersebut.

Dengan pelan ia menghampiri seseorang yang sedang menenggelamkan wajahnya di lipatan tangan.

"Anjir..." Ucapnya speechless ketika melihat 5 cup samyang yang sudah kosong di hadapannya, dan masih ada 1 cup lagi yang isinya sisa setengah.

"Mas? Dek? Halo?? Nggak pingsan kan??" Tanyanya namun tidak ada jawaban.

"Jangan-jangan pingsan lagi." Gumamnya khawatir.

Samar-samar ia mendengar suara isak tangis, dan baru ia sadari jika bahu pemuda di depannya sedikit bergetar.

"Loh? Dek? Kak? Pak?" Panggilnya lagi, tangannya sedikit mengguncang tubuh di depannya, "Kenapa? Uangnya nggak cukup buat bayar samyangnya atau gimana??"

"Berisik.." Akhirnya gumpalan daging di depannya bersuara dengan suara yang terdengar serak.

"Haechan??" Tanyanya memastikan ketika mendengar suara yang ia yakini milik tetangga menyebalkannya.

Haechan mendongakkan kepalanya, menatap hendery dengan mata sembabnya.

"Lo kenapa nangis di depan minimarket anjir??!" Ucap hendery ketika melihat keadaan haechan yang kacau. Jejak air mata masih terlihat jelas di kedua pipi bakpao haechan.

"Gue kepedesan. Lo gak liat." Jawabnya sambil menunjuk ke arah cup-cup samyang di depannya.

"Terus kenapa gak beli minum anjir?!" Tanya hendery kesal. Kalau kepedesan itu minum, bukannya nangis, pikirnya.

Hendery mengeluarkan sekaleng soda yang tadi dibelinya, "Gue gak ada uang lebih buat beli susu pisang, kalau mau lo minum aja."

Haechan menatap hendery ragu sebelum akhirnya ngambil soda yang di kasih hendery. "Makasih." Ucapnya yang masih sedikit sesenggukan.

"Emangnya sepedes itu sampe lo nangis banget?" Anggukan hendery Terima sebagai jawaban, "Ah tapi wajar sih, lo makannya sebanyak ini chan, makanya kepedesan sampe nangis-nangis kayak orang habis diputusin. Lagian ya, kalau kepedesan tuh minum, bukannya nangis. Siap-siap dah lo habis ini diare hahahahaha—"

"Huaaaaaa! Henderyyyyyyyyyyyy!"

"Eh chan?! Jangan nangis!" Serunya panik ketika tangis haechan terdengar makin nyaring, pengunjung supermarket melihat ke arah mereka.

Kenapa ia jadi terlihat seperti seorang lelaki yang menyakiti kekasihnya sampai-sampai ia menangis pilu seperti sekarang.

Sial!

°•°•°

Haiiiiii... Apa kabar semuanya??

Masih inget sama cerita ini??

Maaf ya updatenya lama banget 🤒

Anw, yang punya twitter, mutualan hayuk 👉🏻👈🏻 @.kyunpmin . Ayo mutualan dengan jodoh doyounggg xixixixi 😻

See youuu gaessss 😻


Rich [Hendery × Haechan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang