(VI)Teman baru

6 5 0
                                    

---NABUMI---


Matahari bersinar begitu cukup terik hari ini, membuat siapa saja ayang berada dibawahnya pasti menyipit karena begitu terlampau silau dan panas. Laskara turun dari motor Sadewa, kemudian ditariknya segera menuju kantin Fakultas Teknik agar Laskara tidak terlalu lama terpapar teriknya matahari.

Setelah pembicaraan Sadewa bersama teman-temannya di Dream malam itu, Sadewa menyusun rencana agar Laskara selalu ada bersamanya. Sadewa jadi lebih sering antar jemput Laskara ditengah jadwalnya yang padat. Jika break rapat, Sadewa akan mencari Laskara untuk menemuinya meski hanya sebentar. Laskara sempat dibuat bingung, karena mendapati pemuda itu yang terus mengikutinya. Ini seperti bukan Sadewa yang sebelum-sebelumnya, tapi itu hal yang lucu, melihat kelakuan Sadewa seperti anak yang tidak ingin kehilangan ibunya.

Laskara telah selesai mengedarkan pandangan dan memperhatikan kantin ini. Cukup banyak sekali pengunjung yang datang, ia bahkan kesulitan mencari tempat Radea dan teman-teman Sadewa berada. Ruangan yang didominasi warna putih itu kini didominasi oleh mahasiswa yang datang untuk mengisi perut mereka.

Setelah beberapa saat, Laskara mendapati Lastra dan Radea yang melaimbaikan tangan dengan Gerakan tidak sabar, sepertinya mereka sudah melihat atensi Laskara dan Sadewa sejak tadi. Sadewa menggenggam tangan gadis itu dengan erat, seperti tidak ingin kehilangan Laskara ditengah banyaknya orang yang berlalu Lalang. Tubuh Laskara yang terlampau mungin, ia sembunyikan dibalik perawakan tegapnya.

"Kar duduk sebelah gue," Radea menepuk kursi disisi kirinya yang masih kosong. Laskara hendak menghampirinya namun urung karena Sadewa menarik tangan mereka yang masih tertaut."Kamu sama aku aja Kar, duduk sini"

Radea cemberut, gadis itu menatap penuh permusuhan pada Sadewa "Posesif lo!"

Tak mengindahkan ucapan Radea, Sadewa menggeser tempat duduk untuk Laskara. Kini Laskara duduk diapit oleh Sadewa disebelah kanan dan Nakula disisi kirinya.

"Tra, pesenan gue mana?" Tanya Sadewa.

"Noh!" Lastra menyodorkan dua piring siomay, satu Minuman varian Machan dan jus kesukaan Laskara.

"Makan Kar" Ucap Sadewa yang menggeser satu piring siomay dan jus ke hadapan Laskara. Sorot mata Laskara menjadi berbinar-binar, senang karena Sadewa tidak pernah melupakan makanan dan minuman kesukaannya. "Makasih Wa."

Sadewa hanya tersenyum sebagai Respon

"Omonng-omong, Nan, si Lingga mana ? kok nggak ad—"

"Dewajing. REYNAN, nama gue REYNAN" potong Reynanda pedas. Mereka semua yang mendengar hanya terkekeh, pemuda yang tidak ingin disebut'Nanda' itu terlihat masam.

"Iya maaf keceplosan" Ucap Sadewa datar.

"Ck, dah gue ingetin dari zaman embrio padahal—Lingga lagi nganter dulu mahasiswa baru ke perpus. Dia kayanya masih butuh beberapa buku referensi" Jelas Reynanda. Pemuda itu kembali mengalihkan perhatiannya pada semangkuk bakso yang sedari tadi ia makan.

"Maba di kelas Lo?" Reynanda mengangguk, kemudian berucap, " Iya. Mereke bentar lagi juga kesini kayanya."

Sadewa tak menjawab lagi, pemuda itu hanya mengangguk sebagai respon, kemudian menyuapkan siomay kedalam mulutnya. Diam-diam Laskara memperhatikan, ia melihat hidung Sadewa yang begitu mancung, serta alis tebal yang menekuk dibagian ujungnya. Bulu mata Sadewa juga lentik, meski tidak selentik Nakula. Kulit pemuda itu seputih susu dengan rahang tegas yang membuat wajahnya menjadi simetris. Sadewa itu mendekati kearah sempurna menurutnya.

Nabumi | ft NCT [SEGERA DIBUKUKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang